Selasa, 19 Agustus 2025

Virus Nipah Muncul Lagi di India, Ada Tiga Kasus Virus Nipah di Kerala

Pemerintah India tengah meningkatkan kewaspadaan setelah tiga kasus infeksi virus Nipah (NiV) tahun ini.

kompas.com
Ilustrasi virus Nipah - Pemerintah India tengah meningkatkan kewaspadaan setelah tiga kasus infeksi virus Nipah (NiV) tahun ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah India tengah meningkatkan kewaspadaan setelah tiga kasus infeksi virus Nipah (NiV) terdeteksi di distrik Malappuram dan Palakkad, Kerala, tahun 2025 ini. 

Virus Nipah adalah virus zoonotik yang sangat berbahaya dan dapat menular dari hewan ke manusia serta antar manusia. 

Baca juga: Muncul Isu Virus Nipah di Malaysia, Pakar: Saya Pastikan Belum Ada Kasus Itu

Menteri Negara Kesehatan, Prataprao Jadhav, mengungkapkan bahwa hingga kini sebanyak 677 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien telah dilacak.

“Infeksi ini merupakan penyakit menular zoonosis yang baru muncul dan disebabkan oleh virus Nipah. Penyakit ini terutama menyerang babi dan manusia. Kasus Nipah pada manusia cenderung terjadi secara berkelompok atau sebagai wabah, terutama di antara kontak dekat dan pengasuh,” jelas Jadhav dalam keterangan resminya di hadapan Lok Sabha, Jumat (15/8/2025).


Asal-usul dan Pola Penularan

Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada tahun 1999 di Malaysia, ketika wabah menyerang peternak babi. 

Di India, penyakit ini kerap muncul secara berulang, terutama saat musim pengumpulan nira kurma, yang memungkinkan kelelawar buah (Pteropid) menularkan patogen ke manusia. 

Kelelawar jenis ini diyakini sebagai inang alami virus Nipah.

Jadhav menyebut bahwa infeksi dapat berpindah dari kelelawar ke manusia secara langsung, maupun melalui inang perantara. Inilah yang membuat pola penyebaran penyakit ini sulit diprediksi dan berpotensi menimbulkan kluster baru.

“Di India, sebagian besar infeksi bertepatan dengan waktu pengumpulan nira kurma. Akibatnya, kasus Nipah terjadi berulang kali di beberapa daerah,” ujarnya.


Pengawasan Jangka Panjang

Selain respon darurat, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (MoHFW) memperkuat koordinasi dengan Laboratorium Penelitian dan Diagnostik Virus (VRDL). 

Dukungan berkelanjutan diberikan berupa pelatihan tenaga kesehatan, distribusi alat pelindung diri (APD), serta penyediaan reagen diagnostik.

“Upaya berkelanjutan ini menggarisbawahi komitmen untuk memperkuat kapasitas regional dalam kesiapsiagaan dan respons penyakit menular,” kata Jadhav.

Pengawasan lebih luas juga dijalankan melalui Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP) yang berlaku di seluruh 36 negara bagian dan wilayah persatuan di India

Program ini memantau lebih dari 50 penyakit rawan epidemi, termasuk Nipah, serta menjadi ujung tombak investigasi wabah.


Fokus pada Edukasi Publik

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan