Selasa, 19 Agustus 2025

Pemilu 2024

Terbukti Ubah Ribuan Data DPT, 7 Petugas PPLN Kuala Lumpur Hanya Divonis 1 Tahun Masa Percobaan

Diketahui, vonis hakim kepada tujuh anggota PPLN Kuala Lumpur ini lebih ringan dari tuntutan jaksa, yakni hukuman 6 bulan penjara dengan masa percobaa

Penulis: Ashri Fadilla
Tribunnews.com/Ashri Fadilla
Majelis Hakim menjatuhkan vonis empat bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun terhadap tujuh anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Malaysia, karena terbukti melakukan tindak pidana pemilu dengan merubah data 1.402 daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis empat bulan penjara dengan masa percobaan selama satu tahun terhadap tujuh anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Malaysia.

Mereka dinyatakan terbukti melakukan perubahan data 1.402 daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 di Kuala Lumpur tanpa rapat pleno.

Ketujuh terdakwa tersebut yakni Umar Faruk selaku Ketua PPLN Kuala Lumpur dan enam anggotanya yaitu Tita Cahya Rahayu sebagai Divisi Keuangan, Dicky Saputra sebagai Divisi Data dan Informasi, Aprijon sebagai DIvisi Sumber Daya Manusia, Puji Sumarsono sebagai Divisi Sosialisasi, Khalil, dan Masduki Kham dan Muchamad sebagai Divisi Logistik.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pindana masing masing selama 4 bulan," ujar Hakim Ketua, Buyung Dwikora dalam persidangan Kamis (21/3/2024).

Namun Majelis juga memutuskan bahwa para terdakwa tidak mesti menjalani vonis tersebut jika dalam kurun waktu satu tahun berkelakuan baik.

Artinya, para terdakwa diberikan masa percobaan selama satu tahun.

"Menetapkan lamanya pidana tersebut tidak perlu dijalani kecuali apabila di kemudian hari ada keputusan hakim yang menentukan hal lain disebabkan karena terpidana melakukan tindak pidana sebelum masa percobaan selama 1 tahun terakhir," kata Hakim Buyung.

Putusan masa percobaan satu tahun itu juga secara tidak langsung menggugurkan para terdakwa yang selama proses persidangan menjadi tahanan kota.

Baca juga: Ikut Loloskan Gibran Cawapres, Hakim Guntur Hamzah Dilaporkan ke MKMK karena Menjabat di Luar MK

Selain itu, Majelis Hakim juga bersepakat menjatuhkan pidana denda kepada para terdakwa masing-masing Rp 5 juta subsidair 2 bulan penjara.

"Menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa masing-masing sebesar Rp 5 juta dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka dikenakan pidana pengganti berupa pidana kurungan masing-masing selama 2 bulan," ujar Hakim.

Menurut Hakim, putusan demikian dijatuhkan karena para terdakwa dianggap terbukti melanggar Pasal 544 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan jaksa penunut umum.

Dalam memvonis para terdakwa, Majelis Hakim mempertimbangkan beberapa hal yang memberatkan dan meringankan.

Baca juga: PKS dan Nasdem Terima Hasil Pilpres, Parpol Pendukung Anies Sisa PKB, Hak Angket Hanya Angan-angan?

Hal memberatkan, karena posisi para terdakwa sebagai penyelenggara Pemilu 2024.

Sebab mestinya, para terdakwa menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian dampak dari perbuatan mereka, yakni pemungutan suara ulang, juga dijadikan pertimbangan memberatkan oleh majelis.

"Hal-hal yang memberatkan akibat perbuatan para terdakwa dilakukan pemungutan suara ulang," kata Hakim.

Sedangkan hal yang meringankan hukuman tujuh anggota PPLN itu yakni karena para terdakwa belum pernah dipidana sebelumnya.

Lalu, hasil tindak pidana yang dilakukan para terdakwa mulai dari penetapan DPT sampai dengan pemungutan suara telah dianulir dan dinyatakan tidak sah oleh KPU RI atas rekomendasi Bawaslu RI dan dilaksanakan pemungutan suara ulang pada tanggal 10 Maret 2024.

Antrean WNI saat hendak melakukan pemungutan suara atau pencoblosan Pemilu 2024 (Pileg dan Pilpres) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Antrean WNI saat hendak melakukan pemungutan suara atau pencoblosan Pemilu 2024 (Pileg dan Pilpres) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Doc. Yvonne)

Kemudian, para terdakwa sebagian besar adalah mahasiswa atau mahasiswi yang sedang menempuh kuliah S3 di Malaysia dan para terdakwa kecuali terdakwa dua dan terdakwa tiga mempunyai tanggungan keluarga.

Baca juga: Daftar Purnawirawan TNI Polri Potensi Tarung di Pilkada: Eks Dandim Kutai, BNN hingga Kapolda Metro

Diketahui, vonis hakim kepada tujuh anggota PPLN Kuala Lumpur ini lebih ringan dari tuntutan jaksa, yakni hukuman 6 bulan penjara dengan masa percobaan.

Selain itu, dalam tuntutan sebelumnya jaksa juga meminta agar para terdakwa dihukum membayar denda 10 juta subsidair 3 bulan penjara.

  

  

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan