Hasil Studi Terbaru : Nutrisi Medis Efektif Turunkan Risiko Infeksi dan Biaya untuk Kesehatan Anak
Masalah gizi dan penyakit infeksi masih menjadi beban ganda di Indonesia.
Ringkasan Berita:
- Masalah gizi dan penyakit infeksi masih menjadi beban ganda di Indonesia.
- Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) selama tiga bulan pada anak undernutrisi dapat menurunkan hampir setengah biaya pengobatan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masalah gizi dan penyakit infeksi masih menjadi beban ganda di Indonesia.
Data UNICEF dan Kementerian Kesehatan (2024) menunjukkan, satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting.
Baca juga: Badan Gizi Nasional Resmi Luncurkan Call Center 127 untuk Aduan MBG, Siap Layani 24 Jam
Sementara lebih dari 30 persen anak usia di bawah lima tahun pernah mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau diare dalam satu tahun terakhir.
Kondisi ini berpengaruh pada tumbuh kembang anak dan menimbulkan kerugian ekonomi hingga 2–3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun.
Studi yang dipresentasikan di International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) 2025 menunjukkan bahwa intervensi nutrisi medis berupa PKMK selama tiga bulan pada anak undernutrisi dapat menurunkan hampir setengah biaya pengobatan infeksi seperti pneumonia, TB, dan diare.
Penelitian yang melibatkan 80 anak di Surabaya membuktikan bahwa PKMK meningkatkan berat dan tinggi badan, memperbaiki sistem imun, serta menurunkan prevalensi stunting, wasting, dan underweight secara signifikan.
Studi terbaru dari Indonesia yang dipresentasikan di International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) 2025 di Glasgow, Skotlandia, membawa jawaban untuk kondisi tersebut.
Studi menunjukkan, intervensi nutrisi medis berupa
Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) selama tiga bulan pada anak undernutrisi dapat menurunkan hampir setengah biaya pengobatan infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis (TB) dan diare.
Penelitian yang melibatkan 80 anak di Surabaya membuktikan bahwa PKMK meningkatkan berat dan tinggi badan, memperbaiki sistem imun, serta menurunkan prevalensi stunting, wasting, dan underweight secara signifikan.
Penelitian yang dipimpin oleh Associate Professor dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Muh. Akbar Bahar, Ph.D.
“Masalah gizi seharusnya tidak lagi dipandang sebagai isu kesehatan semata, melainkan sebagai persoalan ekonomi nasional yang memengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia," tutur dia.
Anak-anak yang kekurangan gizi cenderung lebih sering sakit, membutuhkan waktu pemulihan lebih lama, dan membebani biaya pengobatan yang tidak kecil bagi keluarga maupun negara.
Dengan intervensi nutrisi PKMK yang tepat, tidak hanya memperbaiki status gizi anak, tetapi juga memutus siklus penyakit infeksi berulang yang selama ini menjadi akar dari rendahnya kualitas hidup generasi muda Indonesia.
Secara ekonomi, investasi Rp1,86 juta per anak mampu mengurangi risiko infeksi 44–49 persen dan meningkatkan kualitas hidup berdasarkan analisis QALY (Quality Adjusted Life Year) dan ICER (Incremental Cost-Effectiveness Ratio).
Sumber: Tribunnews.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/ILUSTRASI-MAKANAN-BERGIZI-423432322323r.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.