Sabtu, 13 September 2025

Diabetes Tipe 1 pada Anak, Penyakit Autoimun yang Sering Terlambat Terdeteksi

Diabetes tipe 1 muncul akibat kerusakan sel pankreas karena proses autoimun. Anak yang mengidapnya kehilangan kemampuan memproduksi insulin.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi
DISKUSI DIABETES - Changing Diabetes in Children (CdiC) Lead, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) dalam diskusi media CDiC Diabetes Camp dan Novo Nordisk di Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Diabetes tipe 1 semakin mendapat sorotan di Indonesia karena kasus pada anak sering kali terlambat dikenali. 

Kondisi ini bukan sekadar masalah medis, tetapi juga darurat kesehatan yang menuntut perhatian serius dari keluarga, tenaga medis, hingga masyarakat luas.

Changing Diabetes in Children (CdiC) Lead, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) menjelaskan bahwa diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang paling banyak terjadi pada anak. 

Baca juga: WHO Keluarkan Obat Baru Tambahan untuk Penyakit Kanker dan Diabetes, Ini Daftarnya

“Jadi kalau kita cerita diabetes pada anak di Indonesia ini, ini related lebih banyak terhadap tipe 1."

"Beberapa kali, atau harus sering dikatakan bahwa diabetes 1 ini, masalahnya datang ke kita ini sudah telat,” ujarnya pada media diskusi CDiC Diabetes Camp dan Novo Nordisk di Jakarta, Rabu (10/9/2025). 

Penyakit Autoimun yang Mengintai Anak

Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang terkait pola hidup, diabetes tipe 1 muncul akibat kerusakan sel pankreas karena proses autoimun. 

Anak yang mengidapnya kehilangan kemampuan memproduksi insulin, hormon penting untuk mengontrol kadar gula darah. 

Tanpa insulin, glukosa menumpuk dalam darah dan dapat menimbulkan komplikasi serius.

Kondisi ini bisa menyerang bayi, balita, hingga remaja. 

Sering kali orang tua tidak menyadari gejalanya, karena awalnya tampak seperti penyakit umum sering haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan drastis, hingga mudah lelah.

Risiko Keterlambatan Diagnosis

Prof Aman mengungkapkan jika di Indonesia, 70 persen kasus diabetes tipe 1 pada anak ditemukan dalam kondisi darurat medis yang disebut ketoasidosis diabetik (KAD). 

Anak datang ke rumah sakit dengan gula darah sangat tinggi, muntah, sesak, bahkan tidak sadarkan diri. Jika tidak segera ditangani, KAD bisa berujung pada kematian.

“Jadi kita itu masih 70 persen pasien kita terdiagnosis telat, dengan adanya ketoasidosis diabetik ini kan bisa meninggal," tegasnya.

Dampak Jangka Panjang

Anak dengan diabetes tipe 1 akan bergantung pada insulin seumur hidup. 

Tanpa pengelolaan yang tepat, risiko komplikasi seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, hingga penyakit jantung akan meningkat seiring usia.

Di sinilah pentingnya kesadaran keluarga dan tenaga medis. 

Kesalahan diagnosis masih sering terjadi, di mana gejala diabetes disangka asma, usus buntu, atau pneumonia. 

Bahkan kata Prof Aman, ada kasus anak yang sempat dioperasi usus buntu, padahal sebenarnya mengalami diabetes tipe 1.

Indonesia masih memiliki kesenjangan besar dalam kesadaran tentang diabetes tipe 1

Dengan jumlah anak lebih dari 80 juta, data resmi baru mencatat sekitar 2.000 pasien diabetes tipe 1

Angka ini jelas belum menggambarkan kondisi sebenarnya.

Tanpa deteksi dini dan edukasi kesehatan yang masif, jumlah anak yang meninggal akibat diabetes tipe 1 bisa terus meningkat.

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan