Demo di Jakarta
Analisis dan Solusi Pakar Transportasi, Penyebab Halte Selalu Jadi Objek Amukan Demonstran
Kerusakan sejumlah halte imbas demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia terutama Jakarta menjadi perhatian pemerhati transportasi
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
“Ketika warga merasa memiliki, mereka akan menjaga. Seperti mushola kampung, halte bisa jadi ruang hidup bersama,” ungkapnya.
Akbar juga menyoroti dampak operasional kerusakan ini.
“Ada 18 lokasi simpang yang terdampak, dari Jatinegara hingga Senen, mengganggu arus lalu lintas dan memicu kemacetan,” ujarnya, merujuk kericuhan terkini.
Ia mengenang kerusakan 46 halte pada 2020 yang merugikan Rp 65 miliar, menunjukkan pola berulang.
Meski Pemprov DKI menargetkan perbaikan selesai 9 September, Akbar menegaskan solusi jangka panjang ada pada relasi sosial.
“Perusakan halte adalah gejala ketimpangan sosial dan kegagalan komunikasi. Menjadikan halte simbol kehadiran negara yang manusiawi melalui keterlibatan komunitas adalah kunci,” tutupnya.
Peran 38 Tersangka
Sebanyak 38 orang ditetapkan sebagai tersangka kasus kericuhan yang terjadi saat aksi demo di Jakarta pada 25–31 Agustus 2025, pekan lalu.
Aksi demo yang berlangsung sejak 25 Agustus 2025 itu, berawal dari aksi “Bubarkan DPR RI” di Jakarta.
Aksi tersebut, dipicu kemarahan publik terhadap pernyataan kontroversial sejumlah anggota DPR terkait gaji dan tunjangan DPR Rp50 juta, serta tuntutan reformasi lembaga legislatif.
Puncak kemarahan terjadi pada 28 Agustus 2025, saat Affan Kurniawan (21) pengemudi ojek online, tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Aksi demonstrasi pun berlanjut, berujung pada perusakan sejumlah fasilitas umum, termasuk halte Transjakarta dan area MRT.
Polda Metro Jaya telah memaparkan hasil penanganan aksi unjuk rasa di Jakarta.
Total 1.240 orang diamankan, terdiri 611 orang dewasa dan 629 anak-anak.
Dari jumlah tersebut, diperoleh tiga pelaksanaan pengamanan: 357 orang pada 25 Agustus, 814 orang pada 28–29 Agustus, serta 69 orang pada 31 Agustus.
Hal tersebut, disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.