Ledakan di Jakarta Utara
Sosok Luca Traini, Teroris yang Tertulis di Senjata Terduga Pelaku Ledakan Masjid SMAN 72 Jakarta
Berikut ini sosok Luca Traini, teroris yang namanya tertulis di senjata terduga pelaku ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta.
Ringkasan Berita:
- Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) diduga dilakukan oleh terduga pelaku berinisial FN, seorang siswa kelas XII di sekolah tersebut.
- Di lokasi kejadian, polisi menemukan benda menyerupai senjata laras panjang bertuliskan nama-nama teroris, termasuk Luca Traini.
- Hasil penyelidikan awal menyebutkan senjata itu hanyalah replika atau mainan, bukan senjata api sungguhan.
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan yang mengguncang Masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) meninggalkan duka sekaligus tanda tanya besar.
Terduga pelaku berinisial FN, seorang pelajar aktif kelas XII SMAN 72 Jakarta, di mana dalam insiden tersebut pelaku turut serta menjadi korban.
Di antara serpihan puing dan kepanikan, polisi menemukan benda menyerupai senjata laras panjang di dekat terduga pelaku yang terkapar.
Menarik perhatian publik, di senjata tersebut tertulis nama beberapa teroris termasuk Luca Traini.
Lantas siapa sosok Luca Traini?
Luca Traini merupakan teroris asal Italia yang dikenal karena aksi penembakan bermotif rasial pada 2018.
Dirinya dikenal sebagai seorang militan sayap kanan.
Saat itu Luca Traini yang masih berusia 28 tahun, di mana pada 3 Februari 2018, di kota Macerata, Marche, mengendarai Alfa Romeo 147 hitam dan dipersenjatai dengan pistol semi-otomatis 9mm Glock 17 Gen 3 melakukan penembakan drive-by, kepada enam migran Afrika.
Traini juga menargetkan markas lokal Partai Demokrat Italia.
Saat menjalankan aksi kriminalnya, Traini membawa bendera Italia dan sempat melakukan penghormatan fasis, atau yang sering dilakukan Adolf Hitler
Traini mengatakan serangan itu adalah balas dendam atas pembunuhan Pamela Mastropietro, seorang gadis lokal berusia 18 tahun yang tubuhnya termutilasi, ditemukan beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: 3 Hal Soal Sosok Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Diantar Ayah Pergi ke Sekolah
Pelaku pembunuhan Pamela adalah Innocent Oseghale, seorang warga negara Nigeria berusia 29 tahun dan pencari suaka atau imigran.
Mengutip Info Migrants, tak ada korban jiwa dari aksi nekat yang dilakukan Luca Traini.
Dirinya kini dibebaskan dari penjara pada 3 Maret 2025 lalu dan ditempatkan di bawah perawatan layanan sosial.
Ketika dinyatakan bersalah, Luca Traini dijatuhi hukuman penjara 12 tahun setelah dinyatakan bersalah menembak dan melukai enam migran Afrika di kota Italia tengah Macerata, di wilayah Marche Italia.
Pria yang kini berusia 35 tahun itu mengatakan penembakan yang ia lakukan diperburuk oleh kebencian rasial.
Soal Senjata Terduga Pelaku
Penemuan senjata tersebut menimbulkan spekulasi bahwa terduga pelaku terinspirasi dari ideologi ekstrem yang pernah menggemparkan dunia.
Namun, hasil pemeriksaan awal menyebutkan bahwa senjata tersebut bukan senjata api sungguhan, melainkan replika atau senjata mainan.
Polisi membenarkan temuan benda menyerupai senjata laras panjang di lokasi ledakan Masjid SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025).
Senjata tersebut ditemukan tergeletak di dekat salah satu korban yang terkapar, memicu pertanyaan publik soal keterkaitannya dengan insiden tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan pihaknya masih mendalami jenis dan asal senjata tersebut.
“Kita belum bisa memastikan rakitan atau pabrikan, tapi benar ada benda seperti senjata,” ujarnya kepada wartawan.
Dari gambar yang beredar di media sosial, tampak dua benda mirip senjata laras panjang dan laras pendek berwarna hitam tergeletak di lantai.
Di dekatnya juga terlihat pelindung tubuh (body protector), yang menambah spekulasi publik soal kemungkinan keterlibatan pelaku bersenjata.
Namun, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Lodewijk F. Paulus menyatakan bahwa benda tersebut bukan senjata api sungguhan.
“Setelah kami cek, itu senjata mainan,” kata Lodewijk saat meninjau lokasi.
Sosok FN, Terduga Pelaku yang Disebut Jarang Sosialisasi
Sosok FN, terduga pelaku peledakan masjid SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Hal ini disampaikan Danny Rumondor, ketua RT di lingkungan tempat tinggal FN di sebuah kompleks di wilayah Cilincing, Jakarta Utara.
Danny mengatakan, FN sudah tinggal sekitar 7 tahun bersama ayahnya di salah satu rumah di kompleks tersebut.
Selama ini, FN dikenal sebagai sosok tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga.
"Sama warga sini juga benar-benar nggak ada sosialisasi. Tetangga sebelah rumah pun jarang lihat, sangat jarang, kecuali dia pergi sekolah ya, dibonceng bapaknya. Dia tidak ada pernah join di sini bermain sama-sama anak di sini, nggak pernah," kata Danny saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/11/2025).
Dani menuturkan, pelaku sempat bersekolah di kawasan Sukapura, Jakarta Utara, saat duduk di bangku SMP.
Saat itu, pelaku masih sering bergaul dan bermain bersama teman-temannya di sekitar komplek.
Namun, setelah pindah ke jenjang SMA dan mengikuti ayahnya tinggal di Kelapa Gading, perilakunya berubah menjadi lebih tertutup.
Bahkan dengan pemilik rumah pun, FN tidak pernah menyapa.
"Katanya sejak SMA dia lebih banyak di kamar, jarang keluar rumah, bahkan sama orang rumah juga jarang ngobrol," kata Danny.
"Kalau di rumah itu tidak menegur pemilik rumah, majikan dari bapaknya ini, nggak pernah. Saya dengar sendiri dari pemilik rumah ini katanya, 'kalau di rumah lewat ada saya, lewat-lewat aja gitu. Nggak ada permisi, nggak ada apa gitu'. Memang agak kurang manner-nya lah gitu," sambung Danny.
Diduga Korban Bullying
Terdapat kesaksian bahwa FN diduga menjadi korban bullying di sekolahnya.
Hal itu menurut kesaksian ZA, siswa kelas XI SMAN 72 kepada TribunJakarta, mengatakan terduga pelaku dikenal sebagai sosok yang kerap dibully.
Ia selalu terlihat sendiri, dengan gayanya yang khas memakai jas putih.
"Korban dibully di sekolah, dia selalu sendiri ke mana-mana."
"Terus dia sering pakai jas putih, ya gitu lah," kata ZA, mengutip TribunJakarta.com.
FN diduga merakit bom secara mandiri dan diledakkan untuk membalas dendam terhadap para pembullynya.
"Kaya pengin balas dendam ke korban-korbannya, kaya pengin ke pembully tapi malah ke semuanya," kata ZA.
ZA juga menjelaskan, ledakan bukan hanya sekali, tapi tiga kali di lokasi berbeda.
"Katanya dia tuh ngerakit bomnya sendiri, terus sudah di-timer-in di tiga daerah, yang pertama di musala, kedua di kantin, ketiga di tempat duduk-duduk anak-anaklah," kata ZA.
ZA sendiri merasakan langsung ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan itu.
Ada tiga kali ledakan di lokasi berbeda, berawal dari musala.
Pertama pas saya di musala itu sekali. Pas saya lari-lari mencar gitu ada yang kedua, ada yang ketiga," ujarnya.
ZA juga mengonfirmasi bahwa foto yang beredar dengan posisi tergeletak bersimbah darah dengan senjata di dekatnya, adalah terduga pelaku.
"Itu terduga pelaku," kata ZA.
"Itu dia di sebelah belakang kantin," lanjut kata ZA menjelaskan latar lokasi foto terduga pelaku.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul SOSOK Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Terkuak, Diduga Tak Kuat Kerap Dibully
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Reynas Abdila) (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.