Ancaman di Balik Wanginya Aroma Asap Vape
Aroma vape biasanya lebih wangi, tidak menyengat dan ada varian rasa seperti buah-buahan. Ternyata di balik wanginya aroma ini ada ancaman mengintai.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak masyarakat yang menganggap asap rokok elektrik atau vape tidak berbahaya seperti asap rokok konvensional.
Pandangan ini muncul karena aroma vape biasanya lebih wangi, tidak menyengat, dan memiliki berbagai varian rasa seperti buah-buahan atau sesuai cairan (liquid) yang digunakan.
Baca juga: Vape Lebih Aman? Ternyata Itu Hanya Ilusi! Ada Bahaya Mirip Efek Rokok, Kanker Pun Mengintai
Ternyata di balik wanginya aroma dari asap vape memunculkan bahaya tersembunyi.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sekaligus dokter spesialis paru, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR, menegaskan asap vape memiliki bahaya yang sama dengan asap rokok.
Bahkan, orang yang menghirup uap vape dari orang lain juga bisa dikategorikan sebagai perokok pasif.
Baca juga: WHO: Jumlah Perokok Turun Tapi Pengguna Vape Meroket
"Sama (bahayanya), karena ada yang namanya perokok pasif konvensional, dan di vape juga ada perokok pasif," kata Prof. Agus kepada Tribunnews, Rabu (15/10/2025).
"Jadi, orang yang menghirup uap di sekitar pengguna vape, kalau tiap hari terpapar, ikut menghirup nikotin, bahan karsinogen, dan zat toksik lainnya yang berbahaya. Itu sama saja terhirup kalau dia rutin tiap hari berada di samping orang yang vape," lanjutnya.
Ia menambahkan, jika paparan uap vape hanya terjadi sesekali, tubuh mungkin masih mampu menetralkannya.
Namun, bila terpapar setiap hari, risiko kesehatannya akan sama seperti perokok aktif.
"Kalau vape asapnya cuma sekali-sekali mungkin bisa dinetralisir oleh tubuh, tapi kalau tiap hari ada di sebelah orang yang vape, ya sama saja seperti perokok konvensional yang duduk di sebelah perokok lain, sama-sama merokok," jelasnya.
Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tidak menganggap enteng paparan uap vape, karena efeknya tetap berbahaya bagi kesehatan, baik bagi pengguna maupun orang di sekitarnya.
Dampak Vape Terhadap Kesehatan
Ia menjelaskan, berbagai penelitian internasional menunjukkan vape memiliki kandungan bahan berbahaya yang serupa dengan rokok konvensional.
Pertama, baik rokok konvensional maupun vape sama-sama mengandung nikotin.
Zat ini dapat menyebabkan ketagihan dan berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner.
"Mau bentuknya vape, shisha, rokok konvensional, legal atau ilegal, nikotinnya tetap bikin adiksi dan risiko penyakit jantung koroner bisa terjadi," jelasnya.
Kedua, vape juga mengandung zat karsinogen atau bahan penyebab kanker.
Prof. Agus menuturkan, jika pada rokok konvensional zat karsinogen berasal dari tar, maka pada vape sumbernya berbeda namun tetap berbahaya.
"Riset menunjukkan bahwa di cairan vape itu mengandung bahan karsinogen penyebab kanker, tapi bukan tar," ujarnya.
Kemudian beberapa senyawa berbahaya yang ditemukan di cairan vape antara lain akrolein, asetaldehida, dan logam-logam terlarut akibat mekanisme pemanasan elektronik.
Zat-zat tersebut, kata Prof. Agus, dapat terhirup dan masuk ke saluran pernapasan.
Ia juga menyinggung hasil penelitian di luar negeri yang menemukan risiko kanker akibat paparan uap rokok elektrik.
"Selama satu tahun, tiap hari dipaparin uap rokok elektronik selama 52 minggu, ditemukan hampir 30 persen jadi kanker kandung kemih dan sekitar 25 persen jadi kanker paru. Itu risetnya di hewan, tapi kalau di manusia risikonya tidak jauh berbeda," ungkapnya.
Selain itu, studi terhadap manusia juga menunjukkan bahwa penggunaan vape meningkatkan risiko penyakit pernapasan.
"Riset publikasi pada manusia terbukti vape meningkatkan 30 persen risiko terjadinya asma dan 30 persen risiko penyakit paru kronik atau PPOK," ungkap Prof. Agus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.