Skenario BPJS Kesehatan Jaga Keuangan Program JKN, Iuran Bakal Naik?
Direktur utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyebut, saat ini kondisi keuangan program nasional ini dalam kategori sehat. Akankah iuran naik?
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –Direktur utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyebut, saat ini kondisi keuangan program nasional ini dalam kategori sehat.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan ada penyesuaian tarif iuran program JKN.
Baca juga: BPJS Kesehatan: Tak Ada Kebijakan Pembatasan Rawat Inap 3 Hari di Rumah Sakit
Ghufron mengatakan, BPJS Kesehatan kini memiliki Dana Jaminan Sosial (DJS) dengan aset bersih mencapai Rp 49,52 triliun pada 2024.
Kondisi ini masih sesuai ketentuan untuk menutup pembayaran klaim setidaknya 3,40 bulan ke depan.
Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Public Expose: Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan Tahun 2024, di kantor pusat BPJS Kesehatan, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (14/7).
“Sehat atau tidaknya berdasarkan PP 53 Tahun 2018. Sehat jika memiliki tabungan untuk membayar klaim 1,5 bulan minimal atau maksimal 6 bulan,” ujar dia.
Baca juga: Siapkan Dana Lebih, Pemerintah akan Naikkan Iuran BPJS Kesehatan
Namun Ghufron menyebut, kini pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan juga meningkat dengan rata-rata 1,8 juta pemanfaatan per hari. Kondisi ini tentu bisa meningkatkan klaim di RS.
“Banyak spending juga tentunya karena kepercayaan masyarakat yang pakai BPJS naik terus. Suatu ketika naik terus,” ungkap dia.
Karena itu, pihaknya berharap ada intervensi dari pemerintah untuk tetap menjaga keuangan program JKN ini.
Saat ini sudah ada 8 skenario yang disiapkan agar program ini tetap bisa berjalan dengan baik.
“Yang namanya skenario kan ya ada penyesuaian iuran. Tetapi kan kami BPJS tidak mengambil keputusan itu. Tapi BPJS sadar sekali apa yang dilakukan. Dan tahu persis, kami punya datanya dan lain sebagainya, tapi sekali lagi BPJS bukan pengambil keputusan,” ungkap dia.
Hingga akhir tahun 2024, jumlah kepesertaan Program JKN telah mencapai 278,1 juta peserta atau 98,45 persen.
Daftar 8 Penyakit Berbiaya Mahal (Katastropik)
- 1. Jantung ada 22,5 juta kasus dengan biaya 19,2 Triliun
- 2. Kanker ada 4,2 juta kasus dengan biaya 6,4 triliun
- 3. Stroke ada 3,8 juta kasus dengan biaya 5,8 triliun
- 4. Gagal ginjal 1,4 juta kasus dengan biaya 2,7 triliun
- 5. Haemophilia 131 ribu kasus dengan biaya 794 miliar
6. Thalassaemia 353 ribu kasus dengan biaya 794 miliar- 7. Leukimia dengan 168 ribu kasus dengan biaya 599, 9 miliar
- 8. Cirrhosis hepatitis 248 kasus dengan biaya 463 miliar.
"Penyakit-penyakit tersebut menghabiskan 21,32 persen dari total biaya pelayanan kesehatan yang dibayarak BPJS Kesehatan tahun 2024," ungkap Ghufron.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.