Jumat, 15 Agustus 2025

Menjelang Usia 500 Tahun, Ini Lima Agenda Strategis Jakarta versi Anggota DPD dari DKI

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Fahira Idris, bicara soal menjelang usia ke-500, Jakarta

Editor: Wahyu Aji
HO/IST
TANTANGAN STRATEGIS - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Fahira Idris. Menjelang perayaan hari jadi ke-500 Kota Jakarta, dia memaparkan lima tantangan strategis Jakarta untuk menuju ke kota global. 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menjelang usia ke-500, Jakarta dihadapkan pada momentum sejarah yang menentukan.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Fahira Idris, menyampaikan, status baru Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional pasca-ibu kota negara berpindah, membuka peluang besar untuk transformasi menuju kota global.

Namun, langkah ini memerlukan reformasi mendalam, visi jangka panjang, dan kolaborasi lintas sektor.

“Jakarta punya peluang besar untuk naik kelas sebagai kota global dalam dekade ini. Tapi ini hanya bisa tercapai jika ada konsistensi kebijakan, keberanian dalam mengambil keputusan strategis, dan komitmen jangka panjang yang lintas generasi. Jakarta harus menjadi kota yang adil, berkelanjutan, dan tetap berakar pada kebudayaan,” ujar Fahira Idris dikutip Minggu (22/6/2025)

Menurutnya, ada lima tantangan utama yang perlu diatasi untuk membawa Jakarta ke level global seperti New York, London, atau Tokyo.

Satu di antaranya ada infrastruktur berkelanjutan dan inklusif

Soal ini, menurutnya, Jakarta perlu investasi besar dalam sistem transportasi publik, pengolahan air bersih, sistem drainase cerdas, dan energi ramah lingkungan.

"Modernisasi infrastruktur bukan sekadar solusi kemacetan dan banjir, tapi juga mendorong efisiensi, kenyamanan, dan penurunan emisi karbon," katanya.

Tantangan kedua adalah soal ekonomi kompetitif dan inovatif

Menurutnya, dominasi sektor jasa perlu dilengkapi dengan penguatan sektor manufaktur berbasis teknologi tinggi serta ekonomi kreatif dan digital.

"Jakarta juga punya potensi untuk menjadi pusat ekonomi syariah atau inovasi teknologi di Asia Tenggara," ujar dia.

Adapun tantangan ketiga menurut dia adalah kalitas hidup dan kesetaraan sosial

Baginya, ketimpangan ekonomi dan pengangguran masih jadi tantangan serius.

"Kota global harus mampu memberikan akses merata terhadap pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lapangan kerja bagi semua warganya.," papar dia.

Selain hal di atas, tantangan berikutnya bagi Jakarta adalah tata kelola metropolitan yang terpadu.

Menurut Fahira, kesuksesan Jakarta sangat bergantung pada integrasi dengan kawasan sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Diperlukan regulasi dan lembaga koordinasi yang kuat untuk mengelola isu lintas wilayah, termasuk transportasi, limbah, dan tata ruang," ujarnya.

Tantangan kelima Jakarta, kata dia, adalah penguatan identitas budaya lokal.

Menurut dia, Jakarta harus menampilkan diri sebagai kota budaya, dengan mendorong pelestarian sejarah dan kebudayaan lokal, seperti Betawi, serta mengembangkan ruang seni, museum, dan festival internasional.

Dia menyebut, kota global tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga kebudayaan yang hidup dan menarik dunia.

Baca juga: Senator DKI: Donor Darah Adalah Aksi Kemanusiaan Paling Sederhana tapi Paling Berdampak

“Dirgahayu Jakarta ke-498. Mari sambut abad kelima dengan semangat perubahan menuju kota global yang tetap berpijak pada akar budaya. Jakarta yang mendunia tanpa melupakan jati dirinya,” kata Fahira Idris.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan