Minggu, 17 Agustus 2025

Polisi Aniaya Ibu Kandung

Kapolres Bogor Ungkap Tak Ada Indikasi Gangguan Jiwa pada Aipda Nikson yang Bunuh Ibu Kandungnya

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro membantah adanya dugaan gangguan jiwa pada Aipda Nikson Jeni Pangaribuan yang membunuh ibu kandungnya.

Tribun Bogor
(Kiri) warung tempat Aipda Nikson membunuh ibunya dan (kanan) Aipda Nikson. | Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro membantah adanya dugaan gangguan jiwa pada Aipda Nikson Jeni Pangaribuan yang membunuh ibu kandungnya. 

Emosi yang memuncak membuat Nikson Pangaribuan gelap mata hingga tak sadar jika setiap perbuatannya disaksikan langsung warga yang pada saat itu ingin belanja di warung.

Pada saat itu, warga sekitar yang tengah belanja di warung melihat anak pemilik warung mendorong ibunya hingga terjatuh ke lantai.

Setelah itu, sang anak mengambil tabung gas elpiji 3 Kilogram yang ada di warung dan memukulkannya ke arah kepala sang ini sebanyak tiga kali.

"Mengetahui hal tersebut kemudian saksi langsung melarikan diri karena takut, kemudian saksi memberitahukan kepada temannya dan menelpon temannya lagi," ucap Kapolsek Cileungsi Kompol Wahyu Maduransyah Putra, Senin (2/12/2024).

"Setelah itu ambulan dari kirab meluncur ke tempat kejadian dan membawa korban ke RS Kenari," sambungnya.

Setelah sampai di RS Kenari, korban dinyatakan telah meninggal dunia dan pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan Suzuki Pikap.

Baca juga: Aipda Nikson Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara usai Bunuh Ibu Kandungnya di Bogor

Sosok Aipda Nikson

Polisi menangkap Nikson (41), seorang anak yang membunuh ibunya di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia kini telah ditahan.
Polisi menangkap Nikson (41), seorang anak yang membunuh ibunya di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia kini telah ditahan. (Dok Polsek Cileungsi)

Ketua RT bernama Hamid menceritakan sosok korban Herlina Sianipar dan pelaku Nikson Pangaribuan yang selama ini dikenalnya.

Hamid menilai perangai dan keseharian antara pelaku dengan korban sangat berbanding terbalik.

Dikenang Hamid, korban yakni ibu sang polisi adalah sosok yang baik hati dan ramah.

Bahkan beberapa hari sebelum kejadian, Hamid  sempat melihat kebaikan hati mendiang Herlina.

Yakni saat Hamid  disuguhi kopi saat mampir ke warungnya.

Baca juga: Tetangga Dengar Suara Minta Tolong saat Aipda Nikson Aniaya Ibu hingga Tewas di Bogor

Bukan cuma itu, di momen tersebut Herlina juga sempat mengabari Hamid  bahwa putranya, Aipda Nikson sedang pulang ke rumah.

Tak disangka, kabar dari Herlina soal kepulangan sang putra itu justru membawa petaka.

Sebab lima hari setelah bertemu Hamid , Herlina meregang nyawa di tangan anak kandungnya sendiri.

"Korban setahu bapak orangnya baik. Kemarin juga bapak main ke rumahnya, ada lima hari (lalu). (Kata korban) 'ngopi, ngopi pak'. Orang baik, orang bener, (Pak RT)  diajak ngobrol sama dia (korban)," ujar Hamid.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan