Senin, 27 Oktober 2025

AI Bisa Deteksi Penyakit Mulai Diabetes hingga TBC, Bakal Gantikan Peran Dokter?

Banyaknya masyarakat yang kini mencari tahu soal gejala dan obat lewat bantuan AI saat merasa tidak sehat, direspon Wamenkes.

ho/kementerian kesehatan
AI DI BIDANG KESEHATAN - Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono resmi membuka Indonesia Healthcare AI Hackathon 2025, ajang inovasi pertama yang berfokus pada penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di bidang kesehatan di Jakarta pada Senin (13/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Kecerdasan buatan atau  AI kini banyak diandalkan untuk mendeteksi penyakit.
  • Apakah ini tanda peran dokter akan tergantikan?
  • Wamenkes Prof Dante Saksono menepisnya dan mengatakan AI pelengkap.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono yang menekankan, peran dokter tidak tergantikan sekalipun hadir teknologi kecerdasan buatan (AI).

AI menjadi pelengkap untuk memperkuat dan memberdayakan tenaga medis.

Baca juga: Strategi Nasional Pengembangan Kecerdasan Artifisial Dikupas di AI Innovation Summit 2025

Hal ini merespons banyaknya masyarakat yang kini mencari tahu soal gejala dan obat lewat bantuan AI saat merasa tidak sehat.

“Rasanya dulu sulit memisahkan fakta dari misinformasi. Kini, dengan bantuan AI, semua mendapatkan informasi kesehatan yang lebih akurat dan andal. Kuncinya bukan pada penggantian, melainkan empowerment,” ujar Prof. Dante dalam kegiatan beberapa waktu lalu.

Ia menyoroti berbagai tantangan global dan nasional di sektor kesehatan seperti penuaan populasi, kekurangan tenaga medis, meningkatnya biaya layanan, hingga ancaman penyakit tidak menular dan perubahan iklim.

 

Di Indonesia sendiri, beban penyakit masih tinggi: tuberkulosis tetap termasuk tertinggi di dunia, stroke menjadi penyebab kematian utama, dan lebih dari 19 juta orang hidup dengan diabetes.

“Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian Kesehatan telah mulai membangun masa depan kesehatan berbasis AI,” sebut dia.

Kemenkes melakukan uji klinis AI-powered chest X-ray untuk deteksi tuberkulosis, AI-assisted brain CT scan untuk deteksi stroke, meluncurkan AI chatbot untuk skrining risiko diabetes.

Serta mengembangkan AI-based call center di rumah sakit yang mampu memangkas waktu tunggu hingga 70 persen serta meningkatkan kepuasan pasien sebesar 35 persen.

Saat ini, pendekatan konvensional tak lagi cukup untuk menjawab kompleksitas tantangan kesehatan, termasuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia dengan lebih dari 17 Ribu pulau.

“AI membuka peluang besar untuk memperkuat diagnosis, meningkatkan akurasi prediksi, memperluas akses layanan, dan membantu tenaga kesehatan membuat keputusan klinis yang lebih baik,” tutur dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved