Berita Viral
Kisah Nelayan Terpaksa Putar Jalan imbas Tanggul Beton di Laut Jakut, KKP Tak Bisa Ambil Tindakan
Sejumlah nelayan mengeluhkan adanya tanggul beton di perairan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (10/9/2025). Pihak KKP sebut tak bisa ambil tindakan.
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
Bobby Wiratama
Hingga kini belum diketahui pihak siapa yang membangun tanggul tersebut.
Namun, para nelayan mendengar segelintir kabar yang menyebut tanggul itu berkaitan dengan proyek batubara di dekat pesisir Kalibaru.
"Ini katanya sih buat pembongkaran batu bara, cuman nggak tahu punya siapa," pungkasnya.
Nelayan lain dengan nama samaran Boy (30) mengeluhkan pendapatannya menurun drastis akibat aktivitas bongkar muat batu bara.
Dia mengatakan, sebelum ada pagar beton, penghasilannya bisa mencapai Rp3-5 juta per hari.
Namun, kini pendapatannya dari melaut seharian hanya sekira Rp50.000.
"Dampaknya, penghasilan berkurang, tadinya penghasilan cukup, jadinya tidak cukup," ujar Boy saat diwawancarai jurnalis Kompas.com, Shinta Dwi Ayu di Cilincing, Jumat (22/8/2025).
Boy menyebut, kini ia hanya mampu menangkap ikan beseng yang harganya cuma sekitar Rp1.000 per kilogram.
Baca juga: Rencana Nikah Pupus, Akbar Nelayan Cilincing Ditemukan Tewas Tanpa Kepala di Pantai Tanggamus
Ikan kabur karena tercemar
Selain itu, dia menyebut aktivitas bongkar muat batu bara curah dari kapal tongkang itu membuat air laut di sekitar pesisir perairan Cilincing tercemar limbah.
Terlebih, sebagian area pagar beton dijadikan tempat penampungan pasir.
Alhasil, air laut di sekitar tempat penampungan batu bara menjadi berminyak.
Tak hanya mencemari, kegiatan bongkar muat juga berdampak langsung pada nelayan.
“Pasti perih banget, gatal, panas, mata kaya bukan iritasi lagi bisa rusak kalau enggak buru-buru dicuci pakai air,” kata Boy.
Selain pencemaran, nelayan lain berinisial Ending (50, nama samaran) proyek pembangunan beton laut merusak bagan ikan nelayan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.