Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Multiple Myeloma, Apa yang Harus Dilakukan?
Penyakit ini menyerang area tubuh seperti tulang belakang, tengkorak, panggul, tulang rusuk, dan sekitar bahu serta pinggul.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merujuk data Globocan, ada lebih dari 3.000 kasus baru Multiple Myeloma yang didiagnosis setiap tahun di Indonesia.
Sayangnya banyak pasien terlambat datang ke dokter, karena sudah dalam kondisi mengalami kerusakan organ, sehingga menurunkan kualitas hidup mereka secara drastis.
Hal itu disampaikan Konsultan Hematologi-Onkologi Medik Prof. DR. dr. Ikhwan Rinaldi dalam edukasi media bertajuk 'Sadari, Pahami & Berdamai dengan Multiple Myeloma' di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).
Baca juga: Ketahui Apa Saja Gejala Multiple Myeloma, Deteksi Dini untuk Prokteksi Diri
Ia mengatakan, penyakit ini menyerang area tubuh seperti tulang belakang, tengkorak, panggul, tulang rusuk, dan sekitar bahu serta pinggul.
"Ujungnya dapat menyebabkan kerusakan tulang dan patah tulang," jelas dokter di RSCM Jakarta ini.
Selain itu, pasien sering mengalami anemia, infeksi berulang, atau perdarahan bahkan komplikasi serius juga muncul pada ginjal.
Adapun faktor risiko seseorang terkena Multiple Myeloma, seperti usia lanjut, riwayat keluarga, jenis kelamin laki-laki, paparan radiasi atau bahan kimia tertentu, berat badan
berlebih, serta riwayat kelainan sel plasma.
Sayangnya, gejala Multiple Myeloma sering tidak dikenali sejak awal karena terlalu umum. Sementara, deteksi dini sangat penting untuk keberhasilan terapi.
Pengobatan
Saat ini tersedia berbagai pilihan terapi untuk pasien Multiple Myeloma di Indonesia yang dapat diberikan, baik secara oral maupun infus.
Mulai dari kemoterapi, kortikosteroid,
imunomodulator, sampai dengan terapi inovatif seperti terapi target, contohnya adalah proteasome inhibitor.
"Banyaknya pilihan terapi maka semakin besar peluang pasien untuk mempertahankan kualitas hidup mereka," kata Dokter Ikhwan.
Oleh karena itu, penting sekali bagi pasien untuk segera berobat, jika mulai merasakan
gejala yang mencurigakan.
Deteksi Dini
Tepat dalam peringatan Bulan Kesadaran Kanker Darah 2025 ini, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, pilihan pengobatan merupakan tantangan yang besar untuk angka kesintasan penderita kanker ini.
Selain itu terkait soal pembiayaan yang cukup besar untuk kanker ini. Padahal makin dini terdeteksi maka semakin baik angka kesintasan (survival).
Kemenkes telah meluncurkan enam strategi pencegahan dan pengendalian kanker, yaitu: promotif dan preventif; skrining dan deteksi dini; peningkatan akses diagnostik tata laksana kanker dan pelayanan paliatif; penguatan registri dan penelitian kanker; kemitraan dengan pemangku kepentingan; serta tata kelola dan akuntabilitas pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian kanker.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
WHO Keluarkan Obat Baru Tambahan untuk Penyakit Kanker dan Diabetes, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Bukan Obat, Ini Strategi Pemerintah Turunkan Jumlah Pasien Kanker Paru di Indonesia |
![]() |
---|
Rendahnya Deteksi Dini Jadi Penyebab Utama Tingginya Angka Kematian Akibat Kanker Payudara |
![]() |
---|
Stres dan Cemas Berlebihan karena Demo Rusuh, Ini Cara Akses Layanan Konseling Gratis dari Kemenkes |
![]() |
---|
Penyebab Acil Bimbo Meninggal, Kanker Komplikasi Membuatnya Keluar Masuk Rumah Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.