Bahaya Cairan di Rongga Dada: Gejala, Penyebab dan Risiko Kematian Mendadak
Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya Infeksi paru-paru seperti pneumonia, peradangan selaput paru dan gagal jantung
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pernah merasa napas berat, dada tidak nyaman, atau mudah lelah tanpa sebab yang jelas? Bisa jadi itu tanda awal efusi pleura, yaitu kondisi kelebihan cairan di rongga dada atau sekitar paru-paru.
Kondisi ini tergolong serius karena bisa menekan paru-paru dan jantung sehingga memicu sesak napas berat hingga risiko kematian mendadak jika tidak ditangani segera.
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di antara paru-paru dan dinding dada.
Menurut dr. Ermono Superaya, Sp.B.T.K.V., dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, efusi pleura bukanlah penyakit utama (primer), melainkan dampak dari penyakit lain yang mendasari.
“Kelebihan cairan pada rongga dada pasti disebabkan oleh suatu penyakit tertentu. Ini semua sekunder,” jelas dr. Ermono dalam diskusi media, Senin (24/6/2025).
Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya Infeksi paru-paru seperti pneumonia, peradangan selaput paru (pleuritis), gagal jantung atau penyakit jantung koroner dan efek samping obat antihipertensi.
Baca juga: Rokok Konvensional dan Vape Tidak Hanya Serang Paru-Paru, Tapi Juga Otak dan Kesehatan Mental
Semua penyebab tersebut dapat menimbulkan peradangan dan menghasilkan cairan eksudat, yaitu cairan yang muncul akibat respons sistem imun terhadap kerusakan jaringan.
Efusi pleura berkembang perlahan, sehingga gejalanya sering tidak terasa di awal.
Namun, beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai antara lain dada terasa tidak nyaman atau sesak, napas terasa berat dan dangkal, sulit berbicara panjang karena napas terputus-putus dan suara napas berubah atau terdengar tidak normal.
"Chest discomfort itu rasanya beda. Kalau orang merasa sesak, bicara satu kalimat saja susah karena paru-parunya tertekan,” kata Ermono.
Jika tidak segera diperiksa, cairan bisa semakin menumpuk dan memenuhi rongga dada.
Ini akan mendorong paru-paru dan jantung, mengganggu aliran darah (hemodinamik), serta meningkatkan risiko gagal napas akut.
“Kalau cairannya banyak, paru dan jantung bisa saling menekan. Kondisi ini bisa menyebabkan tekanan darah drop, nadi berubah, dan sesak berat,” jelas dr. Ermono.
Pada tahap kritis, pasien bisa kolaps mendadak hingga mengalami kematian karena organ-organ vital kehilangan ruang untuk bekerja.
Deteksi dini menjadi kunci keselamatan pasien. Pemeriksaan seperti CT scan, rontgen dada, atau USG toraks dapat membantu melihat keberadaan cairan sejak dini.
Diogo Jota sedang dalam Perjalanan Mengejar Kapal Feri ketika Mobilnya Kecelakaan, Ikut Saran Dokter |
![]() |
---|
Mita The Virgin Rawat Sang Ibu Hingga Akhir Tanpa Keluh: Mama Tetap Kuat Meski Sakit |
![]() |
---|
Tangis Mita The Virgin: Sang Ibu Divonis Hidup 3 Bulan, Bertahan 1,5 Tahun Lawan Kanker |
![]() |
---|
Mita The Virgin Kenang Perjuangan Sang Ibu Melawan Kanker Paru Stadium 4 |
![]() |
---|
Mita The Virgin Sebut Seminggu Terakhir Kondisi Sang Bunda Menurun, Tak Bisa Bangun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.