UU Cipta Kerja
Muslihat Pelajar Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja, Orangtua Dibikin Cemas, Polisi Beri Imbauan
Banyak pelajar yang terlibat unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja. Tak sedikit pula di antara mereka yang diamankan pihak kepolisian.
Editor:
Willem Jonata
Jaket almamater yang disita polisi dari pelajar SMP berinisial R di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Selasa (13/10/2020). (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)
Selain jaket almamater dan pasta gigi dari R, polisi juga menyita barang-barang lainnya dari puluhan remaja yang diamankan sore tadi.
Beberapa barang yang dianggap berbahaya antara lain plastik berisi batu dan minuman keras yang dibawa para remaja tersebut.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Utara Kompol Sungkono mengatakan, sedikitnya hingga pukul 16.00 WIB sudah sekitar 70 orang yang diamankan.
"Ini sudah sekitar 70 yang diamankan dan rata-rata anak-anak di bawah umur," kata Sungkono.
Setelahnya, puluhan remaja serta orang dewasa ini dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Bikin orangtua cemas
Ervina merupakan ibunda dari seorang pelajar berinisial AF, satu dari ratusan orang yang diamankan Polres Metro Bekasi Kota saat demonstrasi berlangsung di wilayah setempat.
Kamis kemarin, (8/10/2020), bisa jadi merupakan hari yang panjang baginya, putranya yang masih duduk di bangku SMK pergi tanpa pamit sejak pagi hari.
"Biasanya dia di rumah, paling main gitar di kamar, lah ini enggak ada saya nyariin karena perginya enggak pamit," kata Ervina saat dijumpai di Mapolres Bekasi Kota, Jumat, (9/10/2020).
Informasi unjuk rasa yang berseliweran di televisi dan media digital membuat dia makin khawatir dengan keberadaan putranya.
Baca: Pelajar Depok Ditanya Maksudnya Ikut Demo: Itu Pak Demo Tentang Bus Law Itu
Kepanikan kian membuncah ketika putranya tak kunjung bisa dihubungi, ia berulang kali menelfon namun tak ada jawaban dari AF.
"Ditelepon enggak diangkat, saya tanya teman-temannya yang di rumah pada enggak tahu, teman-temannya juga enggak tahu dihubungi," terang dia.

Malam kian larut, sang putra belum juga menunjukka tanda-tanda akan pulang membuat suasana hati Ervina makin tak karuan.
Ia mengaku tak bisa tidur memikirkan sang putra, apalagi kabar aksi demonstrasi di Jakarta pecah menjadi kerusuhan.