Remaja Perempuan Asal Jakarta Unjuk Ide Soal Pencegahan Penyakit Tak Menular di Forum Internasional
3 remaja perempuan asal Jakarta terpilih menuangkan idenya berbicara di forum internasional. Mereka berbicara upaya pencegahan dan promosi kesehatan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga remaja perempuan asal Jakarta terpilih menuangkan idenya berbicara di forum internasional.
Merek berbicara upaya pencegahan dan promosi kesehatan pada penyakit tidak menular di kalangan remaja khususnya pada jenjang usia 15-24 tahun.
Tiga remaja perempuan terpilih, yaitu Nayla (19) dari Jakarta Timur, Diva (17) dari Jakarta Selatan, dan Salwa (18) dari Jakarta Selatan.
Nayla, Diva dan Salwa diberi kesempatan untuk mengambil peran strategis di posisi kepemimpinan sekaligus menyuarakan gagasan mereka dalam menghadirkan solusi kesehatan yang lebih inklusif demi mewujudkan kesetaraan kesehatan, terutama terkait penanggulangan penyakit tidak menular.
Mereka mendapat kesempatan selama satu hari untuk memimpin dan mengambil alih peran sebagai Presiden Direktur serta Business Unit Director Respiratory, Immunology, Vaccine and Immune Therapies (RIVI) di AstraZeneca, serta Executive Director di Plan Indonesia.
Lebih dari sekadar pengalaman kepemimpinan, mereka juga ikut ambil bagian dalam forum diskusi lintas sektor dengan Kedutaan Besar Swedia, AstraZeneca, dan Plan Indonesia untuk menyuarakan pandangan mereka terkait bahasan penyakit tidak menular.
Mereka merupakan bagian dari Peer Educators yang dibentuk AstraZeneca melalui program Young Health Programme (YHP) Indonesia, yang mendorong anak muda untuk berperan aktif dalam mempromosikan kesehatan.
Perusahaan biofarmasi global berbasis sains, bersama Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menegaskan komitmennya dalam mendorong kepemimpinan perempuan muda melalui program Girls Take Over.
Diselenggarakan setiap tahun dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional pada 11 Oktober, program ini menjadi bagian dari kampanye global #GirlsBelongHere yang bertujuan meningkatkan kesadaran atas faktor-faktor penyebab ketidaksetaraan gender sekaligus memberikan pengalaman kepemimpinan yang bermakna bagi generasi muda perempuan.
“Kesempatan bagi remaja perempuan untuk duduk di kursi kepemimpinan, meski hanya sehari, adalah simbol penting bahwa perempuan muda berhak atas ruang yang sama dalam membentuk masa depan. Kami percaya pengalaman ini akan menumbuhkan rasa percaya diri mereka sekaligus mendorong lahirnya solusi kesehatan yang lebih adil dan setara,” ucap Dini Widiastuti, Executive Director Plan Indonesia.
Menurut Dini, kesetaraan kesehatan tidak akan tercapai tanpa kesetaraan gender.
"Kami ingin menegaskan bahwa perempuan muda adalah bagian penting dari solusi. Keterwakilan mereka sejak dini memperkuat sistem kesehatan, dan suara mereka dibutuhkan untuk mendorong inovasi di bidang kesehatan, iklim, dan keberlanjutan."
Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, menyampaikan jika pihaknya percaya anak muda adalah agen perubahan yang mampu membawa dampak besar bagi masa depan kesehatan dan pembangunan bangsa.
Sementara itu, H.E. Daniel Blockert, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, ASEAN, dan Papua Nugini, dalam kunjungannya ke kantor AstraZeneca Indonesia menegaskan komitmen pemerintah Swedia dalam memberdayakan generasi muda dan memastikan suara mereka terwakili dalam kebijakan publik.
“Kami percaya keterlibatan anak muda harus diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor. Karena itu, kami mengapresiasi upaya AstraZeneca dan Plan International Indonesia yang melalui Girls
Take Over tidak hanya menginspirasi remaja perempuan untuk memimpin, tetapi juga menunjukkan bagaimana sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat bersinergi dalam mendorong kesetaraan kesehatan dan pembangunan inklusif.
Salwa, salah satu peserta Girls Take Over #GirlsBelongHere2025, bersama dua finalis lainnya, telah menyalurkan aktivismenya dalam pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) serta mempromosikan kepemimpinan perempuan di lingkungan sekolah.
Nayla aktif di isu lingkungan, Diva terlibat dalam Paskibra dan OSIS, dan Salwa aktif sebagai
ketua redaksi majalah digital di sekolahnya.
Dalam kesempatan sehari ini, Salwa berbagi pengalamannya dalam menyuarakan pentingnya kepemimpinan perempuan di bidang kesehatan, sebagai bagian dari upaya pemerataan akses fasilitas kesehatan.
Baca juga: Kemenkes dan Industri Farmasi Perkuat Penanganan Penyakit Tidak Menular di RI
“Menjadi bagian dari Girls Take Over, memberi saya pengalaman nyata bagaimana keputusan diambil dan bagaimana kolaborasi lintas sektor bisa menciptakan dampak. Ini menjadi bekal berharga bagi saya untuk terus berani mengambil peran, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menginspirasi teman-teman sebaya agar lebih peduli pada kesehatan dan kesetaraan sekaligus menantang norma dan budaya yang masih sering membatasi gerak perempuan muda,” tutup Salwa.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Panitia Siapkan Makanan Khas Swedia untuk Maher Zain Jelang Konser di Indonesia |
![]() |
---|
Maher Zain Gelar Konser di Tiga Kota di Indonesia November 2025, Ini Harga Tiketnya |
![]() |
---|
Partai Nasional Kashmir Tuntut Pembebasan Mahasiswa yang Ditangkap di Rawalkot |
![]() |
---|
Detik-Detik Penembakan Dekat Masjid di Orebro Swedia: Jamaah Panik Usai Salat Jumat |
![]() |
---|
Tiga Negara NATO Patungan Rp 8,17 T Beli Senjata Amerika Buat Dipakai Ukraina Lawan Rusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.