Sabtu, 13 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Diplomat Arya Daru Tewas Terlakban di Kos yang Terkunci, Siapa yang Sempat Masuk?

Diplomat Arya Daru tewas terlakban di kos yang terkunci dari dalam. Polisi dan kriminolog ungkap dugaan kuat antara bunuh diri dan pembunuhan.

Editor: Glery Lazuardi
Akun Facebook Arya Daru Pangayunan
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Dia ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban berwarna kuning di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi. Namun, hingga kini, belum diketahui penyebab tewasnya Arya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) menyisakan tanda tanya besar. 

Ia ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025), dalam kondisi kepala terbungkus lakban dan pintu terkunci dari dalam.

Kematian tragis Arya memicu spekulasi dari berbagai kalangan. Sejumlah diplomat senior hingga mantan jenderal polisi turut bersuara.

Mereka menyebut ada tiga kemungkinan penyebab kematian Arya: berkaitan dengan pekerjaannya, pembunuhan, atau bunuh diri.

Baca juga: Penjaga Kos Mondar-mandir Cek Kamar Diplomat Muda Arya Daru, Ini Penjelasan Polisi

Berkaitan dengan Pekerjaan

Diplomat senior Ple Priatna menyebut kematian Arya berpotensi berkaitan erat dengan tugas-tugas diplomatiknya yang kerap berbahaya dan dilakukan secara senyap.

"Dalam konteks ini saya sependapat, ia tidak hanya diplomat, tapi pejuang kemanusiaan," ujar Ple. 

Arya dikenal aktif membela WNI di luar negeri, termasuk anak-anak keturunan Indonesia di Taiwan yang nyaris stateless.

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Purn Ito Sumardi, juga mengungkapkan kemungkinan keterkaitan kasus ini dengan jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang mungkin menjadi musuh dalam pekerjaannya sebagai diplomat.

Kemungkinan Pembunuhan

Kriminolog Haniva Hasna menilai kuat kemungkinan bahwa Arya menjadi korban pembunuhan. 

"Lakban digunakan untuk membungkam. Apakah bisa dilakukan sendiri? Rasanya janggal," ujar Haniva.

Ia menambahkan, metode ini membutuhkan waktu dan ketangkasan, sesuatu yang tidak umum dalam kasus bunuh diri.

Senada, pengamat kriminalitas Soeprapto menyoroti posisi lakban di wajah Arya sebagai petunjuk penting dalam penyelidikan. 

Apakah lakban menutupi seluruh wajah, atau hanya sebagian, bisa menentukan keterlibatan pihak lain.

Eks Kapolda Jabar, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan, juga menyoroti gerak-gerik penjaga kos yang mondar-mandir sesuai permintaan istri Arya.

Ia membandingkan kasus ini dengan pembunuhan Subang yang pelakunya berasal dari lingkaran keluarga.

Dugaan Bunuh Diri

Di sisi lain, kriminolog UI Adrianus Meliala punya pandangan berbeda.

Ia menduga Arya mengakhiri hidupnya sendiri. "Tidak ada tanda kekerasan dan tidak ada pihak lain masuk ke kamar saat kematian," katanya.

Ia juga menyebut sidik jari yang ditemukan di lakban hanya milik Arya.

Namun, ia tak menampik bahwa penyelidikan tetap harus dibuka luas, termasuk lewat pemeriksaan toksikologi dan wawancara dengan orang terdekat korban.

Kamar Terkunci dan Kondisi Jasad

Arya ditemukan dalam posisi terlentang di atas kasur, kepala dibungkus lakban kuning, kaki tertekuk di bawah selimut.

Pihak keluarga yang mendapat kabar langsung dari penjaga kos menyebut pintu kamar saat itu terkunci dari dalam.

Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi menyebut tak ada tanda kekerasan di tubuh Arya. Namun ia memastikan penyelidikan masih berlangsung. 

Polisi memeriksa CCTV, sidik jari, serta menyita sejumlah barang bukti dari kamar korban, termasuk obat ringan dan lakban.

Baca juga: 6 Hal Jadi Sorotan di Kasus Kematian Diplomat Arya Daru, Kepala Korban Terlilit Lakban

Pemeriksaan Forensik dan Potensi Pembongkaran Makam

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam menyatakan, polisi menggunakan metode patologi untuk mendalami penyebab kematian Arya. Pemeriksaan laboratorium terhadap organ tubuh, darah, dan cairan tubuh sedang dilakukan.

Bahkan, Polda membuka kemungkinan membongkar makam Arya jika hasil forensik awal belum cukup. "Kami akan sampaikan hasilnya jika sudah lengkap," tegas Ade.

Arya dikenal sebagai diplomat yang humanis, cepat tanggap, dan peduli. Ia pernah menyelamatkan anak-anak terlantar di Taiwan agar tidak kehilangan kewarganegaraan.

Arya dijadwalkan berangkat ke Helsinki untuk penugasan luar negeri pada akhir Juli 2025.

Publik pun menunjukkan empati besar. Tagar #JusticeForAryaDaru ramai di media sosial. Banyak yang berharap kasus ini diusut tuntas dan transparan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan