Selasa, 9 September 2025

Hari Ibu, Ini Alasan Pentingnya Perencanaan Keluarga Bagi Pasangan Muda

Jika jarak usia kehamilan, jumlah anak dan waktu kehamilan tidak direncanakan sebelumnya, maka dapat timbul berbagai konsekuensi yang merugikan

Penulis: Choirul Arifin
Ist
Ilustrasi ibu hamil pasangan muda 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merayakan Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, tema perencanaan keluarga menjadi sangat relevan terutama bagi ibu-ibu yang baru melahirkan.

Pembahasan mengenai perencanaan keluarga idealnya dilakukan setiap pasangan sejak awal pernikahan dengan terbuka, saling menghormati dan tanpa paksaan.

Jika jarak usia kehamilan, jumlah anak dan waktu kehamilan tidak direncanakan sebelumnya, maka dapat timbul berbagai konsekuensi yang merugikan baik bagi orang tua maupun anak yang dilahirkan.

Antara lain, tidak siapnya orang tua secara fisik, finansial, mental maupun kurangnya wawasan yang tepat, terkait pola asuh dan tumbuh kembang anak yang ideal.

Menurut penelitian dari Universitas Harvard, perempuan yang melahirkan dengan jarak waktu berdekatan dapat merugikan dirinya sendiri dan anaknya.

Dokter Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Department of Bayer Pharmaceutical mengatakan, Ibu yang mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, memiliki resiko konsekuensi negatif seperti komplikasi saat kehamilan maupun melahirkan, perawatan kehamilan yang tertunda, kehamilan prematur, bahkan gangguan pada mental.

Karena itu, kondisi seorang Ibu menjadi sangat penting untuk diperhatikan agar Ia bisa memberikan pengasuhan yang terbaik bagi anaknya.

Baca juga: Waspada, Ibu Hamil dengan Diabetes Berisiko Keguguran 

Berbagai penelitian yang dilakukan lembaga riset gizi dan kesehatan di dunia juga menyebut kurang gizi, penyakit kronis, perkembangan otak dan beberapa indikator kualitas hidup lainnya, ditentukan oleh kualitas "1000 Hari Pertama Kehidupan Anak".

Pola pengasuhan dan gizi anak dalam periode ini memiliki dampak besar pada perkembangan mereka, yang jika tidak diperhatikan, dapat membawa efek negatif bagi anak yang tidak dapat dikoreksi di kemudian hari.

Permasalahan lain dari kurangnya perencanaan keluarga adalah keterbatasan pemahaman di masyarakat akan perubahan yang dialami oleh Ibu saat masa kehamilan dan paska-melahirkan, yang turut berkontrIbusi dalam menentukan kualitas periode emas anak.

Dalam masa ini, tubuh seorang Ibu mengalami serangkaian perubahan baik fisik dan emosional yang signifikan, yang melibatkan area genital, sistem reproduksi, hormonal serta perubahan fisik lainnya.

Selain itu, yang turut menjadi sorotan dalam periode ini adalah isu kesehatan mental Ibu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 10 persen wanita hamil dan 13 persen wanita yang baru saja melahirkan di dunia, mengalami gangguan mental dalam periode ini, terutama depresi.

Persentase ini bahkan lebih tinggi di negara berkembang, yang mencapai 15,6 persen selama kehamilan dan 19,8 persen setelah persalinan.

Karena itu, Ibu yang berada dalam masa ini, harus mendapat perawatan dan dukungan yang memadai agar bisa fokus dan sepenuh hati memberikan yang terbaik bagi pertumbuhan anak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan