HUT Kemerdekaan RI
Butuh Waktu 3 Jam Menangkan Pajat Pinang Kalimalang, Bawa Pulang Motor Listrik dari Wapres Gibran
Jerih payah berbuah manis, butuh 3 jam taklukan lomba pajat pinang Kalimalang, bawa pulang motor listrik dari Wapres Gibran.
Penulis:
Theresia Felisiani
Sejarah Panjat Pinang
Tradisi panjat pinang yang meriah setiap 17 Agustus ternyata menyimpan sejarah panjang dan kompleks. Berikut penjelasan lengkapnya:
Asal Usul Panjat Pinang, masa Penjajahan Belanda (1920–1930-an) Panjat pinang pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda di Indonesia sebagai hiburan dalam acara pesta mereka, seperti ulang tahun, pernikahan, atau kenaikan jabatan.
Setelah Indonesia merdeka, panjat pinang diubah menjadi lomba rakyat yang melambangkan perjuangan dan kerja keras, tiang licin sebagai simbol rintangan hidup
Gotong royong dan solidaritas, peserta harus saling membantu untuk mencapai puncak
Pengorbanan kolektif, mereka yang di bawah menjadi pijakan demi kemenangan bersama
Tradisi Panjat Pinang di Kalimalang
Tradisi panjat pinang di Kalimalang memiliki sejarah yang unik dan menarik, mencerminkan transformasi dari masa penjajahan hingga menjadi simbol perjuangan rakyat.
Awal Mula Panjat Pinang di Kalimalang:
Dokumentasi Sejak 1983 Lomba panjat pinang di Kalimalang, Jakarta Timur, tercatat sudah berlangsung sejak Agustus 1983, sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lokasi Khas: Di Atas Air Berbeda dari lomba panjat pinang biasa, Kalimalang menyuguhkan tantangan unik: tiang pinang dipasang di atas aliran sungai, sehingga peserta yang gagal langsung tercebur ke air
(tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tiga Kali Tercebur, Semringah Tim Lomba Panjat Pinang Kalimalang Raih Motor Listrik Wapres Gibran,
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Hadiah dari Wapres Gibran Pacu Semangat Peserta Lomba Panjat Pinang di Kalimalang,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.