Kamis, 21 Agustus 2025

Pemilu 2024

Viva Yoga Heran Hasil Survei LSI Denny JA Kerap Sebut PAN Tak Lolos ke Parlemen

Seperti diketahui dalam rilis tersebut, elektabilitas PAN disebut hanya 1,9 persen sehingga terancam tak lolos ambang batas pencalonan parlemen atau p

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Viva Yoga Mauladi, di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) bicara soal temuan hasil survei terkait elektabilitas partai politik, khususnya survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Seperti diketahui dalam rilis tersebut, elektabilitas PAN disebut hanya 1,9 persen sehingga terancam tak lolos ambang batas pencalonan parlemen atau parliamentary threshold.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga mengaku heran terhadap hasil survei yang dirilis LSI Denny JA.

Sebab, kata dia, survei kerap menyatakan PAN tak lolos parlemen namun yang terjadi justru sebaliknya.

“Jika hasil dari lembaga survei itu akurat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral akademis maka semestinya sejak Pemilu 2004 PAN tidak lolos parliamentary threshold alias PAN tak dapat kursi DPR RI,” kata Viva Yoga saat dihubungi, Rabu (8/2/2023).

“Tetapi hasil survei mereka itu selalu tidak terbukti. Sampai Pemilu 2019 lalu PAN masih memperoleh kursi DPR RI,” sambung dia.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: 7 Partai Lolos Ambang Batas Parlemen, PDIP Berpeluang Hattrick Menang Pemilu

Viva lantas mengutip data resmi KPU RI.

Ia mengatakan bahwa di Pemilu 2004 PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen.

Kemudian di Pemilu 2009, PAN mendapat suara sebesar 6,01 persen.

Selanjutnya di Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen.

Angka ini, kata Viva, menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara hasil survei dengan data KPU tersebut.

“Aneh enggak sih, mengapa sekelas LSI selalu konsisten salah dalam meneliti tentang PAN,” kata Viva.

“Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Apakah Sentimen pada PAN? Atau karena faktor lain? Tentu akan banyak pertanyaan masyarakat dari tidak akuratnya hasil survei mereka, sejak 2004 sampai sekarang,” lanjut dia.

Dihubungi terpisah, Sekjen PAN Eddy Soeparno mempertanyakan hasil survei tersebut.

Sebab kata dia, faktanya dari pemilu ke pemilu PAN selalu lolos parlemen meski hasil survei kerap menyajikan bahwa PAN tak lolos parlemen.

“Misalnya PAN kok salah mulu, ya perlu dievaluasi juga, kok mereka bisa melakukan itu, kesalahan dan berulang-ulang, tetapi tetap saja ditampilkan hasil survei itu,” tuturnya.

Eddy pun mengimbau kepada masyarkat afar dapat berpikir jernih dalam menyikapi hasil survei terkait partai politik.

Selain data yang disajikan, sambung dia, publik perlu menelaah lebih jauh terkait profil dari lembaga survei yang menyelenggarakan jajak pendapat kepada masyarakat.

“Kami juga imbau kepada masyarakat untuk lebih jelih dan teliti ketika menelaah kajian terhadap survei, dengan melihat juga rekam jejak survei terhadap survei-survei tertentu yang mereka lakukan,” kata Eddy.

Diberitakan sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terkait tingkat elektabilitas partai politik.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan dalam survei kali ini terdapat 4 kategori partai politik, yakni partai besar, menengah, kecil dan nol koma.

Untuk kategori partai besar ditempati tiga partai dengan angka elektabilitas tertinggi. Ada PDI Perjuangan dengan 22,7 persen, Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 11,2 persen.

“Dari 18 partai yang ada yang siap kontestasi di 2024, hanya 3 partai yang masuk kategori partai besar, PDIP, Golkar dan Gerindra,” kata Ardian Sopa dalam rilis LSI Denny JA secara virtual, Selasa (7/2/2023).

Kemudian pada kategori menengah terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka elektabilitas 8,0 persen, Partai Demokrat 5,0 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen serta Partai Nasdem 4,4 persen.

Ardian menjelaskan bahwa partai kategori menengah ini berdasarkan angka elektabilitas pada rentang 4 hingga 10 persen.

Sementara untuk klasmen selanjutnya, yakni partai kecil yang memiliki angka elektsbilitas pada rentang 1-4 persen.

Kategori ini dipimpin oleh Partai Perindo dengan angka 2,8 persen. Namun di posisi selanjutnya justru diisi oleh parpol yang saat ini berada di parlemen, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan masing-masing angka 1,9 persen dan 2,1 persen.

“Jadi secara dukungan, 3 partai ini Perindo, PPP dan PAN berada di kategorisasi partai kecil,” tuturnya.

“Sehingga sebenarnya per survei ini dilakukan mereka belom lolos melewati parlementary treshold 4 persen,” lanjut Sopa.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan