Jumat, 21 November 2025

Waktu Terbaik Pasang IUD setelah Melahirkan, Dokter Ungkap Tips agar Lebih Nyaman

Dokter kerap merekomendasikan IUD karena efektif dan tidak mengganggu produksi ASI.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Febri Prasetyo
Istimewa
ILUSTRASI MELAHIRKAN - Pemasangan alat kontrasepsi IUD pascapersalinan sebenarnya fleksibel. 
Ringkasan Berita:
  • IUD sebagai alat kontrasepsi banyak direkomendasikan dokter karena efektif.
  • Dokter mengatakan pemasangan IUD pascapersalinan sebenarnya fleksibel.
  • Proses pemasangan IUD tidak memerlukan persiapan khusus.


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemilihan alat kontrasepsi pascapersalinan sering menjadi dilema bagi para ibu, terutama yang masih dalam masa nifas atau baru kembali beraktivitas setelah melahirkan. 

Salah satu metode yang banyak direkomendasikan dokter karena efektif dan tidak mengganggu produksi ASI adalah Intrauterine Device (IUD) yang dikenal juga sebagai KB spiral atau alat kontrasepsi dalam rahim nonhormonal.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus konsultan Laktasi Internasional (IBCLC), dr. Amarylis Febrina Choirin Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC, kenyamanan menjadi salah satu alasan banyak ibu memilih IUD. 

Ia menjelaskan bahwa benang IUD akan semakin lembut seiring waktu karena terpapar cairan serviks serta cairan vagina.

“Tapi kan benang itu masih makin lama lembut, menyerap si cairan-cairan serviks cairan di vagina kita, dan itu biasanya sih lama-lama nggak kerasa juga,” ujar Amarylis kepada awak media, Rabu (19/11/2025). 

Selain tidak menimbulkan sensasi mengganggu, IUD nonhormonal juga tidak mengubah siklus alami tubuh. Ovulasi tetap berlangsung, demikian pula menstruasi. 

Hal ini justru membuat beberapa ibu merasa lebih tenang karena bisa tetap memantau ritme tubuh pascapersalinan.

“Nah terus juga kalau IUD, karena dia lagi-lagi nonhormonal, ovulasi tetap ovulasi, menstruasi juga tetap menstruasi,” paparnya.

Kapan Waktu Terbaik Pasang IUD setelah Melahirkan?

Amarylis menjelaskan bahwa pemasangan IUD sebenarnya fleksibel. IUD dapat dipasang:

1. Pascaplasenta, yaitu segera setelah bayi lahir

2. Saat operasi sesar, jika ibu memilih pemasangan langsung

Baca juga: Dokter Urologi Jelaskan Manfaat dan Keamanan Vasektomi sebagai Kontrasepsi Pria

3. Dalam masa nifas setelah 40 hari, ketika kondisi rahim sudah kembali stabil

4. Saat menstruasi, yang sering dianggap waktu paling nyaman

Saat menstruasi, mulut rahim secara alami sedikit terbuka sehingga proses pemasangan dapat terasa lebih smooth.

“Setelah 40 hari mungkin bisa dipertimbangkan datang pada saat menstruasi. Itu lebih nyaman, karena pada saat menstruasi mulut rahim lagi kebuka,” katanya.

Meski demikian, pemasangan di luar masa menstruasi tetap aman. 

Hanya dari sisi kenyamanan, sebagian pasien merasakan prosedur lebih mudah dilakukan saat rahim berada pada fase terbuka alami.

Ibu Pascapersalinan Normal dan Sesar Punya Kondisi Berbeda

Pada ibu yang melahirkan normal, mulut rahim masih dalam fase terbuka dalam beberapa waktu sehingga pemasangan IUD cenderung lebih fleksibel. 

Hal itu berbeda dengan ibu yang melahirkan melalui operasi sesar karena serviks tidak mengalami pembukaan. 

Karena itu, Amarylis menyarankan pemasangan saat menstruasi untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

Tak Perlu Persiapan Khusus sebelum Pemasangan

Baca juga: PKS Beri Catatan pada PP 28 Tahun 2024, Bukan Hanya Pasal Pemberian Alat Kontrasepsi bagi Pelajar

Selain itu, Amarylis menegaskan bahwa proses pemasangan IUD tidak memerlukan persiapan makanan atau pantangan khusus. 

Yang terpenting adalah ibu sudah berdiskusi dengan dokter mengenai metode yang hendak dipilih, terutama jika mempertimbangkan IUD nonhormonal.

Ia juga menekankan bahwa kekhawatiran tentang rasa ngilu, takut tidak cocok, atau khawatir mengganggu aktivitas intim harus dikonsultasikan langsung agar ibu memperoleh penjelasan berbasis medis dan sesuai kondisi masing-masing.

Selain alasan medis, faktor emosional menjadi pertimbangan besar. 

Banyak ibu yang mengalami stres ketika berhadapan dengan risiko kehamilan tidak direncanakan, khususnya ketika masih menyusui atau belum siap secara fisik maupun mental.

IUD nonhormonal memberikan rasa aman tanpa mengubah pola menstruasi dan tidak mengganggu produksi ASI, sehingga menjadi opsi yang ramah bagi ibu baru. 

Metode ini juga membantu ibu fokus pada pemulihan, bonding dengan bayi, serta adaptasi dalam peran barunya.

Ia menekankan pentingnya berdiskusi dengan tenaga kesehatan sebelum memutuskan penggunaan kontrasepsi. 

Konsultasi memastikan metode yang dipilih sesuai kondisi rahim, riwayat persalinan, dan preferensi ibu.

Perawatan pascapemasangan juga perlu diperhatikan, seperti kontrol ulang sesuai dengan jadwal agar posisi IUD dapat dipastikan tetap aman di tempatnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved