Kamis, 6 November 2025

Asal Usul Munculnya Nama Tanggul Baswedan yang Jebol, Apa Kaitannya dengan Anies Baswedan?

Tanggul Baswedan dibangun pada tahun 2017 saat Anies Baswedan menjabat Gubernur Jakarta.

Penulis: Hasanudin Aco
Kompas.com/Maulana Mahardika
TANGGUL BASWEDAN - Petugas memasang spanduk Tanggul Baswedan disela-sela pengerjaan Tanggul Kali Pulo di Jatipadang, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/2017). Tanggul tersebut pernah jebol sebanyak lima kali. 

Asal Usul Munculnya Nama Tanggul Baswedan yang Jebol, Apa Kaitannya dengan Anies Baswedan?

Ringkasan Berita:
  • Tanggul Baswedan di Jakarta Selatan jebol pada Kamis (30/10/2025)  lalu,
  • Hal ini membuat puluhan rumah warga terendam dan 191 jiwa terdampak banjir
  • Gubernur Jakarta Pramono Anung memastikan tidak akan mengganti nama Tanggul Baswedan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Namanya Tanggul Baswedan.

Sekilas mirip nama Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.

Adakah kaitannya?

Tanggul Baswedan yang berada di RW 06, Kelurahan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, jadi sorotan saat sebagian wilayah ibu kota kembali dilanda banjir.

Pasalnya, Tanggul Baswedan yang memiliki tinggi sekira 2 meter dan panjang 100 meter itu jebol pada Kamis (30/11/2025) lalu.

Akibatnya  puluhan rumah warga terendam banjir dan 191 jiwa terdampak.

Kasi Ekonomi dan Kebangsaan (Ekbang) Kelurahan Jati Padang, Yandi Trisandi mengatakan, tanggul Baswedan jebol karena pondasinya yang sudah keropos.

"Ya, pertama karena curah hujan yang tinggi, debit air yang meluap, dan kondisi tanggul yang memang sudah keropos itu di bawahnya," kata Yandi kepada wartawan di lokasi, Senin (3/11/2025).

Sejarah Penamaan Tanggul Baswedan

Tanggul Baswedan dibangun pada tahun 2017 saat Anies Baswedan menjabat Gubernur Jakarta.

Pemberian nama Tanggul Baswedan bukanlah inisiatif Anies melainkan warga setempat.

Anies Baswedan lima kali mengunjungi warga Kampung Air, Jatipadang, Jakarta Selatan.

Tanggul di Kampung Air memang pernah jebol pada Oktober 2017. 

Tanggul tersebut jebol beberapa kali karena hanya diturap dengan karung pasir.

Desember 2017, tanggul akhirnya diturap permanen dengan pengerjaannya dikebut 24 jam sehari dan dinamai "Tanggul Baswedan" oleh warga.

Respons Anies Kala Itu

Anies Baswedan tidak memiliki tanggapan khusus mengenai pemberian nama Tanggul Baswedan.

"Karena saya mengerjakan yang semestinya. Sebagai kepala daerah, wajib merespon apa yang terjadi di daerahnya,” terang Anies dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (21/12/2017).

Dia tak menyangka nama tanggul tersebut diambil dari nama belakangnya.

“Saya tidak menyangka diberi nama demikian. Yang penting mengamankan dan mengusahakan apa yang bisa dilakukan. Itu merupakan buah kerja banyak orang,” lanjutnya.

Dua Tahun Kemudian Jebol Lagi

Dua tahun setelah Tanggul Baswedan tepatnya 2019, tanggul itu juga jebol.

Marullah Matali, Wali Kota Jakarta Selatan saat itu telah melakukan penanganan terkait jebolnya tanggul Baswedan di kawasan Jatipadang.

Untuk sementara tanggul tersebut ditangani dengan cara pemasangan tiang bambu dan pasir.

Saat tanggul jebol, ada 50 Kepala Keluaga (KK) yang terdampak atau sekitar 150 warga.

Namun saat ini warga yang rumahnya terkena banjir akibat jebolnya tanggul Jati Padang yang sempat mengungsi di Mesjid Al Ridwan sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Pramono Anung Tidak Mau Ganti Nama

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan tidak akan mengganti nama tanggul Baswedan di Jati Padang, Jakarta Selatan.

"Memang saya akan ke tanggul Baswedan dan namanya tetap tanggul Baswedan di Jati Padang," kata Pramono di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Pramono mengatakan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sudah memperbaiki tanggul Baswedan yang jebol itu.

"Saya sudah memerintahkan dinas sumber daya air untuk mengatasi itu. Pada waktu kejadian (Jumat), tanggul segera bisa diatasi," ucap Pramono.

Sementara itu, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta menyampaikan tanggul Baswdan di Jati Padang menjadi satu dari lima titik tanggul roboh di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan akibat hujan sangat lebat pada Kamis (30/10) malam.

Keempat tanggul lain yang jebol antara lain tanggul di Kemang Village (Lippo Mall Kemang), tanggul di Kali Krukut segmen Plaza Bisnis Kemang.

Kemudian, tanggul di Jalan Kemang Utara IX, Mampang Prapatan, serta tanggul di Jalan Taman Kemang Bangka (sebelah Wisma Anugraha) dari aliran Kali Krukut.

Selain jebol, terdapat tiga tanggul di tiga titik yang longsor di Jakarta Selatan yakni di Jalan Kemuning, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung.

Kemudian, di Jalan Gunuk Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung; serta di Jalan Adityawarman, Selong, Kebayoran Baru dari aliran PHB Adityawarman.

Dinas SDA DKI menyampaikan kerusakan tanggul disebabkan oleh tekanan debit air tinggi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB (saluran penghubing) Pulo, sedangkan longsor terjadi akibat pengikisan dinding tanggul oleh curah hujan yang ekstrem.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul SEJARAH Tanggul Baswedan di Jatipadang yang Jebol: Pernah Buat Anies Kaget, Terkuak Insiden Serupa

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved