Jumat, 15 Agustus 2025

Pemilu 2024

Gerindra Turun ke Posisi Ketiga di Bawah PDIP dan Golkar, Tapi Prabowo Unggul

Pada Pileg kali ini, Partai Gerindra berhasil memperoleh suara sebesar 13,03 persen di bawah PDIP (16,39 persen) dan Golkar (15,05 persen).

Editor: Erik S
Tangkap layar channel YouTube GerindraTV
Ilustrasi - Partai Gerindra diprediksi bakal menempati posisi ketiga perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2024 dengan perolehan suara sebesar 13,03 persen 

Sementara itu, Partai Gerindra sendiri meraih 76.088 suara untuk pileg di Provinsi DIY.

Perolehan suara partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu berada di posisi kedua setelah PDI Perjuangan (PDIP) meraih 116.631 suara.

Selain itu, Partai Gerindra berada di urutan pertama dengan nila 172.949 suara.

Rapat pleno digelar di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2024). Hasil rekapitulasi disampaikan langsung oleh Ketua KPU Provinsi Bangka Belitung Husin.

Baca juga: KPU dan Hasto Kristiyanto Saling Bantah soal Dugaan Penguncian Perolehan Suara PDIP di Pemilu 2024

Adapun usai Partai Gerindra, PDIP menyusul di urutan kedua dengan perolehan 168.406 suara. Di posisi ketiga tampak Golkar dengan 115.549 suara.

Partai Gerindra juga disebut unggul di 5 Provinsi di tanah air. Daerah itu meliputi, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Meski begitu, teryata Partai Gerindra juga tergeser dominasinya di Jawa Barat. Sebab, Partai Golkar kini justru unggul di Jawa Barat.

Diketahui, Kontestasi Pemilu 2024 dinilai terjadi anomali politik. Sebab, hasil Pilpres nampaknya tidak linier dengan perolehan suara partai pengusung pasangan calon.

Kondisi ini setidaknya tergambar dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei.

Di mana, suara pasangan calon Prabowo-Gibran unggul dengan persentase kurang lebih 58 persen. Angka ini tidak linier dengan perolehan suara Partai Gerindra.

Partai besutan Prabowo Subianto itu berada di urutan ketiga di bawah PDI Perjuangan pada posisi teratas dan Partai Golkar di posisi kedua.

Anomali politik

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo memandang kondisi ini menggambarkan anomali politik.

Baca juga: Hasil Rekapitulasi Kaltim, Prabowo-Gibran Dapat 1,5 Juta Suara, Anies-Muhaimin Posisi Dua

“Jadi tidak ada pengaruh signifikan antara Pilpres dan Pileg,” kata Suko.

Dalam kacamata Suko, kondisi ini bisa jadi karena mesin partai politik sibuk urusan caleg ketimbang Pilpres. Hasilnya tidak signifikan.

Keunggulan Prabowo berdasarkan hasil hitung cepat itu, lebih dipandang pada faktor investasi politiknya yang panjang. Di samping dukungan tokoh kepada paslon tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan