Sabtu, 22 November 2025

Wamenkes Soroti Angka Obesitas di Indonesia Semakin Muda, Anak-anak hingga Remaja Kini Mengalaminya

Wamenkes dr. Dante Saksono Harbuwono menyoroti pergeseran tren obesitas yang semakin mengkhawatirkan.

Istimewa
Obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang membayangi masyarakat Indonesia 

Jawab: Caranya dengan cek kesehatan gratis. Di dalam cek kesehatan gratis itu diperiksa diabetesnya, dia kena diabetes atau tidak, walaupun tidak ada gejala. Karena studi yang kita lakukan di beberapa tempat, misalnya di Jakarta, kita pernah melakukan studi, itu angka diabetesnya 12,8 persen di Jakarta.

Tanya: 12,8 persen. Satu dari delapan orang Jakarta diabetes?

Jawab: Diabetes. Dan yang diketahui diabetes sebelumnya itu hanya 3 persen. 9 persen di antaranya dia nggak tahu kalau dia itu diabetes, karena kadang-kadang diabetes itu tidak bergejala. Maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah mendeteksi sedini mungkin diabetesnya.

Tanya: Mendeteksi sedini mungkin diabetesnya, ya. Kemudian?

Jawab: Kemudian kita melakukan edukasi kepada masyarakat. Edukasi hidup sehat kepada masyarakat ini banyak dilakukan bukan cuma secara semboyan, tapi kita lakukan secara masif. Antara lain di posyandu. Kalau dulu kan posyandu itu untuk nimbang bayi, untuk ukur panjang bayi. Sekarang posyandu kita ubah jadi Pos Kesehatan Keluarga (Posga). Karena di sana dilayani kadar gula darahnya bisa diperiksa, tensinya bisa diperiksa.

Tanya: Kolesterol juga, ya?

Jawab: Kolesterol bisa diperiksa di posyandu, Posga-Posga tersebut. Itu kedua yang kita lakukan. Kemudian yang ketiga adalah kita mengembangkan riset-riset tentang diabetes, seperti tadi saya sampaikan. Riset-riset diabetes, nanti beberapa hari lagi saya akan meluncurkan temuan kita yang sudah mendapatkan paten tentang MODY.

Tanya: Apa itu?

Jawab: Maturity Onset Diabetes of the Young. Kita sudah menemukan gen spesifik untuk orang Indonesia yang masih muda yang akan terkena diabetes. Itu sudah kita temukan. Nanti dua hari lagi ini akan saya luncurkan, dan nanti masyarakat bisa melakukan pemeriksaan tersebut. Itu yang ketiga yang kita sudah lakukan.

Yang keempat, menyediakan obat-obat diabetes yang murah. Obat diabetes yang murah ini tentu kita harus adakan di masyarakat dengan jumlah yang cukup, dengan harga yang terjangkau. Caranya gimana? Caranya, kalau orang diabetes, kan sebenarnya ini kompetensi pengobatannya sudah masuk kompetensi dokter umum, bisa diobati di puskesmas.

Kalau di puskesmas nanti ada komplikasi, dirujuk ke rumah sakit. Setelah di rumah sakit tertangani, dia rujuk balik lagi ke puskesmas dan bisa diobati di puskesmas dengan obat yang sama yang diharapkan dari rumah sakit tersebut. Ini menekan pembiayaan. Jadi empat hal tersebut sudah kita lakukan dalam setahun ini, dan mudah-mudahan penanganan dan kondisi diabetes di Indonesia itu adalah diabetes yang sehat.

Tanya: Di Republik ini sekarang berapa banyak dokter yang memang khusus, istilahnya apa, sub-spesialis yang ngerti soal diabetes itu, berapa banyak?

Jawab: Kira-kira 5 tahun yang lalu kurang dari 100 orang.

Tanya: Jadi 5 tahun yang lalu cuma 100 orang dokter? Ahli endokrinologi. Tapi sekarang?

Jawab: Sudah kita perkuat, ada kira-kira 200-an orang yang ahli diabetes.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved