Senin, 11 Agustus 2025

Aksi Ojek Online

Update Demo Ojol 20 Mei 2025: Lokasi, 5 Tuntutan, dan Respons Gojek, Grab, Maxim, inDrive

Demo ojol 20 Mei 2025 di Jakarta tuntut potongan biaya aplikasi 10%. Gojek, Grab, dan Maxim buka kanal komunikasi pengemudi.

Editor: Glery Lazuardi
Choirul Arifin/Tribunnews
OJOL - Ribuan pengemudi ojol berkumpul di depan Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, siap menyuarakan tuntutan pada aksi unjuk rasa 20 Mei 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dijadwalkan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran pada Selasa, 20 Mei 2025, di Jakarta Pusat. 

Aksi ini menjadi puncak protes terhadap kebijakan potongan biaya aplikasi yang dinilai semakin memberatkan pengemudi.

Baca juga: Tolak Ikut Demo Besok, Koalisi Ojol Nasional: Mayoritas Driver Lebih Pilih Kasih Makan Anak Istrinya

Lokasi dan Waktu Demonstrasi Ojol 20 Mei 2025:

Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

Istana Merdeka

Gedung DPR RI

Kantor-kantor perusahaan aplikasi transportasi online

Lokasi lain terkait layanan aplikator

Waktu aksi mulai pukul 13.00 WIB

Peserta sekitar 25.000 pengemudi ojol

Massa datang dari berbagai daerah di Pulau Jawa, Sumatera, dan Jabodetabek

Tuntutan Pengemudi Ojol

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyampaikan lima tuntutan utama yang menjadi fokus aksi tersebut:

  1. Presiden dan Menteri Perhubungan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi yang melanggar regulasi Pemerintah RI dan Peraturan Menteri Perhubungan terkait tarif dan potongan biaya.
  2. DPR RI Komisi V menggelar Rapat Dengar Pendapat gabungan bersama Kemenhub, asosiasi pengemudi, dan aplikator.
  3. Penurunan potongan biaya aplikasi menjadi hanya 10 persen.
  4. Revisi tarif penumpang dengan menghapus biaya tambahan seperti aceng, slot, hemat, dan prioritas.
  5. Penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang dengan melibatkan asosiasi, regulator, aplikator, serta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

Baca juga: Besok Ojol Demo Besar-besaran di 14 Kota, Istana Ingatkan Jangan Ganggu Aktivitas Masyarakat

Mogok Order Selama 24 Jam

Sebagai bentuk tekanan, para pengemudi ojol dari Garda Indonesia akan melakukan pemadaman pemesanan atau "off bid" selama 24 jam, dari pukul 00.00 hingga 23.59 WIB pada hari aksi.

Mereka mematikan layanan untuk roda dua maupun roda empat, meliputi pemesanan penumpang, makanan, dan pengiriman barang.

"Diperkirakan akan dihadiri lebih dari 25.000 massa ojol dari berbagai penjuru kota di Jawa dan sebagian Sumatera serta Jabodetabek yang secara bergelombang telah masuk wilayah Jakarta dan bergabung di beberapa titik-titik basecamp komunitas ojol," ujar Raden Igun, Ketua Umum Garda Indonesia

Ia juga mengimbau masyarakat agar pada hari itu tidak melakukan pemesanan layanan ojol demi kelancaran aksi dan keamanan bersama.

Baca juga: 5 Tuntutan Demo Ojol 20 Mei 2025, Ditujukan untuk Presiden Prabowo hingga Aplikator

Respons Pihak Aplikator

Gojek

Gojek melalui Direktur PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Catherine Hindra Sutjahyo, menyatakan pihaknya membuka kanal komunikasi untuk menampung aspirasi pengemudi.

Ia memastikan jalur komunikasi tetap aktif selama aksi berlangsung agar mitra dapat menyampaikan keluhan dengan baik.

"Jadi memang ini kami akan terus berusaha untuk mengimbau, membuka kanal, semoga kami bisa benar-benar menjawab pertanyaan, menjawab aspirasi itu melalui komunikasi internal," katanya dalam konferensi pers bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan aplikator ojol lainnya di Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).

Grab Indonesia

Grab Indonesia juga menegaskan kesiapan komunikasi terbuka bagi pengemudi. Director of 2-Wheels & Logistics Grab, Tyas Widyastuti, meminta pengguna untuk merencanakan perjalanan karena potensi keterlambatan akibat aksi. Ia juga memastikan operasional layanan tetap berjalan.

“Kami tahu bahwa mitra-mitra pengemudi tetap harus mencari nafkahnya besok juga, jadi kami juga mencoba melindungi mereka. Kalau memang ada kendala, bisa langsung hubungi pusat bantuan Grab," kata Tyas.

Maxim Indonesia

Sementara itu, Maxim Indonesia meminta mitra pengemudi tetap bijak dalam menghadapi aksi dan terus beraktivitas seperti biasa. Government Relations Specialist Maxim, Muhammad Rafi Assagaf, menyampaikan bahwa komunikasi dengan driver tetap dijaga secara intensif.

"Direktur kami bahkan juga turun langsung ke lapangan beberapa kali di daerah juga untuk menemui mereka. Kami bisa sampaikan kalau Maxim sampai saat ini juga menjalin komunikasi kepada driver-driver kami," kata Rafi.

inDrive

Sedangkan inDrive yang memiliki jumlah pengemudi lebih sedikit, menyatakan dampak aksi relatif minim. Business Development Representative inDrive, Ryan Rwanda, menyebut sebagian besar pengemudi mereka tidak terlibat dalam aksi.

"Beberapa penjelasan dari organisasi driver dan komunitas driver yang terus kami lancarkan beberapa bulan terakhir juga menyatakan bahwasannya mereka tidak terlibat. Kali ini kalau menurut saya dari feedback dari driver, kalau di inDrive kalaupun ada (yang ikut demo) sangat kecil efeknya," kata Ryan.

BONUS HARI RAYA DRIVER OJOL - Driver ojek online menunggu orderan penumpang di shelter kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, mengusulkan agar pemberian bonus hari raya (BHR) untuk driver ojek online dan kurir antaran barang online dilakukan oleh perusahaan aplikasi setiap menjelang hari raya.
BONUS HARI RAYA DRIVER OJOL - Driver ojek online menunggu orderan penumpang di shelter kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, mengusulkan agar pemberian bonus hari raya (BHR) untuk driver ojek online dan kurir antaran barang online dilakukan oleh perusahaan aplikasi setiap menjelang hari raya. (Tribunnews/Choirul Arifin)

Sikap Oraski dan Polisi

Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (Oraski) memilih tidak ikut turun dalam aksi dan mengajak pengemudi untuk tetap fokus bekerja demi kesejahteraan keluarga.

Ketua Umum Oraski, Fahmi Maharaja, menilai perjuangan hak pengemudi harus dilakukan dengan cara konstruktif, bukan melalui tekanan politik atau aksi jalanan.

"Usulan tersebut bisa menjadi preseden buruk bagi keberlangsungan transportasi online. Ekosistem ini selama ini terbukti mampu bertahan tanpa subsidi pemerintah, bahkan di tengah tantangan ekonomi global. Jangan sampai niat baik berubah jadi blunder yang membahayakan semuanya," ujar Fahmi. 

Sementara itu, pihak kepolisian Polda Metro Jaya menyiapkan pengamanan dengan melibatkan lebih dari 2.200 personel gabungan dari kepolisian, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, mengatakan akan memantau situasi dan menyesuaikan rekayasa lalu lintas bila diperlukan.

"Nanti akan kita lihat dulu potensi massa dan lokasi titik kumpul sekiranya perlu dilakukan rekayasa," ungkapnya dalam keterangan.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan