Rabu, 17 September 2025

Rokok Konvensional dan Vape Tidak Hanya Serang Paru-Paru, Tapi Juga Otak dan Kesehatan Mental

Rokok konvensional dan vape seharusnya bukan menjadi bagian dari lingkungan anak-anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
KOMPAS IMAGES
VAPE DAN ROKOK KONVENSIONAL - Selain penyakit paru-paru, kanker dan jantung, kerusakan otak juga mengintai para pengguna rokok konvensional dan rokok elektrik. Temuan medis terbaru menunjukkan bahwa efek buruk vape dan rokok konvensional dapat menjangkau lebih luas termasuk ke otak, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih berada dalam tahap pertumbuhan. Banyak orang awam beranggapan bahwa dampak rokok konvensional dan vape hanya berhenti pada saluran pernapasan. Namun, para ahli mengungkap bahwa zat kimia yang terkandung dalam asap rokok konvensional maupun vape dapat masuk ke dalam aliran darah, menyebar ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selain penyakit paru-paru, kanker dan jantung, kerusakan otak juga mengintai para pengguna rokok konvensional dan rokok elektrik.

Baca juga: Dokter Sebut Rokok Konvensional dan Vape Sama-sama Berbahaya untuk Anak dan Remaja

Temuan medis terbaru menunjukkan bahwa efek buruk vape dan rokok konvensional dapat menjangkau lebih luas termasuk ke otak, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih berada dalam tahap pertumbuhan.

Banyak orang awam beranggapan bahwa dampak rokok konvensional dan vape hanya berhenti pada saluran pernapasan.

Namun, para ahli mengungkap bahwa zat kimia yang terkandung dalam asap rokok konvensional maupun vape dapat masuk ke dalam aliran darah, menyebar ke seluruh tubuh, termasuk ke otak.

Dokter Spesialis Anak dr Imyadelna Ibma Nila Utama, Sp.A pun menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.  Kata dia paparan zat beracun dari rokok konvensional maupun vape pada masa perkembangan ternyata berdampak serius terhadap struktur dan fungsi otak. 

Hal ini terutama berisiko pada remaja yang otaknya masih berkembang secara aktif.  Sebuah studi pada hewan menunjukkan adanya perubahan signifikan pada bagian otak yang mengatur memori, perhatian, dan fungsi kognitif lainnya.

“Jadi memang ada juga penelitian yang jangka panjang, penelitian pada animal study. Jadi untuk remaja yang merokok ataupun terpapar itu bisa menyebabkan tadi terjadinya perubahan struktur dan fungsi otak,”ujarnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Minggu (15/6/2025). 

Zat kimia dari rokok konvensional atau vape bisa masuk ke dalam tubuh tidak hanya melalui isapan, tapi juga lewat kulit.  Setelah masuk ke peredaran darah, zat-zat berbahaya itu dibawa menuju organ-organ penting, termasuk otak. 

Baca juga: Polresta Bandara Soetta Bongkar Kasus Vape Ilegal, Artis Tampan Jonathan Frizzy Ikut Terseret

Disinilah risiko sesungguhnya muncul, karena paparan terus-menerus dapat menghambat perkembangan maksimal otak. Selain mempengaruhi fungsi belajar dan daya pikir, rokok konvensional  dan vape juga bisa mengganggu keseimbangan emosi. 

Gejala seperti mudah marah, cemas berlebihan, dan suasana hati yang cepat berubah dapat muncul sebagai efek dari zat adiktif seperti nikotin, terutama pada remaja.

“Kalau pada remaja itu bisa kita lihat kan. Jadi remaja yang merokok bisa jadi gampang marah, cemas, lelah, moody gitu kan. Jadi gampang sedih. Itu juga bisa sih. Jadi emang efeknya banyak, tidak hanya ke organ tubuh saja tapi sampai ke emosional juga,” terang dr Imyadilna.

Fakta ini menunjukkan bahwa rokok konvensional dan vape bukan hanya masalah pernafasan, tapi juga mempengaruhi kesehatan mental dan emosional. 

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat berdampak pada prestasi belajar, relasi sosial, hingga kesejahteraan psikologis anak dan remaja. Tak hanya remaja, bayi dan balita pun sangat rentan terhadap paparan asap rokok konvensional atau vape. 

Sistem saraf dan organ tubuh yang belum berkembang sempurna membuat mereka jauh lebih mudah mengalami gangguan kesehatan, bahkan meskipun hanya menjadi perokok pasif di lingkungan rumah.

Baca juga: Dokter: Tidak Ada Bukti Vape Bantu Lepas Kecanduan Rokok Konvensional, Ini Cara Stop Merokok

Rokok konvensional dan vape seharusnya bukan menjadi bagian dari lingkungan anak-anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Dalam konteks kesehatan masyarakat, upaya mencegah paparan sejak dini menjadi kunci penting untuk memutus mata rantai risiko jangka panjang.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan