Rabu, 3 September 2025

Kebocoran Ginjal pada Anak Kerap Tak Disadari, Bagaimana Itu Terjadi? Ini Dampak dan Penanganannya

Meski tergolong tidak umum, kebocoran ginjal atau sindrom nefrotik pada anak-anak bisa menimbulkan dampak yang sangat serius. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
freepik
ILUSTRASI. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski tergolong tidak umum, kebocoran ginjal atau sindrom nefrotik pada anak-anak bisa menimbulkan dampak yang sangat serius. 

Terutama jika gejalanya tidak tampak jelas sejak awal.

Kondisi ini, sering kali tidak disadari oleh orang tua karena beberapa kasus tidak menimbulkan gejala khas seperti bengkak. 

Hal ini diungkapkan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Ahmedz Widiasta,Sp.A, Subsp.Nefro(K),M.Kes. 

Baca juga: Hemodiafiltrasi, Pilihan Terapi yang Lebih Nyaman dan Efektif untuk Pasien Gagal Ginjal Kronik

Padahal, jika tidak tertangani secara tepat, penyakit ini bisa berkembang menjadi penyakit ginjal kronik (PGK) yang membutuhkan terapi jangka panjang, termasuk cuci darah seumur hidup.

“Kalau yang bocornya sangat khas, yaitu sangat bengkak anaknya. Atau yang kita sebut tanda yang sangat klasik. Tetapi ada juga yang bocornya tidak khas. Itu justru yang lebih berbahaya,” ungkapnya dalam diskusi media virtual, Kamis (17/7/2025). 

Sindrom nefrotik ditandai dengan hilangnya protein melalui urin. 

Pada kasus khas, anak akan mengalami pembengkakan, terutama setelah bangun tidur. 

Namun gejala bisa menghilang di siang hari, membuatnya sering kali diabaikan. 

Yang tidak khas, justru bisa menyamar sebagai anak sehat, tapi urin mereka penuh busa akibat banyaknya protein yang ikut terbuang.

Kondisi ini berbahaya karena dapat menyebabkan cairan di pembuluh darah berpindah ke rongga tubuh lain, seperti perut, paru-paru, atau jantung. 

Hal ini dikenal dengan istilah volume depression, yang dapat menyebabkan syok hingga gagal ginjal akut.

Bahaya jangka pendek lainnya adalah gangguan pernapasan akibat tekanan dari cairan di rongga tubuh. 

Paru-paru yang tertekan tidak bisa mengembang dengan sempurna, membuat anak kesulitan bernapas.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan