Minggu, 7 September 2025

Anak Bawah 15 Tahun Rentan Alami Keparahan Hingga Kematian Saat Terinfeksi DBD

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO laporkan 50 sampai 100 juta kasus infeksi demam berdarah dangue (DBD) terjadi setiap tahunnya.

Kolase Freepik/Pixabay
Ilustrasi vaksin demam berdarah 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO laporkan 50 sampai 100 juta kasus infeksi demam berdarah dangue (DBD) terjadi setiap tahunnya.

Anak menjadi salah satu kelompok yang rentan alami keparahan hingga kematian.

Hal ini diungkapkan oleh Bidang Advokasi lembaga Pemerintah PB IDI & Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Penyakit Tropik Infeksi Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD., K.PTI., FINASIM.

"Mayoritas kematian, terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun," ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (28/2/2024).

Lebih lanjut, dr Lardo ungkap kenapa anak menjadi kelompok yang rentan.

Ini dikarenakan sistem imunitas anak belum tumbuh secara maksimal.

"Pada anak itu harus lebih concern melihat masalah DBD. Sistem imunitas belum tumbuh maksimal," tambahnya

Kedua, anak sering kali dibawa dalam situasi kesakitan yang sudah lanjut.

Sebagian orangtua belum memahami soal fase DBD.

Orang tua perlu melihat tiga tahap dari fase DBD.

Pertama fase demam (febrile phase). Pasien akan mengalami demam tinggi hingga 40ºC yang berlangsung selama 2–7 hari.

Kedua, fase kritis (critical phase)

Setelah melewati fase demam, banyak pasien DBD merasa dirinya telah sembuh karena suhu tubuhnya mulai turun.

Padahal, ini justru fase demam berdarah yang paling berbahaya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan