Anak Makan Banyak, Tapi Berat Badan Mandek? Dokter Ingatkan Fase Kritis Risiko Gizi Buruk
Pemeriksaan sebulan sekali wajib dilakukan agar orang tua dapat melihat apakah kurva pertumbuhan tetap berada pada jalur yang tepat.
Ringkasan Berita:
- Berat badan anak tak bertambah meski banyak makan bisa jadi tanda awal masalah gizi
- Ketertinggalan berat badan bisa berdampak pada perkembangan jangka panjang
- Pemeriksaan berkala harus dilakukan setiap bulan pada anak usia 0–2 tahun
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orang tua dibuat bingung saat melihat anak makan lahap, tetapi berat badannya tidak bertambah.
Kondisi ini ternyata bukan sekadar variasi pertumbuhan, melainkan bisa menjadi tanda awal masalah gizi yang harus segera dievaluasi, terutama pada periode emas tumbuh kembang anak.
Dokter Spesialis Anak dr. Vininsia Merry Laura Mesang, M.Ked.Klin, Sp.A menegaskan bahwa fase 0–2 tahun adalah periode paling kritis.
“Karena saya sebagai dokter anak, kita sebenarnya memang harus memanfaatkan fase-fase golden period anak, 0-2 tahun. Jangan sampai kita lewatkan masa-masa golden period ini,” ujarnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Senin (17/11/2025).
Pada usia ini, pertumbuhan otak terjadi hingga 80 persen, sehingga ketertinggalan berat badan bisa berdampak pada perkembangan jangka panjang.
Karena itu, pemantauan dan deteksi dini sangat penting, termasuk mencermati tanda weight faltering atau berat badan stagnan.
Stagnan Satu Bulan Saja Sudah Harus Waspada
Weight faltering adalah kondisi ketika berat badan anak tidak naik sesuai target bulanan.
“Apabila berat badan kita evaluasi dalam satu bulan pertama, ternyata berat badannya nggak naik, nah itu pasti harus ada sesuatu. Itu yang kita sebut sebagai weight faltering," papar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat. (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang itu.
Baca juga: Rutin Ukur Tinggi dan Berat Badan Anak Bantu Cegah Stunting Sejak Dini
Berdasarkan anjuran, pemeriksaan berkala harus dilakukan setiap bulan pada anak usia 0–2 tahun. Jika berat badan stagnan atau turun, evaluasi segera perlu dilakukan.
Faktor Penyebab: Mulai dari Pola Makan hingga Penyakit Tersembunyi
Ada tiga kelompok penyebab besar mengapa anak makan banyak tetapi tak mengalami kenaikan berat badan:
1. Kesalahan persepsi orang tua
- Jadwal makan tidak teratur
- Komposisi asupan tidak seimbang
- Protein hewani tidak terpenuhi
- Anak terlalu banyak ngemil sehingga makan utama tidak optimal
2. Penyakit akut atau kronik
- Infeksi pernapasan lama
- Tuberkulosis
- Infeksi saluran kemih tanpa gejala (silent disease)
- Inborn error metabolisme
3. Aktivitas tinggi melebihi energi masuk
Kalori yang keluar lebih besar daripada yang masuk sehingga pertambahan berat tidak terjadi.
| Rutin Ukur Tinggi dan Berat Badan Anak Bantu Cegah Stunting Sejak Dini |
|
|---|
| 4 Susu Penambah Berat Badan Anak Terbaik, Flyon Kids, Urra, Vitabumin, atau Gizidat? |
|
|---|
| Komitmen Perangi Gizi Buruk, Pj. Gubernur Heru Targetkan Stunting Turun Jadi 13,2 Persen pada 2024 |
|
|---|
| CIMB Niaga Bantu Atasi Gizi Buruk di Indonesia Lewat Program CSR |
|
|---|
| Kenali Wasting, Gizi Buruk pada Anak Selain Stunting |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.