Senin, 25 Agustus 2025

Punya Keluhan pada Tulang Belakang, Ini Kondisi Medis yang Memerlukan Pemeriksaan MRI

Dengan memanfaatkan magnet besar dan gelombang radio frekuensi, MRI bisa menghasilkan gambar rinci organ dan jaringan tubuh.

Editor: Sanusi
Rina Ayu
PEMERIKSAAN MRI 1,5 Tesla - Talk Show Bincang Sehat dari para ahli yang akan berbagi pengetahuan tentang pemeriksaan MRI di RS Jakarta yang disampaikan dr. Bono Noorwijayanto, Sp.Rad pada Kamis (27/2/2025). MRI mumpuni ini mampu mendiagnosis berbagai kondisi medis seperti Saraf Kejepit (Hernia Nukleus Pulposus / HNP), Robekan Ligamen, dan Tendon pada Lutut, Ankle, Bahu, bahkan organ dalam seperti Sistem Peredaran darah pada Otak, Sistem Saluran Empedu, dan Organ dalam yang penting lainnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Punya keluhan gangguan tulang belakang, berikut ini kondisi medis yang memerlukan pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI), teknologi pencitraan medis yang dapat mendeteksi berbagai penyakit.

Dengan memanfaatkan magnet besar dan gelombang radio frekuensi, MRI bisa menghasilkan gambar rinci organ dan jaringan tubuh.

Pertama adalah nyeri pinggang.

Baca juga: Pindaian MRI temukan pasien Covid panjang lebih mungkin alami kerusakan organ

Dokter Spesialis Bedah Saraf yaitu Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, Subspes. N-TB, SpKP, AAK menyebutkan, jika seseorang mengalami nyeri pinggang yang berlangsung lama di atas 4 minggu walaupun sudah diberi obat namun nyeri masih dirasakan.

Maka segeralah melakukan MRI.

Hal yang sama bisa dilakukan saat mengalami nyeri leher.

“Kalau di atas 4 minggu, tidak hilang-hilang, walaupun sudah minum obat atau dikasih dokter obat ya, tapi nggak hilang-hilang. Itu sudah waktunya MRI,” ujar dia saat ditemui awak media di RS Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Kedua, nyeri yang menjalar ke kaki

Ada nyeri pinggang atau tidak, namun nyeri tersebut menjalar ke kaki.

“Kakinya diangkat sedikit sakit, atau digerakkan sedikit sakit, atau tanpa digerakkan pun nyeri. Jika itu muncul, sebaiknya segera MRI,” kata dokter yang aktif praktik di Jakarta Sigma Brain and Spine Center Rumah Sakit Jakarta ini.

Ia menuturkan, secara teknis, dokter akan meminta pasien melakukan pemeriksaan MRI saat menunjukkan gejala.

Namun, MRI juga bisa dilakukan saat seseorang melakukan medical check-up, pasien ingin tahu kesehatannya seperti apa. Secara medis itu boleh, bukan dokter yang memerintahkan.

“Pasiennya memang ingin tahu, karena di lapangan juga sering kali ketemu ada pasien MCU, datang ke dokter, karena ditemukan gangguan kesehatan seperti saraf kejepit setelah mengikuti medical check-up,” ujar dia.

Di kesempatan yang sama, Rumah Sakit Jakarta memperkenalkan alat diagnostik MRI 1,5 Tesla dengan seri termutakhir.

MRI seri ini memberikan gambaran yang lebih detail dan akurat mengenai kondisi tubuh pasien.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan