Pilkada Serentak 2024
Pencurian Data hingga Aksi Diskriminasi di Media Sosial Menjadi Catatan Jelang Pilkada 2024
Media sosial menjadi platform yang sangat berpengaruh terhadap pandangan hidup kelompok muda.
Penulis:
Muhammad Zulfikar
Editor:
Hasanudin Aco
"Di media sosial ada beberapa kelompok yang mengalami diskriminasi contohnya perempuan dan minoritas gender. Ini menjadi catatan, karena SAFEnet berupaya untuk mendorong agar media sosial dapat menjadi ruang untuk berekspresi yang aman bagi semua pihak," kata Hafizh.
Hafizh juga menyampaikan, bahwa pemerintah dan perusahaan media sosial harus bisa melindungi kebebasan berekspresi dari masyarakat di dunia maya terutama menuju kontestasi Pilkada 2024.
"Perusahaan media sosial harus mampu meng-take down hoaks berbasis identitas dan hate speech yang berpotensi banyak beredar pada di Pilkada 2024.
Di sisi lain, mereka juga harus aktif dalam melindungi kebebasan berekspresi masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut dalam konteks teknologi informasi, dalam diskusi tersebut turut menyinggung perihal Rancangan Undang-undang tentang Polri atau RUU Polri.
Hafizh dan Andaru pun menyatakan menolak RUU Polri, karena dinilai akan membatasi ruang berekspresi, merampas privasi, dan merenggut hak atas akses informasi masyarakat.
Sementara itu, Carlos menyampaikan bahwa lembaga super power pasti akan cenderung korup, sehingga harus ada pengawasan lebih kepada lembaga Polri pasca RUU Polri disahkan.
Pilkada Serentak 2024
Wamendagri: Jangan Sampai PSU Lagi, Mitigasi Harus Tuntas |
---|
Ketua KPU RI Ungkap Dinamika Baru Pilkada Kabupaten Bangka: Dari Calon Tunggal Menjadi 5 Paslon |
---|
DKPP Ungkap 5 Masalah Krusial Pilkada 2024 Jelang Pemungutan Suara Ulang Terakhir |
---|
PSU Pilkada Papua, Boven Digoel & Barito Utara Digelar 6 Agustus, Paslon Diganti |
---|
Empat Bakal Pasangan Calon Daftar PSU Pangkalpinang, Siapa Saja Mereka? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.