Senin, 11 Agustus 2025

Pemilu 2024

Hasil Survei: Lebih dari 50 Persen Responden Tidak Yakin Jokowi Netral di Pilpres 2024, TNI-Polri?

Hasil Survei Politik, Ekonomi dan Elektabilitas Capres-Cawapres Pemilu Indonesia mencatat lebih dari 50% responden tidak yakin Presiden Jokowi netral.

Penulis: Yulis
Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/1/2024). Hasil Survei Politik, Ekonomi dan Elektabilitas Capres-Cawapres Pemilu Indonesia (SPEED) yang dilakukan Indonesia Political Expert (IPE) pada Januari 2024 mencatat lebih dari 50% responden tidak yakin Presiden Joko Widodo (Jokowi) netral pada Pilpres 2024. Direktur Riset dan Survei Indonesia Political Expert (IPE) Agustanto Suprayoghi, mengungkapkan saat ditanya tentang netralitas presiden, sebanyak 55,20% responden menilai bahwa presiden tidak lagi netral dalam pemilu. 

Survei ini menggunakan metode pengambilan sampel secara purposive random sampling. Jumlah responden 2.400 orang, sampling error 2% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Meski Didukung Logistik Melimpah, Pengamat Heran Elektabilitas Prabowo - Gibran Mandek

Pengamat Politik dan Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio mengatakan, masyarakat belum tentu menerima positif tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tegas menyatakan dirinya boleh berkampanye dan berpihak dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.  

Hensat-sapaan akrab Hendri Satrio mengaku tidak kaget kalau saat ini Pasangan Calon Presiden (Paslon) Nomor Urut 02 Prabowo-Gibran menempati posisi pertama di berbagai hasil survei yang bertebaran jelang pencoblosan Pilpres, 14 Februari 2024.

"Justru yang membuat saya kaget dan mengejutkan itu mereka sampai hari ini belum bisa menembus elektabilitas 50% plus 1 itu lho," kata Hensat di Podcast LanjutGan

Baca juga: KPU Tegaskan Presiden Jokowi Wajib Cuti Jika Ingin Kampanye, Istana Beri Respons

Padahal, kata Hensat, mereka itu paling lengkap loh, logistiknya juga gede, mesin politiknya juga banyak banget, semua sumber daya mereka miliki. Termasuk paslon ini juga punya Jokowi. Namun meski begitu belum juga bisa menembus elektabilitas 50% + 1.

Menurut Hensat, fenomena tersebut artinya menunjukkan ada daya kritis rakyat Indonesia yang digunakan pada saat memilih presiden di Pilpres 2024. Hal itu yang tidak disadari oleh Paslon 02.

"Jadi kalau pun kemudian Jokowi secara terang-terangan mengatakan, saya bisa loh mendukung, saya bisa loh berkampanye dan publik merasa bahwa itu adalah untuk Paslon 02. Meski begitu, belum tentu juga publik akan menerika positif pernyataan presiden itu," pungkas Hensat.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan