Rabu, 20 Agustus 2025

Kesepian Bisa Menyebabkan Kematian, WHO Bilang 100 Orang Tewas Setiap Jam

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menerbitkan peringatan serius soal kesepian dan isolasi sosial yang kini menjadi ancaman kesehatan global. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
threepennypress.org/helen beebe
CEGAH KESEPIAN - Kesepian dan isolasi sosial bisa menyebabkan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menerbitkan peringatan serius soal kesepian dan isolasi sosial yang kini menjadi ancaman kesehatan global.  

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesepian dan isolasi sosial bisa menyebabkan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menerbitkan peringatan serius soal kesepian dan isolasi sosial yang kini menjadi ancaman kesehatan global. 

Berdasarkan laporan terbaru Komisi Hubungan Sosial WHO yang dirilis 30 Juni 2025, sebanyak 1 dari 6 orang di dunia mengalami kesepian.

Kondisi ini berkontribusi terhadap lebih dari 871.000 kematian setiap tahunnya, atau setara 100 kematian setiap jam.

“Dalam laporan ini, kami menyingkap tabir tentang kesepian dan keterasingan sebagai tantangan utama zaman kita,” kata Dr. Vivek Murthy, Wakil Ketua Komisi Hubungan Sosial WHO, sekaligus mantan Kepala Ahli Bedah Umum Amerika Serikat, dilansir dari website WHO, Selasa (1/6/2025). 

Laporan ini menegaskan bahwa hubungan sosial yang kuat bisa menghasilkan kesehatan yang lebih baik, umur yang lebih panjang, dan kualitas hidup yang lebih tinggi. 

Sebaliknya, kesepian dan isolasi sosial dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti stroke, penyakit jantung, diabetes, gangguan kognitif, bahkan kematian dini.

Anak Muda Paling Rentan Kesepian

Kesepian tidak hanya dialami lansia, tetapi juga banyak ditemukan pada kelompok muda, terutama remaja. WHO mencatat sekitar 17–21 persen individu berusia 13–29 tahun melaporkan merasa kesepian

Angka ini bahkan lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, mencapai 24 persen, atau dua kali lipat dari negara maju.

“Bahkan di dunia yang terhubung secara digital, banyak anak muda merasa sendirian. Seiring dengan perubahan teknologi dalam kehidupan kita, kita harus memastikan bahwa teknologi memperkuat—bukan melemahkan—hubungan antarmanusia,” ujar Chido Mpemba, Wakil Ketua Komisi Hubungan Sosial WHO.

Isolasi sosial juga diperkirakan berdampak pada 1 dari 3 orang dewasa lanjut usia, dan 1 dari 4 remaja. 

Kesepian Berdampak Buruk ke Ekonomi dan Sosial

Kesepian tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan, tapi juga memberi beban ekonomi dan sosial. Remaja yang merasa kesepian tercatat 22 persen, lebih mungkin memperoleh nilai dan kualifikasi akademik yang lebih rendah.

Sementara itu, orang dewasa yang kesepian cenderung sulit mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan dan berpotensi memiliki penghasilan lebih rendah.

Baca juga: Lansia Rentan Stres dan Kesepian Usai Pensiun, Ini Cara Keluarga Bisa Membantu

“Di era ini, ketika kemungkinan untuk terhubung tidak terbatas, semakin banyak orang merasa terisolasi dan kesepian,” ujar Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO

“Jika tidak ditangani, kesepian dan isolasi sosial akan terus merugikan masyarakat hingga miliaran dolar dalam hal perawatan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan," sambungnya

WHO Serukan Aksi Global Atasi Kesepian

Laporan WHO ini disertai peta jalan untuk mengatasi krisis kesepian global. 

Ada lima area prioritas yang menjadi sorotan: kebijakan, penelitian, intervensi, pengukuran yang lebih baik (termasuk pengembangan Indeks Koneksi Sosial Global), serta keterlibatan publik untuk mengubah norma sosial dan mendorong gerakan global membangun koneksi sosial.

Solusi untuk mengurangi kesepian tidak hanya berada di tingkat individu, tetapi juga pada kebijakan nasional dan struktur komunitas. 

Baca juga: Simak Tiga Cara Melawan Kesepian di Usia Dewasa, Bisa dengan Makan Bersama

Upaya ini termasuk memperkuat infrastruktur sosial seperti taman, perpustakaan, dan ruang publik, serta menyediakan intervensi psikologis.

WHO juga mengumumkan kampanye global bertajuk 'Knot Alone”untuk mempromosikan pentingnya hubungan sosial bagi kesehatan mental dan fisik. 

Baca juga: Ikang Fawzi Kesepian Tanpa Marissa Haque, Sibukkan Diri Bersama Anak dan Bermusik

Kampanye ini menjadi lanjutan dari resolusi yang diadopsi Majelis Kesehatan Dunia (WHA) pada Mei 2025 yang mendesak semua negara menyusun kebijakan berbasis bukti untuk memperkuat koneksi sosial.

Kini, hubungan sosial tidak lagi dianggap remeh—melainkan menjadi salah satu fondasi utama masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan