Sabtu, 13 September 2025

Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Kopda FH Bertemu Eras di Daerah Cijantung Jakarta Timur Sebelum Aksi Penculikan Kacab Bank BUMN

Pertemuan itu terjadi setelah sehari sebelumnya, Senin (18/8/2025), Kopda FH menelpon Eras untuk menawarkan pekerjaan.

Penulis: Reynas Abdila
Tribunnews.com/Alfarizy AF
LOKASI PENCULIKAN - Lokasi penculikan Kepala KCP bank BUMN berinisial MIP di kawasan pusat perbelanjaan di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, hingga Jumat (22/8/2025). Kopda FH diketahui sempat bertemu dengan Erasmus Wawo alias Eras dan rekannya sebagai tersangka penculikan MIP di kawasan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkap sosok oknum TNI yang menjadi perantara penculikan Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (MIP) ialah Kopda FH.

Kopda FH diketahui sempat bertemu dengan Erasmus Wawo alias Eras dan rekannya sebagai tersangka penculikan MIP di kawasan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Oknum TNI Berpangkat Kopda jadi Tersangka Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Cijantung adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kawasan ini dikenal luas karena menjadi markas besar Komando Pasukan Khusus (Kopassus), satuan elite TNI Angkatan Darat yang menangani operasi khusus dan intelijen militer.

Hal itu diungkap Kuasa hukum Eras, Adrianus Agal kepada wartawan, Jumat (12/9/2025).

Baca juga: SOSOK Prajurit TNI yang Diduga Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Masih Rahasia

Pertemuan itu terjadi setelah sehari sebelumnya, Senin (18/8/2025), Kopda FH menelpon Eras untuk menawarkan pekerjaan.

Lantas Kopda FH mengajak Eras untuk bertemu di sebuah kantin kawasan Cijantung.

“Tanggal 19 Agustus 2025, Eras dan beberapa kawan pelaku bertemu dengan oknum FH di kantin daerah Cijantung sekitar pukul 09.00 WIB untuk membahas perihal pekerjaan yang dimaksud,” terang Adrianus. 

Keterangan kliennya, Adrianus menyebut oknum prajurit tersebut menawarkan pekerjaan untuk menculik paksa korban MIP.

Eras disebut sudah kenal dengan Kopda FH jauh sebelum terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan tersebut.

Pada hari eksekusi penculikan Rabu (20/8/2025), Eras dan rekannya bertemu dengan Kopda FH di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB. 

Di situ rencana jemput paksa direncakan dan menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai tangan kanan bos.

Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, F disebut menerima informasi dari tim pengintai terkait keberadaan Ilham di Lotte Grosir Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. 

Kopda FH lalu memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi. 

Kelompok pelaku dalam klaster penculikan tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.

Pada pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya.

Saat korban lham hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menarik paksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban.

Setelah itu mereka pun keluar dari area parkir Lotte Grosir Pasar Rebo.

Baca juga: Prajurit TNI yang Diduga Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Diperiksa Hari Ini

“Awalnya korban akan diserahkan kepada oknum prajurit dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum tersebut mengarahkan ke daerah Tanjung Priok,” jelas Adrianus. 

Namun, Eras disebut tidak menyetujui penyerahan korban di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Lantas Eras dkk bertolak ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. 

“Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran, dan korban diserahkan kepada oknum aparat dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB,” ucap Agal. 

Eras dan kawan-kawan serta D bergerak menuju Arcici Sport Center, Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. 

Adrianus menyebut Kopda FH menyerahkan uang senilai Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan. 

Usai menerima jatah, Eras dan teman-temannya kembali ke tempat tinggal. 

Dalam kesempatan ini, Agal membantah Eras ditangkap polisi pada Kamis (22/8/2025) saat hendak melarikan diri ke kampung halamannya. 

Eras disebut meninggalkan Jakarta karena hendak mengikuti acara adat. 

“Eras mengetahui korban meninggal usai Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat menunjukan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal,” ungkap dia. 

“Pada saat itu juga Eras meminta ke anggota polisi untuk menelepon oknum aparat dan Eras sangat syok mendengar korban meninggal," sambung Adrianus.

Baca juga: Prajurit TNI yang Diduga Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Diperiksa Hari Ini

Identitas Oknum Prajurit TNI

Pomdam Jaya menyampaikan identitas oknum prajurit TNI yang terlibat kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37).

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto menyebut terduga pelaku insial FH berpangkat Kopral Dua (Kopda).

"Terhadap yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan," ucapnya kepada wartawan, Jumat (12/9/2025).

Penyidik Pomdam Jaya juga menetapkan tersangka terhadap Kopda FH atas tindak pidana yang dilakukan.

"(Kopda FH) diitetapkan sebagai tersangka," tambahnya.

Kolonel Cpm Donny menyebut saat kejadian tersebut tersangka statusnya sedang dicari oleh satuan karena tidak hadir tanpa izin dinas.

Dari hasil pemeriksaan, terungkap peran Kopda FH sebagai perantara.

"Peran yang bersangkutan sebagai perantara untuk mencari orang guna menjemput paksa," tuturnya.

15 Tersangka

15 orang yang ditetapkan tersangka  memiliki peran masing-masing yang terbagi dalam 4 klaster.

1. Otak Penculikan dan Pembunuhan

Ada empat otak pelaku atau dalang dalam kasus ini masing-masing atas nama Candy alias Ken, Dwi Hartono, Yohanes Joko, serta Antonius.

Salah satu dalang yaitu Dwi Hartono merupakan pengusaha Bimbingan Belajar (Bimbel) serta motivator yang berasal dari Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi.

2. Pelaku Penganiayaan

Untuk klaster penganiayaan, ada tiga tersangka masing-masing atas nama Nasir, David, dan Neo.

3. Tim Pemantau Sebelum Penculikan dan Pembunuhan

Tim pemantau atau surveiling terdiri atas 3 orang yaitu Rohmat Sukur, Eka, dan Wiranto.

4. Tim Penculik

Sementara tim penculikan terdiri 5 orang yaitu Erasmus Wawo sebagai kapten penculikan, Emanuel Woda Berto, Johanes Ronald Sebenan, Andre Tomatala, serta Reviando.

Tim penculik ini merupakan debt collector di Jakarta sekitar. 

Untuk Erasmus Wawo atau Eras merupakan mantan residivis yang pernah mendekam di Rutan Cipinang.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan