Pilkada Serentak 2024
3 Plus Minus Ahok atau Anies Diusung di Pilkada Jakarta 2024, Saat PDIP Bimbang
PDIP tampaknya masih bimbang untuk mengusung siapa kandidat di Pilkada Jakarta 2024 antara pilih Ahok atau Anies.
Editor:
Hasanudin Aco
Namun suara Ahok sudah mentok di Pilkada Jakarta sehingga sosok yang bisa melawan KIM Plus adalah Anies Baswedan.
Oleh karena itu, Adi mengatakan PDIP harus mengusung Anies Baswedan jika mau mengalahkan Ridwan Kamil dan Suswono.
"Apakah betul PDIP itu akan usung Anies? Bagi saya opsinya harus dengan Anies kalau untuk mengalahkan Ridwan Kamil dan Suswono," kata Adi dikutip dari tayangan YouTube tvOneNews, Jumat (23/8/2024).
Menurut dia perolehan suara Anies di Pilkada Jakarta diperkirakan signifikan.
Namun Adi juga menekankan ini bukanlah pilihan yang mudah bagi partai berlambang banteng itu.
Pasalnya ada jarak ideologis antara PDIP dan Anies yang selama ini sering dipersepsikan sebagai lawan politik.
"Problemnya adalah apakah jarak ideologis antara PDIP dan Anies Baswedan itu bisa dihilangkan dalam seketika, hanya karena pilihan mentok, ini kan pilihan mentok ya," ungkapnya.
Satu sisi, lanjut Adi, PDIP butuh orang yang kuat untuk melawan Ridwan Kamil dan Suswono.
"Pilihan mentok ini yang saya kira akan menghilangkan sekat-sekat ideologi antara Anies PDIP," tandasnya.
3. Politik Bunuh Diri
PDIP Anies Baswedan akan mengalami politik bunuh diri di PIklada Jakarta jika tidak bisa mengelola cara pandang loyalisnya dalam proses penyatuan.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam dalam dialog di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (28/8/2024).
“Kalau tidak terkelola dengan baik, tidak terkomunikasikan dengan baik, bisa jadi politik bunuh diri karena perbedaan yang tidak terkelola tadi. Nah semuanya akan bergantung pada proses komunikasi antara Anies Baswedan dengan PDIP,” ucap Umam.
Umam lebih lanjut mengatakan berbeda jika misalnya Anies dan PDIP mengelola sekat-sekat perbedaan.
Tentu saja, kata Umam, bergabungnya Anies Baswedan Bersama PDIP tentu saja akan menjadi kekuatan yang cukup unik.
“Kalau misal kemudian Anies Baswedan bersama PDI Perjuangan bergabung menjadi satu, tentu ini akan menjadi kekuatan yang cukup unik karena bagaimana pun juga ini akan meleburkan sekat-sekat perbedaan tadi itu, ada narasi rekonsiliasi ideologis yang kemudian bisa diciptakan,” ujarnya.
“Tetapi juga di saat yang sama, kita mencermati Anies Baswedan sendiri punya memiliki basis pemilih yang loyal yang overlap dengan PKS, basisnya tentu tidak jauh dari Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. Sementara PDIP sendiri memiliki basis kekuatan yang cukup mengakar termausk Jakarta Utara, Jakarta Barat, jadi secara elektoral saling mengisi,” tambah Umam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.