Kamis, 28 Agustus 2025

Balita Tewas karena Cacingan Akut

Penjelasan Lengkap Kemenkes Soal Penyebab Kematian Balita di Sukabumi, Bukan Cacingan, Tapi Sepsis 

Ini penjelasan lengkap Kemenkes terkait penyebab meninggalnya R yang sempat viral disebut karena cacingan akut.

Kolase Instagram Rumah Teduh/Akbar Permana
KISAH PILU RAYA - Kasus balita Raya(3) menyita perhatian publik beberapa waktu belakangan ini. Kesedihan mendalam dirasakan masyarakat saat melihat cuplikan video Raya yang sedang terkapar dirawat di rumah sakit lantaran tubuhnya dipenuhi cacing. Raya menghembuskan napas terakhir pada Juli 2025 lalu. Dalam video yang diunggah di akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin, disebutkan bahwa Raya meninggal dunia dengan tubuh penuh cacing.Ini penjelasan lengkap Kemenkes terkait penyebab meninggalnya R yang sempat viral disebut karena cacingan akut. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kasus balita R dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sempat viral karena heboh dikabarkan di tubuhnya ditemukan cacing sebelum meninggal. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menjelaskan penyebab meninggalnya balita R tersebut.

Baca juga: Buntut Kematian Balita Akibat Cacingan, Pemerintah Ubah SOP BPJS Hingga Rujukan Puskesmas

Dilansir Tribunnews.com sebelumnya, kisah pilu meninggalnya R, balita berusia 4 tahun itu menjadi perhatian publik 

R disebut berjuang dengan tubuhnya yang dipenuhi cacing gelang sebelum akhirnya R menghembuskan nafas terakhir pada 21 Juli 2025.


Kemenkes menyatakan bukan cacingan yang menyebabkan balita R meninggal dunia.

Penjelasan Lengkap Kemenkes soal Penyebab Kematian R 

Ini penjelasan lengkap Kemenkes terkait penyebab meninggalnya R.

Kondisi saat dibawa ke IGD, kesadaran R menurun

Dalam keterangan Kemenkes, dr. Sianne, Sp.A Dokter yang menangani R menjelaskan kondisi pasien saat tiba di IGD.

Baca juga: 4 Menteri Prabowo Rapat Bahas Kasus Kematian Balita Karena Cacingan di Sukabumi

R disebut sudah tidak sadar dan berdasarkan anamnesis atau proses wawancara medis antara tenaga kesehatan dengan pihak yang memawa pasien diketahuilah riwayat penyakitnya yakni yang bersangkutan telah mengalami demam tinggi serta penurunan kesadaran sejak satu hari sebelumnya.

Selain demam, R diketahui telah mengalami batuk sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.

"Riwayat medis menunjukkan pasien telah menjalani pengobatan yang tidak jelas ke mana lebih dari sepuluh kali dalam tiga bulan terakhir oleh karena demam dan batuk,” ujar dr. Sianne pada Senin (25/8/2025).

Ditemukan cacing

CACING PARASIT. Berikut adalah 3 jenis cacing parasit yang bisa hidup di usus manusia atau dikenal dengan Soil Transmitted Helminths (STH). Soil Transmitted Helminths (STH) adalah sekelompok cacing parasit yang hidup di usus manusia dan siklus hidupnya memerlukan tanah
CACING PARASIT. Berikut adalah 3 jenis cacing parasit yang bisa hidup di usus manusia atau dikenal dengan Soil Transmitted Helminths (STH). Soil Transmitted Helminths (STH) adalah sekelompok cacing parasit yang hidup di usus manusia dan siklus hidupnya memerlukan tanah (dokumentasi BRIN)

Kemenkes membenarkan jika selama perawatan tim medis menemukan cacing gelang dewasa.


Sementara radiologi abdomen memperlihatkan cacing dalam jumlah banyak tanpa tanda sumbatan.

Mendapati fakta ini tim medis melakukan penanganan berupa pemberian obat cacing albendazole.

Setelah terapi albendazole, pasien mengeluarkan cacing dalam jumlah banyak melalui buang air besar selama beberapa hari.

 

Bantah temukan cacing 1 kg

Terkait isu di media bahwa cacing yang keluar mencapai 1 kg, dr. Sianne meluruskan bahwa rumah sakit tidak pernah menimbang cacing tersebut.

“Kami tidak melakukan penimbangan karena keluarnya cacing berlangsung bertahap selama beberapa hari,” tegasnya.

Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. Larva cacing tersebut juga diduga telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk paru-paru dan hatinya.
Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. Larva cacing tersebut juga diduga telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk paru-paru dan hatinya. (ANU)

Kasus ini menjadi pengingat penting mengenai bahaya TBC lanjut yang diperberat oleh malnutrisi dan infestasi parasit.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran terhadap sanitasi lingkungan, pemenuhan gizi anak, serta deteksi dini penyakit menular seperti TBC dan infeksi cacing.


Terdeteksi TBC paru aktif hingga meningitis

Ilustrasi skrining gejala aktif TBC.
Ilustrasi skrining gejala aktif TBC. (Istimewa)

Tak hanya cacing, dari hasil pemeriksaan radiologi toraks menunjukkan balita R terdeteksi TBC paru aktif dan pneumonia.

CT scan kepala juga mengonfirmasi adanya radang selaput otak/meningitis.

Baca juga: Angka Kelahiran Prematur Masih Tinggi, POGI Soroti Anemia, TBC hingga Obesitas pada Ibu Hamil

Penanganan dilakukan secara menyeluruh, meliputi terapi anti-TB, antibiotik, koreksi elektrolit, pemberian obat-obatan untuk mempertahankan tekanan darah dan denyut jantung, 

Pasien meninggal dunia pada hari kesembilan perawatan, Senin (21/7/2025) pukul 14.24 WIB.

Menurut dr. Sianne, diagnosis kematian langsung adalah sepsis, dengan penyebab antara malnutrisi berat kwashiorkor dan stunting, serta penyebab dasar meningitis TB stadium 3.

 

Cacingan bukan penyebab utama kematian R

Dari kondisi ini, Ketua Kolegium Parasitologi Klinik Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K menegaskan jika penyebab kematian balita R bukanlah cacing gelang (ascaris lumbricoides).

Ia menegaskan jika kondisi medis berat yang sudah diderita sebelumnya menjadi pemicu kematian R.

“Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah masuk rumah sakit dalam kondisi kesadaran menurun," terang dia.

CEGAH CACINGAN - Ilustrasi anak cacingan. Seorang bocah di Sukabumi, Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Berikut ini gejala anak cacingan dan cara mencegah dan mengobatinya.
CEGAH CACINGAN - Ilustrasi anak cacingan. Seorang bocah di Sukabumi, Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Berikut ini gejala anak cacingan dan cara mencegah dan mengobatinya. (gemini ai)

Albendazole tidak langsung membunuh cacing, tetapi memicu migrasi keluar tubuh. Hasil pemeriksaan foto abdomen tidak menunjukkan adanya obstruksi atau sumbatan pada usus yang dapat menyebabkan peritonitis (radang selaput usus).

Hal senada disampaikan dokter spesialis anak, Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K) mengatakan, berdasarkan pemeriksaan, ditemukan adanya infeksi di susunan saraf pusat dan sepsis.

Ditambahkan cacing dewasa tidak masuk ke otak, paru dan jantung karena ukurannya yang besar.

"Larva cacing gelang memang memiliki siklus hidup melalui pembuluh darah dan saluran napas yang kadang menyebabkan gangguan nafas, namun tidak menyebabkan kematian," jelasnya. 


Apakah sepsis, pemicu kematian balita R?

Lantas apakah sepsis itu? 

Dari berbagai artikel kesehatan diketahui sepsis ini dalah suatu kondisi yang meski jarang terjadi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan organ vital tubuh seperti paru-paru dan ginjal.

Kondisi ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.

Peradangan tersebut kemudian menyebabkan pembekuan darah yang menghambat aliran darah di arteri.

Akibatnya, organ vital dalam tubuh tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan.

Apa yang terjadi saat Sepsis?

Saat istem imun melepaskan zat kimia untuk melawan infeksi.


Zat ini justru menyebabkan peradangan menyebar ke seluruh tubuh.

Akibatnya, terjadi kerusakan jaringan, penurunan aliran darah, dan gagal organ seperti ginjal, paru-paru, atau jantung

Syok septik dapat diidentifikasi melalui kondisi sepsis yang parah dengan tekanan darah yang sangat rendah dan tidak dapat diatasi dengan pemberian cairan melalui infus. 

Pada kasus syok septik, kemungkinan kematian mencapai 50 persen


Beberapa tanda sepsis yang dapat dikenali antara lain:

• Kebingungan atau kehilangan arah.

• Kesulitan bernapas atau bernapas dengan cepat.

• Detak jantung yang cepat.

• Demam, menggigil, atau merasa sangat dingin.

• Nyeri atau rasa tidak nyaman yang parah.

• Kulit lembap atau berkeringat.

• Produksi urin yang berkurang.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan