Sabtu, 1 November 2025

Jangan Abaikan Gejala Kebas dan Bicara Pelo, Bisa Jadi Stroke Ringan

Pemberian terapi lebih cepat membuat peluang pemulihan fungsi lebih besar dan risiko kecacatan lebih rendah saat orang terkena stroke.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
Medicine.net
PERLU PENANGANAN SEGERA - Serangan stroke, baik ringan maupun berat, harus ditangani segera untuk mencegah kerusakan otak lebih parah.  

Ringkasan Berita:
  • Anggota badan mengalami kebas tiba-tiba, bicara tidak jelas, atau mulut mencong merupakan gejala awal stroke ringan.
  • Tanda-tanda gangguan saraf pada wajah adalah indikator penting serangan stroke yang tidak boleh diabaikan.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orang masih mengabaikan gejala awal stroke. Keluhan seperti kebas tiba-tiba, bicara tidak jelas, atau mulut mencong sering disalahartikan sebagai kelelahan atau kondisi sementara.

Padahal bisa menjadi tanda stroke ringan yang dapat berkembang menjadi lebih berat.

Dokter Spesialis Neurologi Subspesialis Neurovaskular RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Bambang Tri Prasetyo, Sp.N, Subsp.N.I.O.O.(K), FINS, menegaskan bahwa masyarakat perlu lebih waspada terhadap sinyal tubuh tersebut.

“Jadi yang saya tahu gejala seperti kebas, mendadak, atau bicara pele itu sering dianggap sepele. Padahal bisa jadi tanda dari struk ringan,” ujar dr. Bambang pada media briefing virtual, Kamis (30/10/2025). 

Menurutnya, tanda-tanda gangguan saraf pada wajah adalah indikator penting serangan stroke yang tidak boleh diabaikan.

Mulut mencong, air liur berlebihan, hingga kesulitan menggerakkan mata atau melihat jelas dapat menjadi alarm awal stroke.

“Contoh, pasiennya mulutnya mencong, tertarik. Atau isinya banyak mengeluarkan air liur. Ada juga, kok matanya nggak bisa ngelirik ke samping? Atau nggak bisa melihat dengan jelas. Biasanya kita sudah ada kecurigaan,” jelasnya.


Pentingnya Pemeriksaan Cepat Saat Serangan Stroke

Stroke, baik ringan maupun berat, harus ditangani segera untuk mencegah kerusakan otak lebih parah. 

Akses cepat ke layanan gawat darurat dapat menentukan hasil akhir pasien. “Makanya harus segera diperiksa, terutama di emergensi atau di IGD, umumnya akan dilakukan Computed Tomography scan (CT scan),” kata dr. Bambang.

Pemeriksaan CT scan digunakan untuk membedakan stroke akibat perdarahan atau sumbatan. 

Bila tidak ditemukan perdarahan, pemeriksaan lanjutan seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Magnetic Resonance Angiography (MRA). 

Baca juga: Kebiasaan Merokok Vape Berisiko Kena Stroke, Begini Penjelasan Dokter

MRI dan MRA diperlukan untuk melihat lokasi dan luasnya sumbatan pembuluh darah otak.

Di rumah sakit dengan fasilitas lengkap seperti RSPI Group, pemetaan otak lebih mendetail dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan dan langkah terapi. 

Bahkan pasien dengan gejala ringan dapat dikategorikan stroke berat bila gambaran penyumbatannya luas.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved