Jumat, 21 November 2025

Kasus First Travel

Terpopuler Sepekan: Kisah Gaya Hidup Mewah Bos First Travel yang Merasa Tak Menipu Jemaah

Saber mengaku, dia tak lagi menerima pembayaran dari Andika sejak Maret 2017 hingga saat ini, yang totalnya mencapai Rp 25 miliar.

Penulis: Dewi Agustina
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Polisi menggelar tersangka kasus penipuan PT First Travel dengan menunjukan barang bukti dan tersangka di Bareskrim Polri, Gambir Jakarta Pusat, Selasa (22/8). Bareskrim Polri menetapkan tiga orang tersangka yakni Andika Surachman (kedua dari kiri), Anniesa Desvitasari (tengah), dan Siti Nuraidah Hasibuan terkait kasus penipuan dan penggelapan dana calon jamaah umroh yang dilakukan PT First Travel yang kerugiannya mencapai Rp. 848 miliar. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahmed Saber, pengusaha Hotel Dyar Al-Manasik di Jeddah menyebut dua bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan memang bergaya hidup mewah.

Hal tersebut terlihat dari media sosial yang menampilkan foto-foto mereka saat liburan ke luar negeri dengan fasilitas mewah.

Saber pernah diajak berlibur ke Indonesia sebagai balasan mengajak Andika dan Anniesa berlibur di Arab Saudi.

"Saya lihat cara hidup Andika. Sepertinya ia punya uang yang banyak. Tapi saya tidak tahu di mana saja ia berbisnis," kata Saber dalam wawancara "Rosi" di Kompas TV, Kamis (24/8/2017) malam.

Melihat kemewahan pasangan suami-istri tersebut, Saber percaya bahwa keduanya memiliki usaha yang sukses.

Bahkan, Saber menganggap Andika punya bisnis lain di luar agen perjalanan umrah.

Saat kunjungan ke luar negeri, khususnya Arab Saudi, Andika dan Anniesa selalu meminta fasilitas kelas VIP atau private.

Oleh karena itu, setiap kali keduanya datang ke negaranya, Saber selalu menyediakan hotel terbaik dan mobil mewah untuk menjemput mereka di bandara.

Andika dan Anniesa.
Andika dan Anniesa. (Kolase TribunnewsBogor.com)

"Pertama, saya kenal dekat Andika, tidak ada tanda dia akan bangkrut," kata Saber.

Pembayaran fasilitas hotel untuk jemaah awalnya lancar-lancar saja. Pada 2016, pembayaran mulai terhambat walau hanya sebulan.

Namun, kejanggalan bisnis antara dua pihak itu mulai terlihat pada 2017.

Saber mengaku, dia tak lagi menerima pembayaran dari Andika sejak Maret 2017 hingga saat ini, yang totalnya mencapai Rp 25 miliar.

Baca: PKB Siap Dukung Ridwan Kamil Asalkan Pendampingnya Bukan Bima Arya

"Setiap saya tanyakan Andika soal pelunasan pembayaran, alasannya selalu ada saja," kata Saber.

Saat ini, Saber tengah berupaya mendapatkan aset-aset Andika. Padahal, aset tersebut telah disita Polri dalam rangka menelusuri dugaan pencucian uang.

Rencananya, Saber akan melaporkan Andika ke pengadilan di Arab Saudi, bukan ke kepolisian. Saber juga meminta agar Pemerintah Indonesia ikut membantu menyelesaikan masalah ini.

"Karena urusan pengadilan antara Arab dan Indonesia akan sangat lama dan susah," kata dia.

Selalu Pakai Hummer
Sementara itu mantan karyawati agen perjalanan First Travel menyebut mantan bosnya Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan selalu menggunakan kendaraan mewah.

"Sehari-harinya, Bapak dan Ibu sangat mewah. Datang ke Kuningan dan Depok (kantor FT) selalu dengan Hummer," ujar mantan karyawati tersebut dalam acara "Rosi" di Kompas TV, Kamis (24/8/2017) malam.

Bahkan, untuk jarak dekat pun, mereka bepergian dengan menggunakan mobil.

"Bapak salat Jumat dari kantor ke masjid yang jaraknya lima menit, maunya dianter Hummer," kata perempuan tersebut.

Andika dan Anniesa juga selalu dikawal ke mana pun hendak pergi.

Bodyguard tersebut sempat membuat mantan karyawati tersebut takut untuk memberikan kesaksian kepada pihak kepolisian.

Baca: Sedihnya Sri dan Sang Suami Lima Jam Perjalanan ke Jakarta Tapi Tak Bisa Ambil Paspor

"Bapak dan Ibu punya bodyguard khusus dari Pasukan Garuda. Saya juga lihat berita, ternyata mereka simpan senjata tajam," kata perempuan tersebut.

Dalam kasus ini, penyidik menetapkan Direktur Utama First Travel Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Hasibuan, sebagai tersangka.

Dalam pengembangan kasus, polisi juga menetapkan adik Anniesa, Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki Hasibuan selaku Direktur Keuangan sekaligus Komisaris First Travel, sebagai tersangka.

Mereka dikenal memiliki gaya hidup yang mewah. Anniesa, dalam berbagai media sosial, mengabadikan momen berdua Andika saat jalan-jalan ke luar negeri.

Bahkan, pakaian dan aksesoris yang dia kenakan ditaksir nilainya hingga puluhan juta.

Restoran di London
Pengelola restoran Nusa Dua di London, yang dikaitkan dengan bos First Travel, Andika Surahman-Anniesa Hasibuan, menceritakan dana yang dikeluarkan di London digunakan untuk 'restoran, fashion show dan jalan-jalan di Eropa'.

Pengelola restoran Nusa Dua, Firdaus Ahmad dan Usya Soerharjono, seperti dilansir BBC Indonesia di lokasi restoran di beralamat di 118-120 Shaftesbury Avenue, membenarkan dana yang dikeluarkan oleh Andika dan Anniesa pada tahun 2014-2015.

Namun keduanya tidak menyebutkan berapa besar dana yang dikeluarkan secara keseluruhan.

Hubungan dengan bos First Travel, Andika dan Anniesa, berawal ketika Firdaus mengantarkan Andika dan Anniesa saat berlibur di Inggris.

Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman.
Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman. (TribunWOW.com/Instagram)

Penelusuran polisi dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana jemaah umrah oleh perusahaan First Travel memunculkan klaim bahwa bos First Travel membeli restoran di London.

Keterangan polisi, sebagaimana ramai diberitakan oleh media di Indonesia, menyebutkan bahwa bos First Travel, pasangan suami istri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan membeli restoran tersebut pada 2016 seharga £700.000.

Baca: Eddies Adelia Tak Merasa Dikecewakan Anniesa Hasibuan

Laporan-laporan di Indonesia menyebutkan, jika dirupiahkan, nilainya antara Rp 14 sampai 15 miliar.

Pernyataan tersebut, menurut Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Polisi Herry Rudolf Nahak, didasarkan pada pengakuan Andika dan Anniesa sendiri.

Firdaus mengakui ada dana dari Andika dan Anniesa, tapi itu terjadi pada 2014-2015 dan tidak hanya untuk operasional restoran saja.

"Jadi kurang lebih kalau (dikatakan ada) 700 (ribu poundsterling), itu ya untuk renovasi (restoran), untuk (membantu penyelenggaraan festival) Halo Indonesia (di Trafalgar Square)," kata Firdaus.

'Tukar Guling'
Sementara itu istri Firdaus, Usya menambahkan, "(Untuk) biaya dua kali keliling Eropa Andika-Anniesa dan keluarganya dan peragaan busana."

Firdaus mengatakan, "Yang peragaan busana kan mahal, termasuk untuk membayar model-model di acara tersebut."

Intinya, kata Firdaus, ada penyertaan dana pada 2014 untuk sejumlah pengeluaran.

Pengelola restoran ini mengatakan dari sisi hubungan finansial, mereka tidak lagi memiliki hubungan dengan Andika-Anniesa.

"Pada Maret 2017 saya menyerahkan apartemen saya di Indonesia ke Andika. Ada akta notarisnya," kata Usya.

Penyerahan ini menurut Usya menandai 'pembelian saham Andika di Nusa Dua' oleh dirinya dan Firdaus.

Firdaus menyebutnya sebagai 'tukar guling dan ini juga atas keinginan Andika'.

Di papan nama Nusa Dua tercantum 'part of FT Group' atau bagian dari FT Grup dan tulisan FT Group masih digunakan di papan nama restoran sampai sekarang karena menurut Firdaus memerlukan izin dan dana untuk penggantian.

"Itulah Andika. Di atas kertas kepemilikannya tidak ada," kata Firdaus. "Dia ingin mejeng, (ingin nama perusahaannya) ada di London. Itu saja," tambah Usya.

Ada tulisan bagian dari FT Group pada papan nama restoran Nusa Dua di London.
Ada tulisan bagian dari FT Group pada papan nama restoran Nusa Dua di London. (BBC Indonesia)

Nusa Dua berada di kawasan turis. Selain kafe, toko, dan restoran di deerah ini terdapat pula sejumlah teater.

Awal berkenalan dengan Andika, kata Firdaus, terjadi saat ia sedang mencari peluang baru untuk memperbesar restoran lamanya yang terletak di Dean Street, tak jauh dari Shaftesbury Avenue.

Ada tawaran untuk mengambil alih dan menjalankan salah satu restoran Cina di Shaftesbury Avenue.

"Letaknya strategis, Andika setuju, kebetulan ada peluang. Dulu Andika punya restoran (di Indonesia), tapi tutup," ungkap Firdaus kepada BBC Indonesia.

Dari sinilah ada keterlibatan Andika dan Anniesa di restoran Nusa Dua. "Ya bantu-bantulah," kata Firdaus seraya menambahkan bahwa itu terjadi pada 2014.

Ia mengatakan restoran Cina yang ia ambil alih mengalami renovasi besar-besaran. "Dan itu mahal biayanya," kata Firdaus.

Dokumen yang didapat dari Land Registry -lembaga yang menyimpan data pemilik properti di Inggris- memperlihatkan bahwa properti di 118-120 Shaftesbury Avenue, tempat restoran Nusa Dua berlokasi, dimiliki oleh Shaftesbury Chinatown Limited.

Dokumen ini juga menyebutkan bahwa status properti ini disewakan mulai 4 Desember 2009 hingga 24 Desember 2034.

Usya menjelaskan bahwa properti yang dipakai restoran Nusa Dua memang bukan milik dirinya.

"Kita tidak bisa memiliki properti ini seperti ini di pusat kota London. Yang bisa dilakukan adalah menyewa dan menggunakan," katanya.

Firdaus mengatakan pihaknya mengeluarkan dana £285.000 untuk mengambil alih pengunaan properti dari pemilik lama. "Kami penyewa di sini," katanya.

Ia menegaskan tidak ada nama Andika atau Anniesa sebagai pemilik resmi restoran Nusa Dua.

"Andika tidak ada namanya di Nusa Dua. Dia sudah tukar guling. Itu kan secara lisan, (Andika mengatakan) ada restoran di London, dibeli £700.000. Saya tak tahu bagaimana ia bisa mengatakan seperti itu," kata Firdaus.

"Kalau polisi menyita..ambil saja"

Firdaus dan Usya mengatakan siap membantu penyidikan oleh aparat penegak hukum. Mereka mengatakan siap membuka semua dokumen.

"Bagi saya, kalau polisi menyita (Nusa Dua), silakan ... kalau mau ambil, ambil saja," kata Firdaus.

"Saya tidak mengambil uang jamaah. Ada orang ingin investasi, ya oke oke saja."

Di luar hubungan bisnis, secara pribadi Firdaus dan Usya mengatakan prihatin dengan kasus yang menimpa First Travel.

"Saya kasihan dengan jamaah yang tak berangkat, yang sudah menabung bertahun-tahun," kata Firdaus.

Tak Merasa Menipu
Pasangan Suami Istri Andika Surachman - Anniesa Hasibuan disangkakan melakukan penipuan dan penggelepan disertai pencucian uang dalam bisnis perjalanan umrah bermodus promo murah perusahaan First Travel miliknya.

Sebanyak 58.682 calon jemaah menjadi korban aksi nakal pasangan suami istri tersebut lantaran gagal berangkat ke Tanah Suci meski telah menyetorkan dana Rp 14,3 juta plus biaya tambahan carter pesawat Rp 2,5 juta per orang.

First Travel
First Travel (Kolase / Instagram)

Kepolisian memperkirakan kerugian calon jemaah mencapai Rp 848.700.100.000.

Meski begitu, Andika-Anniesa dalam pemeriksaan menyatakan merasa tak bersalah.

Suami istri tersebut mengaku tidak tahu aksinya dalam mengelola uang calon jemaah umrah tersebut merupakan pidana.

"Dia cerita apa yang dia lakukan. Dia tidak menyadari kalau itu penipuan. Sejauh ini dia masih menganggap bahwa yang dia lakukan itu enggak salah," ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirkrimum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak, saat rilis pengungkapan kasus First Travel di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017).

Herry tak melihat ada raut maupun pernyataan penyesalan dari Andika-Anniesa selama proses pemeriksaan.

Barang bukti kasus First Travel di Bareskrim Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kiri) dan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak (kanan) menunjukan barang bukti kasus First Travel di Bareskrim, Selasa (22/8/2017).

"Dia biasa aja," kata Herry.

Dari pemeriksaan, lanjut Herry, pasangan suami istri tersebut menjelaskan kronologi awal bisnisnya.

Keduanya menampik sengaja menipu puluhan ribu calon jemaah untuk memperoleh keuntungan sebesarnya guna mengimbangi gaya hidup atau life style keduanya.

Jadi Tokoh Inspiratif Indonesia
Di balik segala hujatan yang diterima Anniesa Hasibuan, ternyata direktur First Travel itu punya prestasi di dunia internasional.

Seperti diketahui, Anniesa Hasibuan merupakan seorang desainer hijab ternama di Indonesia.

Bahkan dirinya sempat tampil di New York Fashion Week (NYFW).

Prestasi itulah yang mengantarkan nama Anniesa Hasibuan masuk ke dalam daftar 10 wanita inspiratif di Indonesia.

Anniesa Hasibuan masuk daftar itu bersama 9 wanita lainnya, di antaranya Catherine Hindra Sutjahyo, Christine Ay Tjoe, Destry Damayanti, Faye Simanjuntak, Irawati Setiady, Nurhayati Subakat, Sri Mulyani Indrawati, Sri Wahyuni Agustiani, dan Isabel and Melati Wijsen.

Anniesa Hasibuan mengisi slot kategori desain dalam daftar tersebut.

Unggahan Akun instagram Forbes Indonesia yang menjelaskan pencopotan gelar inspiring women 2017 bagi Anniesa Hasibuan menyusul terungkapnya dugaan kasus penipuan calon jemaah First Travel.
Unggahan Akun instagram Forbes Indonesia yang menjelaskan pencopotan gelar inspiring women 2017 bagi Anniesa Hasibuan menyusul terungkapnya dugaan kasus penipuan calon jemaah First Travel. (Instagram)

Dalam ulasan forbesindonesia.com, Anniesa Hasibuan masuk dalam daftar karena dia adalah perancang pertama yang mempresentasikan koleksi pakaian Muslim di New York Fashion Week (NYFW).

Di ajang tersebut, Anniesa Hasibuan mendapat tepuk tangan meriah setelah presentasinya kepada 1.500 peserta.

"Fashion itu universal. Fashion itu untuk perdamaian, untuk bersenang-senang, dan untuk semua orang. Terlepas dari perbedaan ras, budaya, dan agama kita, dari manapun asalnya, kita memiliki hak yang sama," kata Anniesa kepada Forbes.

Selain berpartisipasi di New York Fashion Week, Anniesa Hasibuan juga ikut serta dalam acara lain, seperti Istanbul Modest Fashion week dan Cannes Fashion and Global Short Film Awards Gala pada Mei 2016 lalu.

Di acara tersebut Anniesa Hasibuan mendapatkan Best Fashion Designer Award untuk koleksi 'Pearl Asia-nya'.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved