Pilgub DKI Jakarta
Soal Pilgub DKI, Masinton Nilai Sikap Golkar Tak Tepat Paksakan Kehendak
Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu angkat bicara terkait pernyataan Ketua DPD I Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu angkat bicara terkait pernyataan Ketua DPD I Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi.
"Pancasila itu harus dimaknai sebagai visi kebangsaan dan kenegaraan kita sebagai Bangsa Indonesia," kata Masinton melalui pesan singkat, Minggu (4/9/2016).
Masinton mengaku prihatin dan terenyuh ketika Pancasila direduksi sebagai alat politik dukung mendukung calon gubernur.
Menurut Masinton, hal itu menunjukkan pola lama seperti masa orde baru.
"Pancasila direduksi sebagai alat utk melegitimasi kepentingan kekuasaan rezim orde baru," kata Anggota Komisi III DPR itu.
Ia menegaskan sikap PDIP yang egaliter merupakan tindakan proporsional.
Bukan untuk menang-menangan.
Golkar DKI Jakarta, katanya, harus memahami proporsi jumlah perolehan kursinya di DPRD Jakarta berdasarkan basis perolehan suara pemilu legislatif 2014 lalu.
"Partai Golkar 9 kursi, sedangkan PDI Perjuangan 28 kursi. Jadi, tidak tepat jika Golkar memaksakan kehendaknya untuk disamakan dengan PDI Perjuangan," ujarnya.
Diketahui, Sikap PDI Perjuangan jelang pendaftaran calon gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, masih teka-teki.
Beberapa kalangan, bahkan mulai menebak-nebak, kemungkinan PDIP akan mendukung petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Jika, kemungkinan bergabung, maka Ahok akan mendapat dukungan dari empat partai.
Tiga partai sudah lebih dulu memberikan dukungan kepada Ahok. Yakni, Partai Golkar, Hanura dan Nasdem.
Politikus Partai Golkar, Fayakun Andriadi enggan berandai-andai akan sikap PDIP ke depan.
Namun, jika PDIP jadi bergabung, ia berharap PDIP bisa bersikap egaliter.