Jumat, 10 Oktober 2025

Cegah Pikun, 5 Kebiasaan Baik Menjaga Fungsi Otak dari Penuaan Kognitif

Sebuah riset menunjukkan otak tetap mampu belajar dan beradaptasi meski di usia lanjut. Namun, harus disertai kebiasaan baik.

Richard Susilo
Ilustrasi Lansia Jepang saat ini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otak merupakan aset paling vital bagi tubuh. Ia berperan mulai dari belajar, mengingat, mengambil keputusan, hingga memecahkan masalah, otak menghadapi arus informasi yang terus-menerus setiap hari.

Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, Dr. Vipada Sae-Lao, mengatakan, meskipun hanya sekitar 2 persen dari massa tubuh, otak mengonsumsi hampir 20 persen energi tubuh, menandakan betapa tinggi aktivitas metabolik dan tuntutannya.

"Lupa sesekali adalah bagian alami dari cara kerja otak yang mengatur berbagai tugas. Namun, seiring bertambahnya usia, pengalaman semacam ini bisa menjadi lebih sering karena kebutuhan sistem saraf yang terus berkembang,” ujar Dr. Sae-Lao ditulis di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
 
Faktor genetika, paparan lingkungan, dan kebiasaan gaya hidup saling memengaruhi vitalitas otak, demikian juga perubahan terkait usia.

Namun ada kabar baik, sebuah riset menunjukkan otak tetap mampu belajar dan beradaptasi meski di usia lanjut.
 
Dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia, Dr. Sae-Lao membagikan lima kebiasaan baik untuk membantu memperlambat proses penuaan kognitif, meningkatkan fleksibilitas mental, sekaligus memastikan kerja otak tetap optimal.
 

1. Vitalitas otak dimulai dari apa yang dimakan

Sebagai ahli nutrisi, ada pepatah ‘kamu adalah apa yang kamu makan’ sebenarnya bermakna 'perasaan dan pikiranmu dipengaruhi oleh apa yang kamu makan’.

Makanan sehat bantu jaga fungsi otak dan emosi:

  • Lutein (dari bayam, telur, alpukat) dukung kognisi & mata.
  • Buah & sayur berwarna kaya antioksidan, lindungi sel otak.
  • Telur mengandung kolin & vitamin untuk memori dan mood.
  • Omega-3 (ikan, kacang) tingkatkan kemampuan belajar.
  • Minyak zaitun baik untuk memori.
  • Kurangi gula, garam, makanan olahan untuk cegah inflamasi.
  • Teh hijau/hitam bantu lawan radikal bebas.


2.    Gerakan melatih kognisi

CDC merekomendasikan orang dewasa melakukan minimal 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit intensitas berat setiap minggu untuk kesehatan otak optimal serta meningkatkan kebugaran secara menyeluruh.

Aktivitas fisik rutin terbukti mendukung fungsi kognitif, memperbaiki suasana hati, mengurangi stres, serta menurunkan risiko penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia.


3.    Latih otak dengan tantangan baru

Otak membutuhkan tantangan yang merangsang fungsi kognitif.

Membaca, bermain catur, mengisi teka-teki kata, mempelajari keahlian atau bahasa baru dapat menjaga kesehatan otak dan mengurangi penurunan fungsi akibat usia.
 
Lakukan kegiatan berenang, memasak, melukis, atau tai-chi.
 
Selain itu, latihan mindfulness, yoga, atau meditasi bisa menjadi langkah awal yang sederhana.
 

4.    Kebiasaan bersih, pikiran jernih

Batasi paparan polutan seperti asap, jamur, dan kabut.

Jagalah kesehatan mental dengan membatasi stimulasi berlebih dari layar dan lingkungan yang berantakan.

Jauhi kebiasaan merokok, konsumsi alkohol , atau ketergantungan zat lainnya.
 

5.    Bangun jaringan sosial yang bermakna

Interaksi sosial yang kuat dan dapat dipercaya berperan penting dalam memberikan dukungan emosional dan meningkatkan ketahanan mental.

Luangkan waktu berkualitas bersama teman dan keluarga secara rutin untuk memperbaiki memori dan memperlambat penuaan otak.
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved