Bernapas Lewat Mulut Bisa Jadi Masalah Gigi di Masa Depan
Meski terlihat sepele, kebiasaan bernapas lewat mulut ternyata dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan gigi, rahang, bahkan bentuk wajah
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bernapas adalah fungsi vital yang tidak pernah berhenti sepanjang hidup manusia.
Secara normal, pernapasan dilakukan melalui hidung namun sebagian orang justru terbiasa bernapas lewat mulut, baik saat beraktivitas maupun ketika tidur.
Meski terlihat sepele, kebiasaan bernapas lewat mulut ternyata dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan gigi, rahang, dan bahkan bentuk wajah, khususnya pada anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Baca juga: 5 Tips Bernapas yang Benar untuk Pelari Pemula agar Tidak Cepat Lelah
Mengapa Bernapas Lewat Mulut Bisa Terjadi?
Dokter gigi spesialis ortodontis di Bethsaida Hospital Dental Center, drg. Fauzia Adhiwidyanti, Sp.Ort mengatakan, kebiasaan bernapas lewat mulut biasanya muncul karena adanya hambatan di saluran pernapasan atas.
“Saat aliran udara melalui hidung berkurang, tubuh secara otomatis memaksa udara keluar atau masuk melalui mulut. Jika berlangsung terus-menerus, hal ini berisiko menimbulkan masalah gigi dan rahang di masa depan,” ujarnya, Senin (1/9/2025).
Fauzia menyebut ada sejumlah faktor penyebab yang umum antara lain alergi, sinusitis, atau pilek berkepanjangan yang menyumbat hidung; pembesaran tonsil (amandel) yang menghalangi saluran pernapasan; penyempitan rongga hidung atau bentuk hidung yang tidak normal.
Pada anak-anak, dampaknya bisa lebih signifikan.
“Kebiasaan bernapas lewat mulut saat masa pertumbuhan dapat menyebabkan lengkung gigi atas menyempit, gigi maju, gigitan terbalik di gigi belakang, atau gigitan terbuka di gigi depan yang mengganggu fungsi mengunyah,” jelas drg. Fauzia.
Dampak Jangka Panjang
Selain masalah gigi, kebiasaan bernapas lewat mulut juga menimbulkan mulut kering karena produksi saliva berkurang, yang meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi.
Tidak hanya itu, ini bisa memicu gangguan perkembangan wajah, terutama memanjang secara vertikal di sepertiga bawah wajah, dikenal sebagai long face.
“Di sinilah peran dokter ortodontis menjadi penting. Tidak hanya memperbaiki estetika gigi, tetapi juga mendiagnosis serta menangani dampak kebiasaan bernapas melalui mulut,” tambahnya.
Baca juga: Hasil Temuan CKG Buat Prabowo Minta Perbanyak Jumlah Dokter Gigi, Menkes Budi Ungkap Alasannya
Perawatan ortodontik sejak dini dapat memperbaiki posisi gigi, melatih pasien untuk kembali bernapas melalui hidung, sekaligus mencegah komplikasi jangka panjang.
“Dengan penanganan tepat, bukan hanya gigitan gigi dan estetika wajah yang membaik, tetapi juga kesehatan mulut dan kualitas hidup anak secara keseluruhan,” kata drg. Fauzia.
Orang dengan kebiasaan bernapas lewat mulut bisa memperhatikan gejala berikut: Mulut terasa kering saat bangun tidur; mendengkur atau tidur dengan mulut terbuka.
Pada anak: wajah terlihat lebih panjang, terdapat lingkaran hitam di bawah mata, lubang hidung sempit, serta suara sengau atau kurang jelas saat berbicara
5 Populer Regional: Dokter Gigi Selingkuh dengan Pria Muda - Parade Sound Horeg di Kediri Ricuh |
![]() |
---|
3 Fakta Dokter Gigi di Lubuklinggau Digerebek Suami: Selingkuhan Lebih Muda, Terancam Dipecat |
![]() |
---|
Donor Ginjal Gagal, Pria Muda di Lubuklinggau Sumsel Diduga Selingkuh dengan Dokter Gigi |
![]() |
---|
Sosok P, Dokter Gigi Selingkuh dengan Pria Muda, Digerebek Suami dan Anaknya, Pernah Janji Tobat |
![]() |
---|
Oknum Dokter Gigi Ternyata Sudah 2 Kali Digerebek Suami, Terungkap Awal Mula Perselingkuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.