PON 2024
Mengintip Kantor Vendor Katering PON Aceh-Sumut, Diduga Sajikan Nasi Basi, Sempat Didatangi Polisi
Vendor pemenang tender yang mengurusi masalah konsumsi atlet dan official peserta PON di Aceh beralamat di Jakarta.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Hasanudin Aco
"Iya seperti ada yang, soalnya dulu ada yang nanya begini, kok PT Atmo (Aktifitas Atmosfir) terus yang menang (vendor), sepertinya dari saingan, kayaknya persaingan bisnis lah itu, biasa," jelasnya.
Di sisi lain, sumber lain di sekitar lokasi mengatakan bahwa perusahaan katering itu dikabarkan akan didemo oleh sejumlah pihak karena adanya isu-isu makanan yang tak layak disediakan untuk para kontingen.
Bahkan, puluhan polisi sempat datang ke PT Aktivitas Atmosfir pada Selasa (17/9/2024).
Namun kedatangan polisi ke lokasi itu bukan untuk melakukan klarifikasi atas isu-isu dugaan mark-up seperti yang beredar, melainkan untuk melakukan pengamanan.
Makanan Basi
Terpisah, General Manager PT Aktifitas Atmosfir, Chepta Hermana mengklarifikasi beberapa isu soal makanan tidak layak yang diterima para atlet dan kontingen PON.
Pertama, terkait kabar keterlambatan pengiriman makanan kepada para atlet, menurutnya hal itu karena adanya kesalahpahaman dalam komunikasi dengan Pengurus Besar (PB) PON XXI-2024, Aceh-Sumatera Utara.

Chepta mengatakan informasi perpindahan tempat tinggal, venue bertanding, hingga permintaan dari Liaison Officer (LO) para atlet dan kontingen yang telat diinformasikan kepada pihaknya sehingga terjadi keterlambatan pengiriman makanan.
Kedua, kata Chepta, terkait makanan yang disebut sudah basi namun tetap diberikan kepada para atlet.
Dari hasil investigasi pihaknya, menurut Chepta makanan seperti puding itu sejatinya diberikan pada malam hari.
Namun, makanan tersebut dibiarkan hingga pagi hari sehingga sudah tak layak dimakan.
"Jadi kan makanan yang kita sajikan kan ada waktunya ya, untuk makan malam kalau dimakan pagi pagi ya sudah tidak bisa lah ya," ucap Chepta kepada Tribunnews.com.
Ketiga, soal isu makanan ringan yang diberikan berisi santan kemasan dan roti juga dibantahnya.
Dari penelusuran pihaknya, menurut Chepta ternyata video viral soal makanan ringan berisi santan kemasan itu adalah informasi bohong alias hoaks.
Lebih lanjut, Chepta yang membawa tim untuk melayani konsumsi di lokasi PON sebanyak 105 orang ini memastikan jika permasalahan yang ada sudah bisa teratasi dengan baik.
"Intinya sih sebenarnya kalau sistemnya di sini jalan, tidak akan terjadi seperti itu, ada miss komunikasi saja, kalau ada orang-orang yang sentimen itu saya tidak mau ke sana lah, saya juga tidak mau berpikiran negatif lah ya," tuturnya. (Tribun Network/abd/dod).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.