Apakah Orang dengan Gangguan Irama Jantung Boleh Tetap Olahraga? Begini Penjelasan Dokter
Banyak pasien yang merasa ragu atau takut berolahraga setelah didiagnosis mengidap aritmia atau gangguan irama jantung.
Penulis:
M Alivio Mubarak Junior
Editor:
Anita K Wardhani
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang bisa dialami siapa saja, mulai dari detak jantung yang terlalu lambat, terlalu cepat, hingga tidak beraturan.
dr. Dony menjelaskan langkah awal dalam menangani aritmia dimulai dari proses diagnosis yang tepat.
"Do and done-nya pertama diagnostik dulu ya, seperti apa, baru setelah itu dari diagnosisnya apa, baru kita ke terapinya," kata dr. Dony.
Ia menegaskan aritmia bukanlah kondisi tunggal, melainkan spektrum gangguan yang luas.
"Ada yang nadi lambat, ada yang nadi cepat, ada yang nadi tidak beraturan. Nah itu masing-masing punya terapinya sendiri-sendiri," jelasnya.
Jika irama jantung terlalu lambat, artinya sistem listrik jantung bermasalah.
Dalam kasus seperti ini, solusi medisnya adalah pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung.
"Kalau misalnya nadi terlalu lambat, artinya generator listriknya bermasalah. Artinya generator listriknya kita ganti dari luar, pakai generator listrik buatan yang kita tempel, ada namanya pacemaker atau pacu jantung," ungkap dr. Dony.
Sementara untuk kondisi irama jantung yang terlalu cepat, biasanya disebabkan oleh kabel tambahan di dalam jantung yang tidak seharusnya ada.
Untuk kasus ini, terapi yang umum dilakukan adalah tindakan ablasi.
"Biasanya terlalu cepat itu karena ada kabel tambahan di dalam jantungnya. Nah kabelnya itu ya kita matikan, caranya apa? Tindakan namanya ablasi," tuturnya.
Penanganan yang tepat hanya bisa diberikan jika diagnosis dilakukan secara menyeluruh, karena terapi setiap jenis aritmia berbeda-beda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.