Diplomat Muda Tewas di Menteng
Eks Kabareskrim Sebut CCTV di Depan Kamar Arya Daru Janggal: Ada Blind Spot
Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (purn), Ito Sumardi ikut menyoroti kasus tewasnya diplomat Kemenlu Arya Daru Pangayunan (39).
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (purn), Ito Sumardi ikut menyoroti kasus tewasnya diplomat Kemenlu, Arya Daru Pangayunan (39).
Ito mengaku menemukan kejanggalan dari rekaman CCTV depan kapar Arya Daru di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurutnya ada titik buta dalam rekaman yang memperlihatkan detik-detik ketika Arya Daru membuang sampah.
"Saya sebagai mantan penyidik melihat ada kejanggalan dengan adanya blind spot," kata Ito, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Rabu (16/7/2025).
Blind spot yang dimaksud Ito adalah area depan pintu kamar Arya Daru yang tak terjangkau kamera CCTV.
Hal itu memunculkan rasa penasaran hingga memunculkan asumsi bisa saja orang masuk ketika itu.
"Tidak ada sesuatu aktivitas yang bisa mengawasi di sini kecuali CCTV."
"Sementara CCTV yang di sisi kanan dalam posisi blind spot."
"Ya, kita enggak bisa lihat apakah ada orang masuk atau tidak. Tapi, yang jelas sudah pasti pintunya terbuka," katanya.
Baca juga: Eks Kabareskrim Soroti Gerak-gerik Penjaga Kos di Depan Kamar Arya Daru: Tak Ada Upaya Ketuk Pintu
Diduga rekaman terpotong
Pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat menanggapi pernyataan Ito terkait blind spot rekaman CCTV.
Ia menduga rekaman yang memperlihatkan korban saat buang sampah sudah terpotong sebelum tersebar di tengah masyarakat.
Padahal lanjut Abimanyu, ada rekaman full tanpa blind spot yang memperlihatkan dua orang saksi pertama menemukan Arya Daru dalam keadaan tewas.
Rekaman versi full polisi itu tidak menunjukkan area blind spot, sehingga bisa menangkap seluruh aktivitas di area kos tersebut.
"Bisa jadi yang tersebar di masyarakat itu sudah terpotong dan yang tersebar di sini (versi polisi) adalah versi full," tegasnya.
Abimanyu juga tidak yakin ada seseorang tak dikenal masuk ke kamar ketika korban sedang buang sampah.
Seandainya pun ada, ia yakin orang tersebut sudah dikenal oleh korban.
"Kalau kita berpikir bahwa ada pihak kedua yang yang melakukan tindakan sehingga dia nya meninggal misalnya."
"Berartikan ada orang yang sudah masuk duluan di dalam kamar. Mungkin itu orang yang dikenal korban dan bisa jadi menginap dulu di sana semalam," urainya.
Baca juga: Kriminolog UI Soroti Kinerja Polri Usut Kasus Tewasnya Arya Daru: TKP Sudah Diacak-acak, Apalagi?
Bawa-bawa kasus Jessica Wongso
Abimanyu kemudian merasa dejavu dengan kasus Arya Daru, terutama terkait CCTV.
Ia membawa-bawa kasus Jessica Wongso yang membunuh membunuh temannya, Wayan Mirna Salihin pada 6 Januari 2016 silam.
Abimanyu yang saat itu menjadi saksi ahli menyebut ada satu CCTV di kasus Jessica yang tak pernah ditampilkan di persidangan.
Sedangkan di kasus tewasnya Arya Daru, ia yakin masih ada CCTV yang belum diungkap ke publik.
"Seharusnya (polisi punya rekaman yang utuh)," tegasnya.
Abimanyu lalu mempertanyakan kinerja polisi, apakah polisi ingin menuntaskan atau hanya berniat mengungkap kasus tewasnya Arya Daru.
"Kalau tujuannya mengungkapkan berarti harus benar-benar dipantau CCTV selama 24 jam dan beberapa hari sebelumnya kejadian."
"Tetapi, kalau mau menuntaskan yang penting oh dianggap bunuh diri aja, tapi orangnya (membunuh) enggak ketahuan. Masa gitu sih?" tandas Abimanyu.
Baca juga: Sebelum Arya Meninggal Ada Telepon Misterius Pukul 02.01, Lokasi di Menteng
Kata polisi soal CCTV

Terkait CCTV, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.
"TKP itu ada perimeternya juga. Untuk membuat peristiwa itu menjadi utuh, tentunya akan diurut, nanti dari ringnya diperbesar lagi, sehingga ceritanya menjadi utuh, menjadi sebuah fakta yang tidak terbantahkan," jelas Ade Ary di Polda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025).
Saat ditanya apa model CCTV yang ada di depan area kamar kos Daru, Ade Ary belum memberikan jawaban pasti.
"Baik, nanti akan kami pastikan ke penyelidik ya. Yang jelas, untuk mengungkap fakta itu, nanti segala macam alat, data, yang diperlukan itu akan dicari, didalami. Termasuk dilakukan pemeriksaan secara laboratoris," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Endra/Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.