Senin, 18 Agustus 2025

Pemilu 2024

Kritik Sistem Proporsional Tertutup, PAN: Politik Uang Bisa Lebih Berbahaya

Saleh Partaonan Daulay mengatakan, praktik politik uang atau money politics sebenarnya tidak hanya bisa terjadi pada sistem proporsionalitas terbuka. 

Penulis: Chaerul Umam
KOMPAS / LASTI KURNIA ILUSTRASI
Ilustrasi politik uang. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan, praktik politik uang atau money politics sebenarnya tidak hanya bisa terjadi pada sistem proporsionalitas terbuka.  

Sebab, ada kemungkinan jika MK memutuskan untuk kembali ke sistem proporsional tertutup.

"Maka dengan begitu menjadi tidak relevan, misalkan saya mau nyalon pasang gambar-gambar di pinggir jalan, jadi enggak relevan. Karena apa? Namanya enggak muncul lagi di surat suara. Enggak coblos lagi nama-nama calon. Yang dicoblos hanya tanda gambar parpol sebagai peserta Pemilu," ungkap Hasyim.

Baca juga: Pengamat: Parpol yang Dukung Sistem Pemilu Proporsional Tertutup adalah Partai yang Gagal

Sebagai informasi, dalam sistem Pemilu proposional tertutup, partai politik mengajukan daftar calon yang disusun berdasarkan nomor urut. Nomor urut ditentukan oleh partai politik.

Selain itu, pemilih memilih partai politik dan penetapan calon terpilih ditentukan berdasarkan nomor urut.

Jika partai mendapatkan dua kursi, maka calon terpilih adalah nomor urut 1 dan 2.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan