Senin, 18 Agustus 2025

Marak Pelecehan Seksual, Minggu Ini Tempat Duduk Pria dan Wanita Dipisah Berlaku di Semua Angkot DKI

Solusi pencegahan pelecehan seksual yang kian marak, tempat duduk penumpang pria dan wanita dipisah, ini berlaku di seluruh angkot yang ada di DKI.

Kolase Tribunnews
Kebijakan pemisahan tempat duduk penumpang pria dan wanita diterapkan minggu ini guna mencegah kasus pelecehan seksual di angkot yang kian marak. 

Hal ini seiring kebijakan pemisahan tempat duduk pria-wanita di dalam angkot yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Armando (31), sopir 15A jurusan Tanjung Priok-Kota yang sehari-hari mangkal di depan Taman Impian Jaya Ancol, mengaku baru mendengar kabar soal kebijakan tersebut.

Namun demikian, Armando siap menjalankan dan mengatur pemisahan tempat duduk apabila kebijakan tersebut efektif berjalan nantinya.

"Namanya aturan pemerintah nggak bisa nolak, mungkin mereka menghindari yang tidak diinginkan, mau jaga masyarakat yang naik angkot," kata Armando, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Seorang Wanita Alami Pelecehan Seksual di Angkot Saat Berangkat Kerja, Korban Trauma Berat

Selain menyesuaikan aturan tersebut, Armando juga mengaku akan tegas menegur penumpangnya apabila melakukan pelecehan terhadap penumpang lainnya.

Tekad Armando lahir dari kekhawatiran bahwa saudara perempuannya bisa saja menjadi korban pelecehan seksual di luar sana.

"Ya saya sih mikirnya, kalau saudari saya sendiri jadi korban pelecehan kita geramnya bukan main. Jadi pasti kita tegur," ucap Armando.

Respons Wagub DKI

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal keputusan Dinas Perhubungan memisahkan penumpang pria dan wanita di dalam angkot (angkutan kota).

Menurutnya, kebijakan ini harus diambil demi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh penumpang angkutan umum.

"Memang masalah ini kan tidak mudah ya, ini kan masalah asusila, masalah kenakalan," ucapnya di DPRD DKI, Selasa (12/7/2022).

Kebijakan yang diambil Dishub DKI ini pun kini menjadi sorotan, banyak kalangan yang menilai hal ini tak efektif dalam mengantisipasi pelecehan seksual.

Oleh karena itu, Ahmad Riza Patria menegaskan, kebijakan memisahkan penumpang pria dan wanita ini akan dievaluasi secara berkala.

"Memang jumlah kursi di mikrolet itu kan terbatas ya, di angkot itu terbatas untuk itu sementara ini kami pisahkan. Nanti dalam pelaksanaannya kami akan lihat efektivitasnya," ujarnya.

"Mudah-mudahan dengan demikian, setidaknya kasus ini tidak terulang kembali," sambungnya menjelaskan.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan