Tidak Bisa Sembarangan, Ini Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Suntik Botox
Masyarakat seringkali keliru mengira tindakan Botox bisa langsung dilakukan saat muncul kerutan atau masalah kulit lainnya
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Popularitas Botulinum Toxin atau yang lebih dikenal sebagai Botox kini makin meluas di kalangan masyarakat.
Namun, sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini, ada sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan.
Mulai dari proses konsultasi medis hingga memahami area-area yang umum menjadi sasaran injeksi, semua perlu dipertimbangkan secara matang agar hasilnya aman dan optimal.
Dokter Estetika dan Anti Aging, dr Magdalena Mercyana Tjahyanto M Biomed (AAM), menjelaskan bahwa masyarakat seringkali keliru mengira tindakan Botox bisa langsung dilakukan saat muncul kerutan atau masalah kulit lainnya.
“Perlu dilakukan konsultasi dulu sebelum tindakan. Dari situ kita bisa pastikan apakah benar masalah yang dialami itu tepat ditangani dengan botulinum toxin, atau justru perlu solusi lain,” jelas dr. Magdalena dalam acara live streaming Beauty Health di kanal YouTube Tribun Health, Selasa (11/6/2025).
Lebih lanjut, Magdalena menyebut bahwa tidak ada batasan usia tertentu untuk melakukan suntik botulinum toxin.
Baca juga: Lisa Mariana Perawatan Botox & Filler Wajah setelah Fisiknya Dihujat, Respons Warganet Tak Berubah
Jika penggunaannya bersifat medis seperti untuk mengatasi bruxism, hiperhidrosis, atau jerawat berat akibat kulit berminyak—remaja pun dapat melakukannya dengan persetujuan orang tua atau wali.
Sementara itu, untuk kebutuhan estetika seperti mengatasi kerutan, usia 20-an pun sudah bisa menjadi waktu yang tepat bagi sebagian orang.
“Setiap orang punya proses penuaan yang berbeda. Ada yang di usia 20-an sudah mulai muncul kerutan dinamis, dan itu sudah bisa ditangani dengan botulinum toxin,” tambahnya.
Meski banyak orang menganggap Botox hanya untuk mengencangkan pipi, ternyata ada area lain yang lebih sering menjadi sasaran.
“Yang paling sering itu di bagian wajah sepertiga atas,” kata dr. Magdalena.
Tiga area utama yang dimaksud adalah: Dahi, tengah alis (frown lines) dan sudut mata (crow's feet) yang cenderung menunjukkan kerutan dinamis karena ekspresi wajah sehari-hari.
Selain itu, suntikan juga bisa dilakukan pada otot rahang (masseter) untuk mengecilkan rahang dan membuat bentuk wajah lebih ramping
Dagu (cobblestone chin) – untuk menghaluskan dagu yang tampak bergelombang.
Juga gusi saat tersenyum (gummy smile) – untuk mereka yang merasa kurang percaya diri karena senyum memperlihatkan gusi berlebih
“Ini seperti yang sering jadi pembahasan, contohnya seperti senyum Jenny Blackpink ya. Beberapa orang merasa kurang percaya diri dengan gummy smile, dan itu bisa kita atasi,” ujar dr. Magdalena.
Botox bukanlah solusi instan yang bisa dilakukan tanpa pertimbangan.
Prosedur ini tetap harus dilakukan oleh dokter profesional, dengan indikasi medis yang jelas dan pemahaman menyeluruh mengenai manfaat serta risikonya.
“Yang paling penting adalah keamanan pasien. Kita harus tahu kapan dan di mana botulinum toxin dibutuhkan, bukan sekadar ikut tren,” tutup Magdalena.
Penuhi Permintaan Pasar Domestik, Emiten Farmasi Perluas Fasilitas Produksi Obat Injeksi |
![]() |
---|
KPI dan BP Berau Teken MoU untuk Dukung Studi Pertamina Terkait Potensi Pasokan Gas dan Injeksi CO2 |
![]() |
---|
Penanganan Tumor Colli, Aurelie Moeremans Merasa Wajahnya seperti Lumpuh Usai Suntik Botox |
![]() |
---|
Mengobati Tumor Colli, Aurelie Moeremans Awalnya Takut Suntik Botox di Areal Wajah |
![]() |
---|
Bunuh Kades dengan Obat Injeksi, Mantri Suhendi jadi Tersangka dan Terancam 15 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.