Pilkada Serentak 2024
3 Plus Minus Ahok atau Anies Diusung di Pilkada Jakarta 2024, Saat PDIP Bimbang
PDIP tampaknya masih bimbang untuk mengusung siapa kandidat di Pilkada Jakarta 2024 antara pilih Ahok atau Anies.
Editor:
Hasanudin Aco
Dalam konteks pemilihan, Arifki menilai partai politik tentu punya sisi idelogis dan pragmatis dalam menentukan pilihan politik.
TRIBUNNEWS.COM, TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP tampaknya masih bimbang untuk mengusung siapa kandidat di Pilkada Jakarta 2024.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, mengatakan PDIP bimbang antara mendukung Anies Baswedan yang secara elektabilitas paling tinggi atau Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memang kader PDIP.
"Kebimbangan PDIP tentu tergantung agenda dan tujuan PDIP untuk Pilkada 2024," kata dia kepada wartawan, Senin (26/8/2024).
1. Matikan Karir Ahok
Menurut dia jika PDIP mengusung Anies maka secara otomatis tentu mematikan karir politik Ahok.
Selain itu akan memunculkan pendukung loyal PDIP yang masih punya luka lama dengan Anies Baswedan.
Pilihan PDIP untuk Anies juga bakal berdampak negatif terhadap Ganjar Pranowo yang bakal kehilangan kesempatan di Pilpres 2029.
“Jika kepentingan PDIP menyolidkan kader dan memberi ruang Ganjar Pranowo di Pilpres 2029 untuk Pilkada Jakarta tentu mendukung Ahok. Namun jika PDIP ingin menang Pilkada Jakarta dan mengambil ceruk pemilih Anies di Pilpres 2024 yang kecewa dengan PKS, tentu pilihannya Anies," kata Arifki.
Dalam konteks pemilihan, Arifki menilai partai politik tentu punya sisi idelogis dan pragmatis dalam menentukan pilihan politik.
"PDIP tentu membaca duet Prabowo-Jokowi yang dulunya bertarung di Pilpres 2014 dan 2019, bersatu di Pilpres 2024," kata dia.
"PKS pun begitu, dulu dikenal sebagai partai pendukung Prabowo yang paling solid di Pilpres 2014 dan 2019, tapi pada Pilpres 2024 lebih mendukung Anies Baswedan," kata Arifki.
Kini pada Pilkada 2024, skema politik PKS mendukung Ridwan Kamil-Suswono tentu tidak bisa dinilai sebagai langkah ideologis saja.
Menurutnya ini peluang PKS untuk mendapat jatah cawagub Jakarta dan masuk ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Kebimbangan PDIP tentu bakal lebih rumit, jika PDIP juga melihat peluang untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Jika pilihan itu yang diambil PDIP kemungkinan yang didukung oleh PDIP bukan lah Anies Baswedan. Kemungkinannya Ahok atau pun kader yang lain," pungkas Arifki.
2. Ada Sekat Ideologi
Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan kandidat paling kuat dari PDIP adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.