Marak Pelecehan Seksual, Minggu Ini Tempat Duduk Pria dan Wanita Dipisah Berlaku di Semua Angkot DKI
Solusi pencegahan pelecehan seksual yang kian marak, tempat duduk penumpang pria dan wanita dipisah, ini berlaku di seluruh angkot yang ada di DKI.
Penulis:
Theresia Felisiani
Walau demikian, orang nomor dua di DKI ini juga mengajak masyarakat turut berperan aktif menjaga keamanan dan kenyamanan di angkutan umum.
Bila menemukan ada penumpang lain yang dilecehkan, ia pun meminta agar segera membantu dan tidak melakukan pembiayar.
"Yang jauh lebih penting adalah kerja sama dari semua penumpang yang ada untuk bersama-sama menjaga kesantunan, jaga jarak di situ," kata Ariza.
"Kemudian juga harus berani menyampaikan dan juga penumpang lain harus membantu, jangan dibiarkan," sambungnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal keputusan Dinas Perhubungan memisahkan penumpang pria dan wanita di dalam angkot (angkutan kota). Menurutnya, kebijakan ini harus diambil demi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh penumpang angkutan umum.
Respons Penumpang
Terkait perencanaan pemerintah DKI Jakarta terhadap wacana memisahkan tempat duduk penumpang di Angkutan Kota (Angkot) untuk antisipasi aksi pelecehan seksual, disambut hangat oleh pengguna transportasi umum yang ditemui di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada selasa (12/7/2022).
Satu penumpang angkot, Citra (23) menjelaskan, dirinya sangat setuju apabila wacana kebijaka itu diberlakukan.
Sebab, ia jadi merasa nyaman jika nantinya menaiki angkot yang tidak lagi memungkinkan berkontak fisik dengan penumpang lawan jenisnya.
"Menurut saya lebih baik seperti itu, enggak jadi masalah dipisah ya. Kita juga jadi lebih nyaman sebagai wanita," kata Citra, saat ditemui awak media di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Selasa (12/7/2022).
Lanjutnya, aksi pelecehan kerap terjadi secara diam-diam, dan korban juga sering ditemui merasa berat untuk bercerita, maka dari itu, Citra merasa, hal ini merupakan cara antisipasi yang dirasanya ampuh.
"Soalnya banyak kejadian ya kalau enggak terekam kan enggak bakal ada yang ngaku, terus kebanyakan perempuan juga takut untuk berkomentar. Jadi lebih baik dipisah, supaya mencegah hal kayak gitu," lugasnya.
Baca juga: Kapolda Metro Terenyuh Anak Sopir Angkot Jadi Bintara, Pesannya: Jangan Sakiti Hati Sopir Angkot
Hal serupa disampaikan penumpang angkot lainnya yakni Beata (22), wanita yang ditemui sedang mendengarkan lagu itu merasa wacana kebijakan ini segera diberlakukan.
Sebab, dirinya juga kerap tidak merasa nyaman apabila di situasi angkot yang ramai, dan membuat penumpang menjadi berdempetan, baik laki dan perempuan.
"Kadang kurang nyaman kalau angkotnya penuh, terus kan cewek cowok nyatu, duduknya samping-sampingan, terus dempet-dempetan, nah agak enggak nyaman sih," kata Beata.
Viral Aksi Pelecehan Seksual di Angkot
Sebagai informasi, belakangan viral di media sosial kasus pelecehan seksual yang terjadi di angkutan umum.
Teranyar, video viral beredar di media sosial sosok pria yang diduga melakukan pelecehan seksual di angkot jalur 44 dari Stasiun Tebet menuju Kuningan, Jakarta Selatan.
Dalam video tersebut, terdengar suara wanita yang tampak histeris dan mengaku baru saja mendapat tindakan pelecehan seksual dari seorang pria yang ada di video tersebut.
Polres Metro Jakarta Selatan terus memburu pelaku pelecehan seksual di angkot di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Korban pelecehan seksual adalah penumpang wanita muda berinisial AF (21) yang diduga diraba bagian dadanya oleh pelaku saat perjalanan di Jalan HR Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Senin (4/7/2022).
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Polisi telah memeriksa dua orang yakni FA selaku saksi pelapor dan saksi sopir angkot.

Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan AKP Mariana mengaku pihaknya belum mengetahui identitas pelaku.
Namun, ia mengatakan telah menyebar tim untuk memperluas area pencarian pelaku pelecehan.
"Kami sedang menyebarluaskan opsnal kami untuk melakukan upaya mengejar pelaku," kata Mariana saat dikonfirmasi, Sabtu (9/7/2022).
Mariana menjelaskan, polisi juga sedang mengumpulkan bukti lain guna memperkuat unsur pidana dalam kasus ini.
"Sebelumnya kami kumpulkan bukti-bukti dulu. Handphone (HP) korban sementara kami sita," ujar dia. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/wartakotalive.com)