Jumat, 15 Agustus 2025

Bentrok Dini Hari di RSPAD

Pengacara Edo: Terdakwa Tak Mengetahui Penyerangan RSPAD

Reandy Dofra Kalitouw selaku Pengacara Terdakwa penyerangan terhadap sekelompok orang di RSPAD Gatot Subroto

zoom-inlihat foto Pengacara Edo: Terdakwa Tak Mengetahui Penyerangan RSPAD
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Renny Tupessy alias Irene (tengah), terdakwa kasus penyerangan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2012). Renny berperan sebagai salah satu otak penyerangan yang menewaskan dua orang dan melukai enam orang lainnya itu. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Reandy Dofra Kalitouw selaku Pengacara Terdakwa penyerangan terhadap sekelompok orang di RSPAD Gatot Subroto, Edward Tupessy membantah bahwa kliennya mengintruksikan ke Irene Tupessy untuk melakukan penyerangan.

"Kalimat memperoleh informasi itu tidak lah benar. Sebenarnya kedatangan Terdakwa untuk melayat," ujar Reandy saat membacakan eksepsi di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Senin (8/10/2012).

Bahkan, lanjut Reandy, kliennya saat bertemu dengan Edoi Kacili atau biasa dipanggil Edoy ini dengan nuansa yang bersahabat tanpa ada permasalahan.

Reandy juga mengungkapkan, penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang jumlahnya kira-kira 50 orang ini tanpa sepengetahuan Terdakwa Edo.

"Kekerasan itu terjadi diluar sepegetahuan terdakwa," kata Edward.

Terkait peristiwa penyerangan itu, Jaksa Penuntut Umum Roland Hutahaean mengatakan, Edo berperan sebagai pemberi perintah kepada Irene Tupessy dan suaminya, Herrianto, untuk melakukan penyerangan pada 23 Februari 2012.

Edo ketika itu mendapatkan informasi bahwa Edoi Ekacili sedang berada di rumah duka RSPAD Jakarta.

"Ketika itu, terdakwa hendak bertemu saksi Edoi untuk meluruskan soal kabar fitnah utang," ujar Roland di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2012) lalu.

Edo kemudian memerintahkan Irene, yang juga adiknya, untuk mengumpulkan massa. Irene lalu menyanggupi membawa sekitar 50 orang ke RSPAD, di antaranya Gheretes Tamatala alias Herrianto, Tony Poceratu alias Ongen, Rent Penturi, Abraham Tuhehai, Yongky Maslebu, Rely Petirulan, Irene alias Renny Tupessy, John Robert Sofa alias Onchu, dan Rio.

Edo meminta anak buahnya itu untuk mempersenjatai diri dengan senjata tajam karena dikhawatirkan Edoi akan melawan. Setibanya di RSPAD pada 23 Februari 2012 dini hari, Edo kemudian bertemu dengan Edoi Ekacili.

Pertemuan itu berlangsung damai. Mereka pun menemukan kesepakatan. Di saat yang bersamaan, Edo melihat ada kelompok Jefferey Keilula. Jefferey ketika itu datang untuk melayat salah seorang kerabatnya bernama Bobi.

Roland menyebutkan, saat itu Edo langsung meminta Herrianto untuk memanggil Jefferey. Namun, Jefferey menolak. Penolakan ini membuat Edo berang dan memerintahkan anak  buahnya menyerang Jefferey.

Jefferey dan teman-temannya berusaha kabur, tetapi dikejar oleh puluhan anak buah Edo. Dalam peristiwa ini, Ricky Tutuboy dan Stanley Ayeweno akhirnya meninggal. Sementara Jefferey, Oktavianus, Yopie, dan Erol mengalami luka berat.

Berita Terkait: Bentrok Dini Hari di RSPAD

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan